Kalau boleh berkata jujur, masa-masa kuliah adalah salah satu masa paling berat dalam hidup. Merantau dan hidup jauh dari orang tua, belum lagi ditambah kuliah dengan tugas yang nggak ada habisnya. Ada saatnya cuma bisa menangis dan ingin pulang, tapi keadaan bilang, “tahan dulu sebentar.”
Belum lagi ketika berkenalan dengan dunia kerja. Jatuh bangun menyamakan langkah agar kuliah nggak keteteran sambil terus menyeret kaki agar bisa punya tambahan uang. Ya meskipun kiriman dari orang tua kadang masih jauh lebih besar.
Demi perjuangan bertahun-tahun menempa diri ini, momen wisuda agaknya cukup memberi suntikan semangat agar lebih mantap memasuki dunia kerja. Apalagi kamu sudah membayangkan bagaimana senyum bapak ibu ketika kalian foto dengan toga. Ah, pasti bahagia rasanya~
ADVERTISEMENTS
Bagi sebagian orang, wisuda memang hanya seremoni. Namun bagimu, ini adalah bukti bahwa kamu ternyata juga bisa menyelesaikan studi
Masih ingat di ingatan bagaimana tahun lalu kamu mengerjakan skripsi. Malam-malam minim tidur sampai hampir menyerah karena dapat pembimbing yang perfeksionis sekali, semua ini sudah kamu lalui. Bapak ibu juga sudah berkali-kali menanyakan, “Kapan selesai skripsinya? Anak tetangga sebelah sudah dua bulan lalu wisuda~”
Hal ini jadi membuatmu semakin termotivasi, untuk menyelesaikan apa yang sudah kamu mulai. Sekaligus jadi momen pembuktian bahwa kamu ternyata juga bisa menyelesaikan studi.
ADVERTISEMENTS
Namun kenyataan berkata lain. Apa yang sudah kamu rencanakan ternyata (terpaksa) belum bisa direalisasikan
Enam bulan sudah semua ini terjadi. Hidupmu juga diam-diam beradaptasi. Kini nggak ada lagi salaman ketika bertemu orang. Nggak ada tos atau peluk hangat ketika menyambut kedatangan. Dan nggak ada lagi seremoni kelulusan seperti tahun-tahun biasanya. Padahal kamu sudah menyusun rencana untuk bisa berada di atas podium sambil menerima bukti lulusmu dan berfoto bersama bapak ibu.
Jangankan wisuda, dari Lebaran kemarin saja kamu nggak bisa pulang ke kampung halaman. Pahit sih, seakan empat tahunmu menempa diri hanya diakhiri dengan pertemuan virtual. Sedih juga dibayangkan, orang tuamu nggak bisa menyaksikanmu “lulus” dari bangku perkuliahan.
ADVERTISEMENTS
Dear kamu yang harus wisuda tanpa tatap muka, ketahuilah bahwa apa yang sudah kamu lakukan selama ini tak pernah sia-sia
Yah, sia-sia dong kuliah 4 tahun tapi nggak wisuda!
Gini doang nih? Cuma wisuda online nih?
Nggak akan pernah ada kata “cuma” sampai “sia-sia” dari empat tahunmu di kampus sana. Segala peluh dan letihmu, percayalah, akan berguna dan menjadi modal untukmu menghadapi dunia yang sebenarnya. Apalagi perjuangan yang sudah kamu lakukan dan ilmu yang sudah kamu dapatkan. Nggak akan pernah sia-sia.
Seperti air laut yang menguap, menggumpal jadi awan lalu turun rintik hujan. Kamu hanya butuh waktu dan kesempatan untuk membuktikan bahwa tidak pernah ada kesia-siaan.
ADVERTISEMENTS
Sekarang tak apa wisuda tanpa tatap muka, agar nanti kamu dan kita semua bisa berkumpul seperti sedia kala
Bukan bermaksud mengkerdilkan makna wisuda, tapi demi bisa kembali berkumpul dengan orang-orang tersayang, menunda keinginan ini rasanya jadi pilihan yang bijak dilakukan. Sedih? Pasti! Kecewa? Ini apalagi! Namun dirimu di masa depan pasti akan tersenyum bangga dan berterima kasih.
Terima kasih sudah menamatkan studi. Terima kasih sudah bertahan dan melewati semua ini. Dan terima kasih sudah menjadi manusia yang tidak hanya memikirkan diri sendiri 🙂