Bagaimana bila sampai 10 tahun mendatang kamu masih begini-begini saja? Apakah kamu bisa memenuhi harapan keluarga yang bertumpu padamu? Apa yang kira-kira terjadi 10 tahun lagi?
Momen-momen quarter life crisis bisa dialami oleh siapa saja ketika menjelang usia 25. Banyak kekhawatiran yang datang, mulai dari tentang karir yang tak kunjung berkembang, keyakinan pada pasangan hidup, sampai kegalauan tentang tujuan hidup yang kadang hilang timbul tak jelas. Di usia ini, kamu akan mulai mengkhawatirkan masa depanmu 5 sampai 10 tahun mendatang.
Ketakutan pada masa depan adalah ketakutan pada sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena kemisteriusannya dan serba ketidak-tertebakannya, masa depan menjadi sesuatu yang mengancam dan mengerikan dan tidak bisa diantisipasi. Tapi ingat, bukan kamu saja yang mengalaminya. Kekhawatiran itu hal yang biasa, tapi sesegera mungkin kamu harus mengatasinya.
ADVERTISEMENTS
1. Karena misterinya, masa depan memang terlihat abstrak. Tapi mengkhawatirkannya berlebihan tak membuatmu lebih bisa memprediksinya
Masa depan tidak pernah bisa diprediksi. Kamu bisa saja melakukan segala tindakan preventif seperti mulai menabung, menjaga kesehatan, dan melakukan hal-hal positif yang ‘seolah’ bisa membantumu menghadapi masa depan. Tapi apa yang benar-benar terjadi di masa depan, kamu tidak pernah tahu. Jangankan 10 tahun mendatang, lima menit ke depan, kamu tidak pernah bisa memprediksi apa yang terjadi. Terus-terusan mengkhawatirkan masa depan secara berlebihan tak akan membuatmu lebih bisa mempredisiksinya. Apapun yang kamu lakukan, masa depan masih sama misteriusnya.
ADVERTISEMENTS
2. Terlalu khawatir membuatmu gampang terdistraksi. Padahal, untuk mempersiapkan masa depan kamu harus fokus
Kekhawatiran yang berlebihan itu justru akan mendistraksi pikiranmu dari apa yang seharusnya kamu pikirkan saat ini. Kamu terus-terusan memikirkan ‘apa yang akan terjadi’. Saat bekerja, konsentrasimu akan berkurang karena kamu sibuk memikirkan akan jadi apa kamu 5 tahun mendatang. Saat kamu harus tidur dan istirahat, kecemasan-kecemasan itu juga akan mengganggumu dan mengurangi kualitas istirahatmu. Dari sana, kesehatanmu dalam bahaya dan produktivitasmu juga terganggu serta berkurang.
ADVERTISEMENTS
3. Masa depan dipengaruhi oleh keputusan yang kamu ambil sekarang. Terlalu cemas memikirkannya justru membuatmu sulit memutuskan
Selain membuatmu tidak fokus, khawatir berlebihan tentang masa depan juga bisa membuatmu sulit mengambil keputusan. Kamu membuat banyak pertimbangan, tidak hanya untuk saat ini saja, tapi juga memikirkan apa efeknya untuk hidupmu 10 tahun mendatang. Padahal tidak selamanya kamu dihadapkan pada situasi yang kalem-kalem saja. Ada masanya kamu dituntut untuk membuat keputusan dalam waktu 7 menit. Karena kekhawatiranmu yang terus-terus memikirkan apa yang akan terjadi, kamu jadi sulit mengambil keputusan. Padahal bisa saja, masa depanmu bergantung dari keputusan itu. Well, kita tidak pernah tahu, bukan?
ADVERTISEMENTS
4. Terlalu mengkhawatirkan masa depan bisa membuatmu membuang masa kinimu yang berharga. Padahal, proses ini semestinya dinikmati
Acuan yang kamu pakai dalam hidupmu adalah apa yang akan terjadi, bukan apa yang sedang terjadi. Terus saja kamu memikirkan kehidupan di masa depan, dan kamu akan lupa bahwa kamu masih hidup di masa kini. Padahal di masa kinimu saat ini, kamu bisa saja melakukan hal-hal hebat yang berpengaruh untuk masa depanmu kelak. Tapi karena kamu terlalu sibuk memikirkan apa yang masih jauh di depan sana, kamu lupa bahwa di depanmu ada proses yang bisa kamu nikmati.
