Jangan tinggi-tinggi kalau mimpi. Nanti kalau jatuh sakit sendiri.
Saat menyebutkan mimpi-mimpimu, sering kali kamu malah mendapatkan respons yang merendahkan. Mereka bilang mimpimu ketinggian dan nggak masuk akal. Padahal menurutmu kalau bermimpi jangan setengah-setengah. Biar upayamu dalam meraih mimpi nggak cepat berhenti di tengah jalan.
Sebenarnya, nggak ada salahnya punya mimpi-mimpi yang tinggi. Perihal mimpi yang tinggi itu juga diamini tokoh dunia, pencetus taman bermain terbesar di dunia Walt Disney. Dia mengatakan bahwa if you can dream it, you can doit. Kalimat tersebut bermaksud jika kamu mampu bermimpi, alam bawah sadarmu akan mendukungmu untuk turut mencapai mimpi itu.
Jika masih saja ada yang merendahkanmu dengan mengatakan bahwa mimpimu terlalu tinggi, jawab saja dengan 10 kalimat kocak tapi ngena ini. Biar mereka bungkam dan turut mempunyai mimpi yang tinggi sepertimu.
ADVERTISEMENTS
1. “Nggak apa-apa mimpi ketinggian, daripada nggak berani bermimpi sama sekali? Kan sayang masa muda ini.”
Memiliki mimpi itu merupakan sebuah keberanian tersendiri. Apalagi nggak semua orang berani bermimpi yang tinggi sepertimu. Jika orang-orang masih merendahkanmu karena menilai mimpimu terlalu tinggi, cukup tutup telinga dan terus berjalan ke depan. Jangan lupa, jawab ledekan mereka dengan kalimat ini.
ADVERTISEMENTS
2. “Kalau mimpi jangan tanggung-tanggung. Sekalian yang tinggi biar nggak kalah sama ketakutan diri.”
Kamu yang memiliki mimpi-mimpi ini merupakan orang yang istimewa. Sebab kamu telah berhasil mengambil risiko, yang belum tentu dilakukan orang lain dengan sangat berani. Toh urusan gagal atau tidaknya itu bagian dari proses yang bisa diambil hikmahnya.
ADVERTISEMENTS
3. “Kalau mimpinya segitu saja, masa nggak malu sama tali jemuran yang dipasang tinggi-tinggi?”
Banyak orang memasang tali jemuran secara tinggi-tinggi. Mereka berharap apa yang mereka jemur, dapat tertiup angina kencang agar cepat kering. Kalau nggak berani bermimpi yang tinggi, mereka seharusnya malu dengan tali jemuran itu. Masa tali jemuran saja bisa dipasang tinggi-tinggi, sedangkan mimpi yang membawamu menuju masa depan justru yakut dikibarkan?
ADVERTISEMENTS
4. “Memang kenapa kalau ketinggian bermimpi? Selagi masih gratis dan nggak ada batas waktunya, kan sah-sah saja.”
Mimpi merupakan media yang bisa kamu gunakan untuk melatih keberanian dan memupuk semangat demi masa depan. Berbeda dengan seminar atau pelatihan yang berbayar, mimpi ini bisa kamu lakukan dengan gratis. Apalagi dalam bermimpi, waktu sama sekali tak punya nyali untuk mempengaruhi. Kamu jadi bisa bebas bermimpi sesuka hati.
ADVERTISEMENTS
5. “Mimpi yang ketinggian itu justru bukti keberanian. Nggak percaya? Coba aja! Siapa tahu jadi kenyataan.”
Kalau mereka masih saja merendahkan, putar saja kalimat ledekannya. Kamu boleh kok mengatakan bahwa kamu merupakan orang-orang yang antusias dengan masa depan. Makanya kamu bisa memiliki mimpi yang tinggi ini. Namun jangan lupa, untuk turut serta mengajak mereka bermimpi juga. Siapa tahu setelah termakan omongan sendiri, mereka jadi ingin mengukuti jejakmu dalam bermimpi yang tinggi.
ADVERTISEMENTS
6. “Masa waktu SD mengangini nasehat ‘bermimpilah setinggi langit’. Tapi sekarang menyerah sebelum bermimpi.”
Saat masih duduk di bangku sekolah dasar, pasti dikenalkan dengan istilah tentang bermimpilah setinggi lagit. Jadi kalau saat ini kamu memiliki mimpi yang tinggi, hal itu wajar adanya. Sebab kamu merupakan mantan murid yang mengamalkan perlajaran waktu SD dulu. Mereka yang mengatakan mimpimu itu ketinggian, mungkin dulunya suka bolos kelas, sehingga nggak tahu tentang istilah itu.
7. “Mimpi tinggi tuh bikin kamu jadi menantu idaman. Apalagi kalau mimpimu itu terwujud. Bisa langsung dapet restu kan!”
Dengan berani bermimpi, kamu secara tidak sadar akan dituntun untuk menjadi pribadi pemberani dan penuh optimisme. Kamu juga nggak segan untuk mewujudkan mimpi-mimpi itu biar nggak hanya berbentuk angan saja. Berani, optimis dan pekerja keras, orangtua mana yang nggak jatuh hati dengan tipikal anak muda seperti ini? Maka bermimpilah yang tinggi, jika ingin menjadi calon menantu idaman dan cepat dapat restu untuk menuju pelaminan.
8. “Namanya juga mimpi, wajar kalau ketinggian. Kalau nggak tinggi namanya to-do-list….”
Mimpi itu sebaiknya sesuatu yang beberapa tingkat lebih tinggi. Jika hanya mimpi biasa yang nggak ada resikonya, ya itu to-do-list namanya. To-do-list nggak akan membuatmu naik tingkatan, sebab ia hanya bisa membantumu dalam menjalani apa udah pernah kamu lakukan sebelumnya. Resikonya juga lebih ringan dari mimpi yang masih abstrak bentuknya.
9. “Punya mimpi yang ketinggian itu menyenangkan. Pikiranmu jadi terasa untuk menyusun strategi yang lebih maju.”
Bermimpi itu sama saja dengan bermain dengan imajinasi. Kamu yang suka bermain dengan imajinasi jelas hidupnya lebih menyenangkan. Pikiranmu jadi nggak monoton dan membosankan. Dengan imajinasi itu, pikiranmu dituntun menjadi lebih kreatif dalam menyusun strategi meraih mimpi.
10. “Jangan norak gitu ah. Mimpi yang tinggi itu justru kekinian!”
Kalau kamu sudah benar-benar nggak nyaman dengan omongan mereka, bilang saja bahwa mereka nggak kekinian. Justru anak-anak millenials dan kekinian itulah yang berani menggantungkan mimpinya tinggi-tinggi dalam kehidupan. Kamu nggak takut bermimpi, mencoba dan mewujudkannya menjadi nyata. Nggak kayak mereka yang hanya merendahkan mimpimu saja.
Apapun yang terjadi, jangan sampai orang lain memiliki celah untuk menghalangimu bermimpi. Sebab bermimpi adalah hak mutlak dari setiap manusia. Tidak ada yang bisa melarangmu untuk bermimpi, bahkan orang yang sudah sukses sekalipun.
Bermimpilah setinggi-tingginya. Ucapkan dalam setiap doa dan maksimalkan upayamu dalam berusaha. Siapa tahu semesta memberikan dukungannya, hingga mimpi-mimpimu bisa jadi nyata.