Beasiswa. Sebuah kata yang meletupkan api semangat bagi sebagian kamu yang begitu mendambakannya. Siapa coba yang tidak ingin menimba ilmu dengan nol rupiah, terlebih di luar negeri? Sekilas, mungkin beasiswa tampak hanya bisa diraih oleh mereka yang memiliki IPK tinggi, bejibun pengalaman organisasi, atau bahasa inggris mumpuni. Bagi kamu yang masuk golongan ‘biasa-biasa saja’ atau kelas IPK menengah ke bawah, rada antisosial, dan berbahasa inggris sekelas tukang becak, mendapatkan beasiswa itu seringkali cuma sekadar mimpi siang bolong yang nggak bakal bisa dikejar.
Tapi karena kamu bukan panitia seleksi LPDP atau program beasiswa lain, siapa pun tidak seharusnya merendahkan kualifikasi diri. Ya memang secara umum, mereka bakal cari orang-orang yang berkualitas. Namua arti kata dan batasan kualitas itu kan sangat relatif. Jangan langsung menyerah dan mencoret kata beasiswa dari agenda masa depanmu. Ini nih 8 alasan kenapa mereka yang ‘biasa-biasa saja’ tetap harus pede mencari program beasiswa yang paling sesuai. Lebih dari untuk yang memiliki IPK atau TOEFL tinggi, beasiswa itu sebenarnya diperuntukkan bagi mereka yang memiliki niat untuk belajar. Jadi kalau kamu termasuk golongan dengan semangat lanjut studi yang membara, meski ‘biasa-biasa saja’ tetap harus daftar!
ADVERTISEMENTS
1. ‘Beasiswa itu bukan hanya untuk mereka yang pintar, tapi untuk mereka yang berjuang di atas rata-rata’
Penggalan kutipan dari penulis ternama yang juga tersohor sebagai penerima 8 beasiswa bergengsi, Ahmad Fuadi ini wajib diyakini bagi siapapun yang mendambakan beasiswa. Beasiswa itu perkara siapa yang mau berjuang paling keras demi meraih kesempatan. Secara umum kualifikasi yang dituntut memang berat, karena pasti pemberi beasiswa juga tidak ingin dananya terbuang sia-sia. Tapi ingat, kesempatan itu disebut demikian karena tidak ada yang tahu hasil akhirnya. Jadi ya dicoba saja, tidak ada ruginya!
Tidak ada yang bisa memprediksi siapa saja yang bakal mendaftar bukaan LPDP atau beasiswa pemerintah Korea tahun ini. Siapa tahu yang IPK dan TOEFL-nya tinggi-tinggi, ternyata malas mendaftar atau tidak mau nongkrong di kampus untuk mengemis surat rekomendasi ke dosen. Kalau begitu kan, kesempatan untukmu golongan ‘biasa-biasa saja’ tambah terbuka lebar. Sama sekali nggak mustahil! Asal berusaha esktra keras melengkapi persyaratan dengan sebaik-baiknya, beasiswa mana pun bisa jadi milikmu!
ADVERTISEMENTS
2. Asal ada niat, belajar itu bisa di mana saja. Jika jeli cari informasi sebenarnya banyak beasiswa yang belum terjamah, jadi pasti ada beasiswa khusus untukmu
Beasiswa itu bermacam-macam jenisnya. Dari beasiswa yang dananya turun dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, organisasi non-profit, universitasnya langsung, sampai yayasan perorangan. Namanya beasiswa juga nggak cuma untuk kuliah di luar negeri yang butuh sertifikat bahasa, banyak juga beasiswa dalam negeri yang patut kamu coba! Asal kamu selalu rajin mengejar informasi, yang namanya pilihan beasiswa itu hampir bisa dibilang, tak terbatas.
Kalau faktanya tiap pemerintah negara maju pasti ada beasiswa khusus, tiap universitas juga biasanya menawarkan program bantuan finansial, belum lagi orang-orang kaya macam Tanoto yang ingin berderma, kenapa coba nggak ada satu buat kamu?! Apalagi kalau kamu bisa menemukan beasiswa-beasiswa di negara entah berantah atau yang baru bukaan pertama. Meski kualifikasimu biasa saja, kalau cuma kamu yang tahu kesempatan beasiswa itu kan pasti ya nggak ada kompetisi. Semua beasiswa itu juga pastinya nggak bakalan punya list persyaratan yang sama persis. Pastikan saja kamu terdepan dalam informasi dan jeli mencari beasiswa yang paling sesuai dengan kualifikasimu.
ADVERTISEMENTS
3. Mungkin kamu terlalu sibuk berorganisasi sampai nilai keteteran. Banyak juga lho beasiswa yang mengedepankan kualitas sosial dibandingkan bilangan IPK
Bukan berarti IPK itu tidak penting. IPK tetap menjadi bahan pertimbangan, tapi bukan yang menentukan. Nyatanya banyak lembaga beasiswa yang lebih mengutamakan pengalaman kerja dan organisasi. Karena dua hal tersebut merupakan interpretasi dari kemampuan sosial seseorang, seperti kemampuan kepemimpinan. Banyak program beasiswa yang tagline-nya mencari pemimpin masa depan. Nah dalam program-program seperti itu kualitas kepemimpinan akan lebih diutamakan dibandingkan bilangan nilai pasti. Jadi meski IPK-mu kurang mumpuni, janganlah langsung ‘minder’ dan mundur teratur dalam perburuan beasiswa. Dicoba saja dulu!