ADVERTISEMENTS
5. Berhenti memikirkan apa-apa yang belum terjadi. Apa yang sudah terjadi saat ini juga membutuhkan solusi
Hari ini, adalah momen yang harus lebih kamu pikirkan. Masalah-masalah yang terjadi saat ini, mulai dari kenaikan BBM, pekerjaan yang tak selesai-selesai, kisah cinta yang tak kunjung punya titik terang, adalah hal-hal yang harus kamu pikirkan solusinya. Mengabaikan hal-hal ini, dan lebih memberi perhatian pada apa yang belum terjadi, tidak akan membuatmu bisa membangun masa depan yang lebih baik ‘kan? Justru masalah-masalah yang tak terselesaikan ini bisa menjadi beban dan semakin membuat rumit masa depan yang kamu khawatirkan.
ADVERTISEMENTS
6. Kecemasanmu pada masa depan membuatmu gagal melihat sisi positif dari setiap kesalahan. Seringnya, kamu lama berkubang dalam penyesalan
Ketika kamu melakukan kesalahan, kamu akan didera rasa panik dan menyalahkan diri sendiri. Lalu kamu merasa hidupmu sia-sia, hanya karena satu kesalahan yang kamu lakukan dan kegagalan yang diakibatkannya. Dari situ, kamu merasa masa depanmu semakin suram. Padahal di setiap kegagalan, ada pintu baru yang terbuka. Di akhir sebuah kisah, ada awal kisah baru yang sudah menanti. Di sebuah kesalahan yang kamu buat, ada sesuatu yang bisa dipelajari. Tapi kecemasanmu menutupi itu semua.
7. Otak manusia memang sering membuat gambaran yang menjebak. Padahal hal terburuk biasanya tak seburuk yang kamu pikirkan
Pikiran negatif bukan hal yang baru dalam hidup manusia. Mulai dari berprasangka buruk terhadap orang, hingga memikirkan hal-hal negatif yang belum terjadi, yang sebenarnya kamu buat sendiri. Itu semua karena kamu tidak tahu apa yang sebenarnya orang pikirkan, dan apa yang sebenarnya akan terjadi. Ini adalah permainan otak kita yang seringkali menjebak. Kamu bisa merasa hidupmu berakhir hanya karena sesuatu yang hanya ada di pikiranmu saja. Hal terburuk yang terjadi biasanya tak akan lebih buruk dari yang kamu pikirkan.
8. Terus-terusan khawatir memikirkan masa depan akan membuatmu tak berani mengambil kesempatan. Padahal kesuksesan bisa berawal dari sana
Ketidakmampuan melihat hal positif dari kegagalan, dan ketakutan untuk mengambil risiko yang bisa merusak masa depan yang tidak pernah kamu ketahui akan membuatmu membuang-buang kesempatan. Kamu takut mencoba, kamu takut gagal, kamu takut pada segala sesuatu yang tidak kamu tahu pasti bagaimana hasilnya. Tetapi bila kamu tidak berani mencoba dan mengambil risiko, dari mana kesuksesan itu akan datang? Kesuksesan perlu proses, yang terkadang membawamu jatuh bangun berkali-kali.
Khawatir tentang masa depan itu wajar, semua orang merasakannya. Tapi berlebihan, tak juga membawamu ke mana-mana. Daripada kamu mengkhawatirkan yang belum ada secara berlebihan, lebih baik kamu maksimalkan usahamu di masa sekarang. Kita tidak pernah bisa memprediksi masa depan, dan kita juga tidak pernah bisa mengontrol masa depan. Tapi ingatlah, bahwa hidupmu di dunia ini terbatas. Jadi, nikmati saja segala prosesnya! 🙂