Sebagai manusia kita sering terjebak pada dilema mengusahakan sesuatu sekuat tenaga atau memasrahkan semua pada pengatur semesta. Sederhananya, kita bisa memilih percaya pada kekuatan diri sendiri sebagai manusia dengan kehendak bebasnya atau menyerahkan berjalannya segala sesuatu pada tangan yang lebih besar di luar sana.
“Kalau kamu belum berusaha sampai sakit, itu belum jadi sebenar-benarnya usaha.”
Pendapat di atas sering disuarakan diantara mereka yang sedang berjuang mati-matian. Tidak masalah kalau jam tidur direduksi sampai cuma 8 jam dalam 7 hari. Kurang tidur atau lelah tidak lebih sakit dari menghadapi kegagagalan.
Kalau kita mau berusaha sampai sakit, kenapa kita tidak juga berdoa sampai bosan? Meminta terus sampai Tuhan mendengar. Sebab bukankah segala sesuatu yang bukan cuma diusahakan, tapi juga didoakan bisa lebih bertahan?
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Usaha sampai kamu lupa rasanya santai akan memudahkan. Tapi doa selalu punya daya magis yang sulit dijelaskan
Seorang teman pernah berkata, “Aku sebenarnya yakin 80% kalau pekerjaan ini nggak akan bisa aku dapet. Tapi kok ya dapet juga ya…gila lah ini mah kuasa Tuhan”
Dengan muka setengah bengong tapi tertawa bahagia dia memberitahukan padamu keberhasilannya diterima di perusahaan media ternama. Sesuatu yang sudah diidamkannya sejak lama. Jelas dia tidak mendapatkan ini hanya karena keberuntungan saja. Kamu jadi salah satu saksi bagaimana dia ikhlas mengurangi jatah main bersama teman demi belajar menulis. Hidupnya lebih dari sekadar pulang kantor-makan enak-nonton serial – lalu tidur nyenyak. Jam 6 sampai jam 12 malam dia manfaatkan demi melatih kepekaan, mendengarkan musik lalu menulis segala sesuatu yang dirasakan.
Usaha mati-matian mengantarnya sampai pintu gerbang interview. Tapi hanya doa yang mampu membuat interviewer merasa yakin lalu klik dan kemudian memilihnya jadi kandidat yang di-approved untuk posisi itu.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Ada rasa yakin yang muncul karena usaha. Sementara doa, memberimu ketenangan yang beda
Kamu yang sudah berusaha mati-matian akan merasa lebih tenang saat menjalani semua upaya. Paling tidak kamu sudah memberikan semua yang kamu punya. Tidak ada lagi celah yang membuatmu bertanya pada diri sendiri, “Hmmm caranya gimana ya?”
Walau sulit dijelaskan dengan kata-kata, doa menawarkan ketenangan yang berbeda. Doa tidak bisa membuatmu langsung yakin bisa mengerjakan semuanya dalam semalam. Doa hanya bisa membuatmu tahu kalau kamu tidak pernah sendirian.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Waktu semua mentok dan hatimu merasa butuh bantuan — di situ doa bisa menyelamatkan
Ada masa kamu merasa tidak sanggup menjalani semua yang sedang dijalani. Sudah jungkir balik kok ya lagi-lagi cuma mentok sampai sini. Contohnya saja perjuangan Dhimas dan Novi yang berusaha membuat paspor secara online sebagai kelengkapan dokumen untuk perjalanan mereka bersama mig.me. Kesulitan dan halangannya terdengar aeng dan bikin geleng-geleng kepala. Dengan klik gambar di bawah ini kamu bisa tahu lebih banyak perjuangan mereka lewat tagar #PrayforPassport.
Di sini doa bisa menyelematkan. Ketika bukan kekuatan manusia lagi yang bisa menguatkan, kita perlu menyerahkan pada semesta untuk membukakan jalan.
Sesuatu yang bukan cuma diusahakan, tapi sampai lelah didoakan– biasanya akan lebih bertahan
Bisa jadi karena Tuhan lebih baik hati mempertahankan sesuatu yang sudah sering didengarNya. Tidak hanya kamu pegang erat-erat, Tuhan sudah akrab dengannya dari jauh-jauh hari. Ketika ada sesuatu yang salah terjadi di situ, lebih mudah melembutkan hatiNya. Sebab dia sudah mendengar permohonan untuk mewujudkannya sejak lama.
Jika hal yang tidak mungkin saja bisa Dia wujudkan, apa repotnya jika kali ini kamu memintaNya untuk mempertahankan?