5 Hal Ini Cuma Dirasakan oleh Kamu yang Memiliki Orangtua Protektif, Sekalipun Kamu Sudah Masuk Usia Dewasa

Kamu kadang merasa tak nyaman dengan perhatian orangtua yang seolah memperlakukan kamu layaknya masih anak-anak. Seperti saat kamu sedang pergi bersama teman-temanmu, hampir tiap jam orangtuamu bertanya kabar. Atau ada juga orangtua yang masih memberlakukan jam malam, kamu diminta untuk pulang ke rumah lebih cepat. Buatmu yang merasa sudah cukup dewasa menganggap semua itu terlalu berlebihan. Bisa dibilang terlalu protektif.

Tapi alih-alih kamu merasa terganggu bahkan malu dengan sikap orangtuamu ini. Sekalipun kamu merasa sudah bisa diberi tanggung jawab secara utuh. Harusnya kamu berpikir lebih terbuka dan tak perlu berprasangka lebih jauh. Mungkin di balik keprotektifan mereka, ada hal-hal yang belum kamu pahami.

ADVERTISEMENTS

1. Kamu itu harapan mereka, wajar jika orangtua punya naluri menjaga dan tak ingin melepaskanmu begitu saja

sudah nalurinya buat menjaga kok

sudah nalurinya buat menjaga kok via www.bethhamiltonphoto.com

Namanya juga orangtua, mereka selalu berharap kelak kamu akan jadi seseorang yang bisa dibanggakan. Bisa jadi kamu diharapkan untuk melanjutkan cita-cita mereka yang belum tuntas. Tak heran kalau akhirnya mereka tak hanya berusaha memberi yang terbaik, tapi juga menjagamu sebisa mungkin. Mereka ingin tak ada satu pun yang berkurang dari dirimu entah jasmani atau rohani, sampai nanti kamu mendapatkan kesuksesan untuk dirimu sendiri.

Sekalipun mereka tahu, kamu sudah cukup dewasa diberi tanggung jawab sepenuhnya. Tapi tetap saja naluri mereka sebagai orangtua merasa berat untuk melepasmu begitu saja. Terlebih jika kamu seorang perempuan, ayah jadi orang paling keras menjagamu sampai kelak ada laki-laki yang dia percaya. Begitu pula ibu yang nalurinya bisa lebih tebal dari ayah, mengingat beliau orang yang melahirkan dan mengurusmu hingga sebesar ini.

Mereka hanya ingin yang terbaik untuk semua di hidupmu, termasuk kesejahteraan atau keamananmu.

ADVERTISEMENTS

2. Bukan tak percaya. Mau sebesar apapun kamu sekarang, di mata orangtua kamu tetaplah anak kecil yang perlu dibimbingnya

dimata mereka kamu masih anak-anak

dimata mereka kamu masih anak-anak via combiboilersleeds.com

Tak ada orangtua yang ingin melihat anaknya berada dalam kesulitan, apalagi sampai benar-benar terpuruk. Mereka akan selalu bersedia menukar apapun untuk bisa melihat kamu bangkit. Dari keinginan itulah, mereka merasa perlu menopang serta membimbingmu sampai dirasa kamu mampu mengambil langkah sendiri.

Ditambah dengan segala pengalaman yang mereka punya. Harusnya kamu tak perlu kesal saat mereka ikut campur tangan dalam semua urusanmu, entah pemilihan universitas dan fakultas, sampai penentuan karir untuk masa depanmu.

Sebenarnya mereka percaya dengan keputusan yang kamu ambil. Hanya saja mereka pun ingin kamu menghargai pandangannya. Sama seperti kamu yang merasa ingin dihargai sebagai anak yang sudah beranjak dewasa. Tapi mau sedewasa atau setua apa kamu, bukannya kamu tetap saja seorang ‘anak’ bagi mereka?

ADVERTISEMENTS

3. Tak perlu risih dengan telepon atau sms tiap jamnya. Toh yang diinginkan mereka hanya kabarmu di sana

cuma mau tahu kabarmu

cuma mau tahu kabarmu via upisi.weebly.com

Mbak, lagi di mana? Acaranya selesai jam berapa?

Sudah makan siang belum, dek? Kesehatanmu lebih penting dari kerjaan lho ya!

