“Kalau gede nanti, aku mau jadi mapan, punya banyak uang!”
“Iiiih… Duit aja yang dipikirin!”
Kamu yang selalu memimpikan kondisi finansial yang mapan mungkin terbiasa dengan ledekan atau respons seperti ini. Keinginanmu untuk memiliki lebih banyak uang membuat keluarga atau teman dekat menaikkan alis. Mungkin mereka juga menyebutmu materialistis.
Padahal, justru cita-cita untuk hidup berkecukupan yang mampu melecut dirimu untuk selalu mengembangkan karakter. Agar tak menyerah saat tantangan datang, agar jeli melihat peluang.
Cita-citamu ini sebenarnya normal-normal saja. Ia bukanlah suatu dosa, justru api semangat yang bisa menjadikanmu sebaik-baiknya manusia.
ADVERTISEMENTS
Meski sangat menghargai uang, belum tentu kamu materialistis. Kamu hanya realistis.
Hidup itu penuh cobaan dan tantangan. Ada harga yang harus dibayar untuk bertahan. Kebutuhan akan makan, tempat tinggal, sandang, dan pendidikan adalah kebutuhan pokok umat manusia, belum lagi berbagai kebutuhan sekunder yang tak mungkin bisa disebut satu-persatu.
Dan untuk mencukupi segala kebutuhan itu, kamu tahu, kamu memerlukan uang. Inilah yang justru melecutmu untuk selalu bekerja keras dan berhemat. Pemahaman bahwa uang itu penting menjadikanmu mampu meraih kebebasan finansial lebih cepat.
ADVERTISEMENTS
Menghargai uang juga tak membuatmu jadi orang jahat. Kamu tak serta-merta akan menghalalkan segala cara untuk menjadi kaya
Selama ini kita selalu diberi pemahaman yang salah tentang uang. Mulai dari guru sampai orangtua selalu mengatakan dan menganggap bahwa cinta uang adalah salah. Bahkan seringkali mereka menganggap bahwa uang adalah sumber kejahatan. Karena uang, manusia rela mencuri, merampok, bahkan membunuh.
Padahal jika ditelisik lebih dalam, justru penyebab kejahatan adalah perasaan selalu kekurangan, bukan serta-merta uang. Karena selalu merasa kurang, segala hal haram dilakukan. Termasuk hal haram yang merugikan kemaslahatan banyak orang.
Ini tentu berlainan dengan semangat meraih kemapanan yang kamu punya. Perhatian pada uang justru membuatmu lebih keras bekerja, bukan menghalalkan segala cara. Tak pernah terpikirkan olehmu untuk mencuri atau menghilangkan nyawa orang lain demi menjadi kaya. Yang fokus kamu lakukan adalah memanfaatkan segala peluang kerja agar hidupmu nyaman nantinya.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Mungkin yang kamu inginkan bukanlah punya uang berjuta-juta. Hanya harta yang cukup untuk bisa membantu sesama
Mungkin yang kamu inginkan bukanlah menjadi orang terkaya di dunia. Cukuplah bagimu memiliki gaji dan pendapatan tiap bulan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, dan kalau mungkin, memiliki sisa untuk ditabung lagi. Lebih bagus jika kamu memiliki sisa uang untuk membantu sesama.
Dengan punya lebih banyak harta, otomatis ada lebih banyak yang bisa kamu berikan pada orang lain yang sedang kesusahan. Misal, ada tetangga yang sakit namun mereka tak memiliki biaya untuk berobat, bukankah dengan adanya uang kamu bisa dengan mudah membantu mereka ketika kamu tak kekurangan harta?
ADVERTISEMENTS
Memang harta tidak dibawa mati. Namun jika wafat nanti, kamu ingin punya sesuatu untuk diwarisi
Jangan sampai karena kesalahanmu semasa hidup membuat diri dan keluargamu menderita ketika kamu tinggalkan. Alih-alih meninggalkan dan mewariskan harta, kamu malah meninggalkan hutang dan belas kasihan orang.
Harta memang tak dapat dibawa mati. Namun harta yang digunakan untuk kebaikan tak akan terputus, dan semoga bisa memberatkan amal kebaikan kita di hari perhitungan nanti. Oleh karenanya, cita-cita untuk menjadi orang kaya bukanlah hal yang hina. Justru karenanya bisa membuat kita mulia di hadapan-Nya.
ADVERTISEMENTS
Ada hal-hal yang memang tak dapat dibeli dengan uang. Namun jika sudah mapan, kita bisa memberikan yang terbaik untuk orang-orang tercinta
Anggapan bahwa tak semua hal dapat dibeli dengan uang memang benar adanya. Contohnya adalah cinta dan kebahagiaan. Banyak orang yang memiliki banyak uang, namun tak bahagia dalam hidupnya. Jangan sampai kamu menjadi orang kaya seperti ini. Namun menjadi miskin juga tak jauh berbeda dengan menjadi orang kaya yang tak bahagia.
Bayangkan, tegakah jika anak kita merengek minta dibelikan sepatu baru karena sepatu yang lama sudah tak layak pakai, sementara kita tak mampu membelikannya? Bukankah hatimu akan mencelos karenanya? Tak mampu membahagiakan orang-orang tercinta kita. Oleh karenanya menjadi orang kaya dan memiliki banyak harta bukanlah sebuah dosa. Justru karenanya kita dapat membahagiakan orang-orang terdekat kita.
Dengan apa yang kita punya, kita bisa menjadikan dunia sebagai tempat yang lebih baik dan menciptakan lebih banyak tawa
Kamu bisa menjadikan dunia sebagai tempat yang lebih baik dan nyaman untuk ditinggali jika memiliki banyak harta. Tempat ibadah di kampungmu sudah reyot dan terlihat seperti akan roboh? Sementara sumbangan di kotak amal tiap minggu tak cukup untuk memenuhi biaya renovasi, bukankah lebih baik menjadi orang kaya harta agar bisa menyumbang agar tempat ibadah di kampung bisa diperbaiki?
Atau mungkin ada sekolahan yang kondisisinya sudah mengenaskan sehingga membahayakan para siswanya, sementara pemerintah seakan buta dengan kondisi tersebut. Bukankah lebih baik jika kamu ikut ambil bagian demi terwujudnya pendidikan yang lebih baik, menjadikan bangsa ini lebih cerdas dan terdidik?
Cita-cita untuk mengikuti panggilan Illahi, dan memberangkatkan orang tercinta ke tanah suci juga semakin mudah diwujudkan ketika kamu sudah mapan
Bermimpi untuk pergi ke tanah suci, atau memberangkatkan orangtua tercinta pergi kesana mungkin adalah mimpimu. Hal tersebut mungkin adalah salah satu hal yang bisa dilakukan untuk membahagiakan orangtuamu sebelum mereka meninggalkan dunia ini. Bukankah suatu kebahagiaan dan kepuasan batin jika mampu memberangkatkan mereka ke tanah suci dengan keringat sendiri?
Jadi jangan khawatir cita-citamu menjadi kaya akan mengubahmu menjadi orang yang jahat pada sesama. Buktikanlah sebaliknya. Memiliki banyak uang bukanlah dosa — justru bisa menjadikanmu manusia yang hidupnya begitu berguna! 🙂