Untuk segala luka yang pernah kutimbulkan, aku meminta maaf dengan segenap rasa.
Maafkan aku karena kita berjanji untuk saling mencintai ‘selamanya’ ketika kita tidak memiliki konsep apakah arti dari ‘selamanya’ yang sebenarnya. Bagaimana bisa kita saling menyalahkan jika kita tidak pernah tahu apa yang sebenarnya yang sedang kita permasalahkan? Aku mengerti saat kita berdua menikah, kita masih sangat muda, tergesa-gesa, dan kita masih berkembang ketika kita saling mengucap janji. Kita tidak pernah membayangkan bahwa suatu hari nanti kita akan hidup di jalan yang berbeda. Seperti saat ini.
But thank you, anyway.
Terima kasih untuk memberiku sebuah cincin dan ‘meminjamiku’ nama belakang indahmu. Terima kasih karena mengajariku tentang arti sebuah kesabaran dan pengorbanan. Terima kasih untuk semua tatapan indah dan tawa merdumu. Kedua hal itu adalah hadiah terindah yang pernah kuterima dari seseorang. Aku sangat bersyukur bahwa kita pernah berbagi lara dan tawa. Dan satu hal yang paling aku syukuri, jika bukan dengan hidup bersamamu maka kita tak akan pernah memiliki seorang malaikat kecil yang memiliki senyum menawan sepertimu ini.
Sekarang sudah hampir satu tahun setelah ketukan palu itu meresmikan perpisahan kita. Tak akan ada lagi wajah menawan yang akan menyambut pagiku, tak akan ada lagi senyuman yang menentramkanku, dan tak akan ada lagi sosok yang selalu berkata padaku bahwa badai pasti akan berlalu.
ADVERTISEMENTS
Berpisah di usia muda memang menyesakkan. Namun siapakah aku jika dibandingkan dengan indahnya rencana Tuhan?
Berjuang sendiri mengurus buah hati bukanlah perkara mudah. Seringkali aku memaki dalam hati mengapa ini terjadi. Namun lagi-lagi aku kembali melihat ke masa saat kita berjumpa dan merajut asa bersama, rasanya tak tega hati ini untuk terus merutuki nasib. Karenamu, aku belajar untuk melepaskan beban. Karenamu, aku mampu untuk berdiri tegar. Perpisahan kita memang menyesakkan, namun aku akan selalu yakin bahwa Tuhan telah menyiapkan sesuatu yang lebih bermakna untuk kita berdua.
ADVERTISEMENTS
Kadang hidup perlu diuji hingga batas maksimal. Hanya untuk sadar bahwa diri ini mampu mengalahkan kelemahan
“What doesn’t kill you makes you stronger.”
Aku selalu percaya bahwa hidup tidak akan mampu untuk menjatuhkanmu jika kau terus melaju meskipun harus memaksa dirimu untuk berada pada batas maksimal. Karena di batas itulah aku mampu menilai bahwa aku telah cukup mampu untuk bangkit dan memiliki hidup baru yang lebih baik.
Kadang aku merasa bahwa hidup memang tidak adil. Ketika kulihat teman-teman kita bahagia dengan kehidupannya sedangkan aku disini merajut lara, aku merasa bahwa kedatanganmu di hidupku tak membawa apapun kecuali air mata. Namun setelah kelahiran malaikat kecil ini ke dunia, segala beban yang ada rasanya sirna sudah. Menatap wajah mungilnya tatkala tertidur lelap sudah mampu untuk melenyapkan duka yang kurasa.
ADVERTISEMENTS
Bohong jika kubilang hidupku tidak sulit. Tapi kehadiran keluarga dan kawan-kawan sedikit bisa meredakan sakit
Tidak akan ada yang menyangkal bahwa menjadi seorang orang tua tunggal di usia semuda ini membutuhkan nyali yang berani. Aku harus tetap memperhatikan malaikat kecil kita meskipun separuh waktuku harus kugadaikan demi mendapatkan pundi-pundi rupiah agar kebutuhannya tetap terjaga. Aku hanya tidak mau malaikat kecil kita merasakan berbagai dampak buruk karena kedua orang tuanya tak lagi bersama. Aku ingin agar ia tetap merasakan kasih sayang yang sama meskipun kita tak lagi berdua.
Kehadiran keluarga dan teman-teman di sekitarku sangat membantu pertumbuhan malaikat kecil kita. Terutama ayah dan ibu, mereka berdua begitu mencintai malaikat kecil kita hingga kadang aku bertanya-tanya, bagaimana bisa mereka berdua begitu mesra hingga usia senja sedangkan kita tak mampu bersama.
ADVERTISEMENTS
Kita berdua kini memang sudah tak bersama. Namun kehadiran malaikat kecil ini akan terus membuat kita jadi keluarga. Selamat menempuh jalanmu — sampai kelak kita bertemu lagi
Karena kau adalah bagian dari diriku yang tak akan pernah terkubur waktu. Aku berjanji akan selalu mencintaimu sebagai seorang keluarga, kakak, dan teman yang pernah hidup bersama. Tak mungkin aku meninggalkanmu sementara bagian dari dirimu selalu bersamaku. Tatapan malaikat kecil itu begitu mirip denganmu, bagaimana bisa aku begitu saja menolak keberadaanmu?
Menikah dan mengakhirinya di usia yang muda memang tidak pernah mudah. Namun apakah aku menyesalinya?
Tidak.
Aku tidak pernah menyesali pernikahan kita, karena jatuh cinta denganmu adalah sebuah peristiwa yang indah dan tak tergantikan. Jatuh cinta denganmu membuatku mengerti bagaimana hidup yang sebenarnya dan membuatku mampu untuk mempersiapkan diriku untuk seseorang yang baru.
Meskipun kadang bagian dari diriku merasa bahwa aku menghabiskan waktuku pada hubungan yang sia-sia, namun aku selalu kembali pada fakta bahwa sekarang aku bahagia walau kita tak lagi bersama. Bagaimana mungkin aku menyesali setiap langkah yang akhirnya membawaku ke sini?
Bagaimana hidupmu saat ini, buatlah menjadi lebih baik.
Aku ingin kau mengerti bahwa aku tak pernah menyalahkanmu. Kita telah melakukan segala cara agar tetap bersama, agar malaikat kecil kita tak terluka hatinya. Maafkan aku untuk segala luka dan lara yang pernah kubuat. Percayalah bahwa semua ini tak mudah. Aku sungguh berharap bahwa perjalanan kita tak akan seperti ini akhirnya, namun suatu hari kau akan menyadari bahwa perpisahan ini memang harus terjadi dan suatu hari kau akan mengerti bahwa hal ini adalah yang terbaik.
Apapun yang akan terjadi, kita berdua pantas untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik.
Dan, satu-satunya hal yang mampu kulakukan adalah mendoakanmu. Berdoa agar kau memiliki masa depan yang cerah dan penuh cinta. Berdoa agar segera kau temukan seseorang yang mampu memberimu sejuta tawa dan canda. Meskipun kini kita memandang langit yang berbeda, aku akan selalu berdoa untuk kebahagiaanmu.
Dari,
Yang pernah menjadi milikmu.