Bawa motornya hati-hati ya, Mas. Ibu ngeri kalau lihat orang ngebut-ngebut di jalan.

Kamu pikir cuma pasanganmu saja yang perlu kabar darimu? Di sini kadang kamu lupa, jika kabarmu sangat penting untuk kedua orangtuamu. Sekalipun sepele seperti urusan makan. Bisa jadi orangtuamu akan lebih sering menelepon serta mengirim pesan saat kamu berpergian dengan teman atau jauh dari mereka. Bahkan sekadar ingin mengingatkanmu dengan tambahan curhatan ibu atau ayah.

Bukan berniat mengganggu, tapi bukankah orangtuamu ini orang pertama yang paling berhak tahu kabarmu dibanding pacar atau teman? Mereka satu-satunya orang yang tak perlu diragukan lagi kepeduliannya kepadamu. Telepon dan SMS dari mereka bukan usaha basa-basi semata. Tapi memang murni rasa keingintahuan atas keadaanmu di sana. Jangan buat mereka menunggu kabarmu dengan rasa khawatir yang menyesakkan pikiran dan perasaannya.

ADVERTISEMENTS

ADVERTISEMENTS

4. Sikapmu yang terlalu menutup diri bisa jadi penyebab, kenapa orangtuamu hingga kini sering dilanda cemas berlebih

jangan menutup diri

jangan menutup diri via www.childrenssociety.org.uk

Setiap anak memang dilahirkan dengan sifat yang berbeda. Ada yang ekspresifnya nggak ketulungan, yang sedikit-sedikit cerita ini dan itu ke orangtua. Tapi ada juga yang terlalu pendiam dan menutup diri bahkan dengan orangtuanya sendiri. Orangtuamu pasti sadar dengan perbedaan itu, tapi kamu yang seringnya tak paham dengan usaha mereka untuk mendekatimu.

Namanya orangtua, pasti ingin selalu tahu perkembangan anaknya. Ingin tahu siapa teman anaknya, apa kegiatan yang sedang digeluti, sampai hal-hal sensitif seperti siklus kedewasaanmu. Diam-diam mereka berharap jadi orang pertama yang dipercaya untuk diajak berbagi atau bercerita banyak hal olehmu. Diam-diam orangtua pun cemas sekali kalau saja kamu terlalu menutup diri kepada mereka.

Toh sebenarnya keterbukaanlah yang bisa membuat orangtua tahu dengan sikap seperti apa dan bagaimana yang kamu ingini dari mereka. Tak ada salahnya menjadikan orangtuamu layaknya teman, bukankah mereka satu-satunya orang yang bisa kamu percaya tanpa ragu?

ADVERTISEMENTS

5. Menyebalkan memang melihat orangtuamu terlalu protektif. Tapi percaya atau tidak, suatu saat kamu akan merindukannya

kamu akan kangen suatu saat nanti

kamu akan kangen suatu saat nanti via www.iqstudentaccommodation.com

Mungkin sekarang kamu merasa risih dengan telepon, SMS atau segudang pertanyaan sampai nasihat orangtuamu ini. Kamu menganggap semua sikap mereka terlalu berlebihan, sampai rasa-rasanya mengekang kebebasanmu. Tapi satu hal yang kamu lupa, orangtuamu ini tak akan selamanya ada menemani.

Bayangkan saja kelak saat kamu sudah berkeluarga, tinggal terpisah dan jauh dengan orangtua. Atau saat mereka sudah tak lagi mampu sekadar mengenggam ponsel, sampai saat daya ingat mereka perlahan merosot dan lupa dengan sosokmu. Masa-masa seperti itu kamu hanya bisa menyesali sikapmu dulu. Kamu mulai tersadar, kalau masa penuh perhatian itu tak akan bisa diulang lagi. Tak akan ada lagi tempat bermanja-manja tanpa pernah malu atau jengah.

Tidak mudah memang memiliki orangtua yang kelewat protektif yang selalu ingin tahu keadaanmu. Tapi itulah cara mereka menunjukkan kasih sayang. Bukankah kasih sayang mereka itu yang hadir tanpa perlu kamu minta? Dan yang seharusnya kamu syukuri dari sekarang?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Girl-just-wanna-have-fun