Bertemu dengan berbagai macam orang, lengkap dengan kepribadiannya masing-masing menjadi salah satu bagian dalam proses menuju masa depan yang gemilang. Mereka pun kemudian memberikan ragam cerita yang menghiasi perjalanan untuk mencapai keinginan dan berbagai harapan. Tak jarang cerita yang diberikan meninggalkan bekas yang dalam pada perasaan.
Sayang, seringkali bekas yang begitu lekat dirasakan merupakan sesuatu yang tak bagus untuk dirasakan. Salah satunya adalah soal bagaimana diremehkan oleh mereka yang dekat dalam keseharian, termasuk kamu. Dan, mungkin kamu tak pernah menyadari jika apa yang terlontar dari mulutmu begitu menyakiti hati. Ya, berbagai kalimat itu!
Namun, kali ini harus diakui jika sejatinya kalimat-kalimat ini yang kemudian membuatku sadar kalau masih ada banyak hari dan mimpi yang perlu kukejar lebih baik lagi.
ADVERTISEMENTS
1. ‘Masa cuma begini kamu nggak bisa’
Aku menyadari betul jika kalimat ini menjadi salah satu dari berbagai kalimat yang sering menohok perasaanku. Mungkin kamu menganggap jika aku adalah mahluk lemah yang bahkan tak bisa melakukan hal nan sederhana. Tapi, tahukah kamu jika kemudian kalimat itu membuatku jadi pribadi yang selalu berusaha lebih keras lagi untuk mendapatkan sesuatu. Aku seperti bisa menjamin, akan ada waktu di mana kalimat itu kembali padamu dari mulutku.
ADVERTISEMENTS
2. ‘Paling kalau dijelasin juga kamu nggak akan paham’
Hanya karena sesekali ada perbincangan di antara kita yang tak sepaham, kemudian kamu langsung menilai jika akan ada banyak hal yang tidak bisa aku mengerti, sekalipun sudah kamu jelaskan. Tapi, apa iya selalu seperti itu? Lantas, apa semua salah ada padaku? Pernahkan kamu berpikir jika bisa jadi kamu yang salah dalam menyampaikan. Namun, sudahlah. Aku tak akan mengungkitknya, karena dengan kalimat itu aku justru menjadi orang yang lebih baik untuk mencerna semuanya. Bahkan, tidak lama lagi aku akan menjadi seorang teman bicara yang begitu dirindukan.
ADVERTISEMENTS
3. ‘Jadi, cuma segini doang?’
Entah seberapa banyak yang bisa kamu lakukan dengan sempurna. Sampai-sampai kamu bisa meremehkan apa yang tengah kuusahakan dengan mengatakan kalimat tersebut. Meski terdengar begitu ringan, tapi tidaklah itu menjadi sesuatu yang ringan untuk dirasakan. Pernah satu kali ada masa di mana aku merasa semua sia-sia karena perkataan itu, tapi itu di waktu yang lalu. Tidak dengan saat ini di mana aku bisa jauh lebih sempurna untuk melakukan dan menyelesaikan semuanya, bahkan jauh di atasmu.
ADVERTISEMENTS
4. ‘Kamu itu nggak tahu apa-apa’
Kalau kamu pernah mengatakan aku adalah seorang yang tak mengetahui apa-apa, maka kamu tak akan lagi menemukannya hari ini. Sebab, dengan perkataanmu tersebut aku sadar jika ada banyak hal yang perlu dipelajari lebih lagi dari hari ini. Jelas rasanya jika saat ini aku adalah orang yang tahu banyak hal. Aku juga menjadi sosok yang begitu peka untuk mengetahui kondisi lingkungan di sekitar. Lebih lagi, aku juga tahu jika kamu tak akan lagi mengucapkan itu padaku.
ADVERTISEMENTS
5. ‘Contoh dia dong. Sudah baik, pintar lagi!’
Boleh saja saat itu kamu meremehkanku dengan cara membandingkan aku dengan dia. Tapi, kali ini aku harus meminta maaf karena kamu tak akan lagi bisa melakukannya. Rasanya kamu perlu mencari orang lain sebagai penggantiku untuk bisa kamu bandingkan dengan lain orang lagi. Semenjak hari itu, hari di mana kamu meninggikan dia, aku mengajak diriku untuk bisa menjadi sosok yang lebih lagi. Menjadi sosok yang semoga bisa membuatmu sadar jika diremehkan justru membuatku jadi pribadi yang jauh lebih positif.
ADVERTISEMENTS
6. ‘Gitu saja nggak tahu, googling dulu sana’
Aku bersyukur jika hari itu kamu pernah menyuruhku untuk mencari tahu lebih banyak lagi. Sebab dengan perintah yang cenderung membuatku merasa kecil saat itu, sekarang aku mengetahui berbagai hal yang ada. Aku jadi seorang dengan kegemaran yang baru, yakni mengkritisi beragam hal. Aku pun seperti tak punya rasa untuk lelah akan hal itu. Bahkan, kalau kamu mau boleh dicoba untuk kita berbincang lagi, siapa tahu justru kamu yang hendak bertanya.
7. ‘Kalau aku sih nggak ada waktu lagi buat urusin yang kayak gitu, move on kali’
Maksud hati ingin berbagi cerita, seperti yang biasa kamu lakukan denganku. Tapi, nyatanya apa yang kudapatkan darimu tak seperti apa yang biasa kuberikan untuk kamu. Kamu bisa saja meremehkan aku yang saat itu belum bisa move on, katamu. Semua karena kamu tidak mengerti apa yang sudah kulewati. Namun, kini tak masalah lagi, sebab karena semua itu aku kini sudah bisa menanggalkan semua kenangan itu. Silakan diadu dengan dengan apa yang kamu mau, aku yakin jika tak ada lagi yang tersisa.
Jika semua kalimat itu pernah menjadi luka, maka hari ini tak ada lagi sakit yang tersisa. Aku sudah menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari berbagai ucapan yang kamu lontarkan. Bahkan, aku tak ragu untuk mengatakan jika ada masa di mana kamu rindu untuk mencari celah meremehkanku. Untuk itu aku perlu meminta maaf karena tak akan kamu dapatkan hal itu lagi. Terima kasih karena dulu kamu pernah membuatku jatuh karena berbagai ucapan dari mulutmu.