ADVERTISEMENTS
4. Jika Bahasa Inggris adalah kendala terbesar dalam agendamu berburu beasiswa, kamu bisa belajar bahasa lain yang lebih cocok di lidahmu. Pun banyak beasiswa dalam negeri yang bisa buat kamu lebih berkualitas!
TOEFL dan IELTS kerap menjadi momok bagi sebagian pemburu beasiswa yang merasa kurang yakin dengan kemampuan bahasa Inggrisnya. Padahal, nggak semua beasiswa mensyaratkan kemampuan bahasa Inggris. Kalau kamu jeli menggali informasi, ada beberapa beasiswa yang tidak memasukkan TOEFL dalam persyaratan mereka. Sebut saja beasiswa KGSP (Korean Government Scholarship Program) yang sebagai gantinya kamu harus menyertakan skor TOPIK (Test of Proficiency in Korean) sebagai pengukur kemampuan bahasa Koreamu. Sebab bahasa pengantar dalam perkuliahan adalah bahasa Korea. Beasiswa lain yang tak mensyaratkan TOEFL diantaranya BGF (beasiswa pemerintah Perancis) atau beasiswa Rusia.
Dibandingkan sertifikasi Bahasa Inggris yang tiap tahunnya makin sulit, bahkan sekarang TOEFL sudah mulai tergantikan oleh IELTS yang notabene lebih sulit, syarat tes kompetisi bahasa lain seperti Korea atau Perancis terbilang lebih longgar. Siapa tahu lidahmu ternyata lebih cocok belajar bahasa asing lain. Apalagi penggila K-Pop yang sudah fasih kalau karaoke, lebih fokus belajar Bahasa Korea mungkin bisa jadi strategi jitu untuk dapat beasiswa. Toh kalaupun kamu cinta mati sama Bahasa Indonesia, selalu ada beasiswa-beasiswa dalam negeri yang bisa dikejar.
ADVERTISEMENTS
5. Kalaupun nilai dan kemampuan bahasa asingmu biasa saja, masih ada cara supaya pendaftaran beasiswamu luar biasa. Jualah dirimu dengan surat rekomendasi, motivation letter, dan personal statement yang paling mumpuni
Mendaftar beasiswa itu layaknya sales yang lagi jualan produk. Harus tahu kualitas produk apa yang ditonjolkan dan untuk customer yang mana. Kalau cocok, ya pasti terjual. Jika dalam konteks beasiswa maka yang harus dijual adalah kualitas diri yang kiranya akan sesuai dengan persyaratan yang diminta panitia seleksi. Nah kalau IPK atau TOEFL-mu biasa saja, kamu harus maksimalkan usaha ‘jual dirimu’ lewat persyaratan lain yang tak kalah pentingnya.
Carilah dosen atau atasan yang paling sayang sama kamu, supaya bisa menulis surat rekomendasi yang paling menyentuh. Yang tak kalah penting, ekspresikan juga dengan tulus niatmu untuk melanjutkan studi dalam motivation letter dan personal statement. Meski sering disepelekan, justru surat dan pernyataan pribadi yang menunjukkan sisi humanis dan kekayaan emosi seseorang ini bisa sangat menentukan keputusan panita seleksi.
ADVERTISEMENTS
6. LPDP, beasiswa paling bergengsi di Indonesia itu buka sampai empat kali dalam setahun dengan kuota yang terus ditambah. Jika tidak mencoba, kamu termasuk warga negara Indonesia yang sangat merugi
Biarpun beasiswa LPDP sekarang makin banyak peminatnya, namun kuotanya juga terus ditambah kok. Tahun 2016 ini, kuota peneriman beasiswa LPDP mencapai 5000 kursi. Terutama untuk tujuan-tujuan studi dalam negeri, kesempatan makin terbuka lebar karena komitmen pemerintah membuat 500 universitas kelas dunia di Indonesia. Disamping kuota yang terus bertambah, periode bukaan LPDP juga sangat fleksibel sampai empat kali setahun. Jadi kamu yang masih nyambi kerja atau repot urusan lain, punya waktu lebih untuk mempersiapkan semua persyaratannya.
Sebagai warga negara Indonesia yang baik, sudah kewajiban kita mendukung program pemerintah mencerdaskan bangsa. Makanya karena tiap-tiap dari kamu berhak untuk dicerdaskan, sudah seharusnya wajib mencoba program ini.
Menutup tulisan ini, Hipwee bingkiskan sebuah quotes dari penulis kenamaan Indonesia yang juga pernah berhasil meraih beasiswa ke Eropa – Andrea Hirata:
“Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu.”
Semoga kamu yang saat ini masih minder untuk mengusahakan beasiswa, menjadi semakin bersemangat untuk meraihnya. Semangat berjuang, wahai kamu para pemburu beasiswa!