Sebuah Catatan Pengingat, Tentang Kehidupan di Zaman Modern yang Serba Cepat

Selamat datang di zaman modern, dimana perkembangan teknologi sudah demikian hebatnya. Seperti tak bisa diredam atau ditahan, teknologi kini mempengaruhi hampir seluruh sendi-sendi kehidupan manusia.

Jika dahulu jarak ratusan kilo harus ditempuh dalam waktu berhari-hari, kini kita hanya butuh hitungan jam saja. Dan ketika di zaman dahulu para kakek dan nenek kita terbiasa mengambil air di sungai atau menimba di sumur, kita hanya butuh sekali memencet tombol dan memutar keran untuk mengisi bak penampungan air.

Ketika semua bisa serba cepat dan serba mudah, adakah yang harus dipersoalkan? Di balik segala yang bisa kita dapatkan di zaman modern ini, apa sih yang patut kita renungkan?

ADVERTISEMENTS

Kehebatan para pencipta teknologi tak perlu diragukan lagi. Berkat mereka, kehidupan kita menjadi lebih mudah dalam berbagai sisi

Teknologi canggih

Teknologi canggih via www.nasa.gov

Mereka yang bergelut dengan teknologi memang pantas diapresiasi. Berbagai penemuan baru yang memudahkan kehidupan manusia terus saja bermunculan. Bahkan, mereka yang punya kemampuan justru seperti sedang berlomba. Menciptakan teknologi dan penemuan baru demi kehidupan yang lebih praktis dan efisien bagi manusia.

Ada kereta api dan pesawat yang bisa siap sedia mengantar kita ke berbagai tempat. Diciptakan alat-alat masak canggih di restoran cepat saji yang membuat kita tak perlu berlama-lama menunggu makanan pesanan  Yup, ilmu pengetahuan dan teknologi seperti tak memberi ruang bagi kehidupan yang lambat dan minim inovasi. Karenanya, kehidupan kita pun secara otomatis akan mengikuti perkembangan yang serba cepat tersebut.

ADVERTISEMENTS

Kita semakin dimudahkan untuk mengakses informasi. Dengan sekali ketukan di layar ponsel, berita-berita terbaru pun bisa didapati

Ponsel pintar, mengubah cara hidup kita

Ponsel pintar, mengubah cara hidup kita via www.thetimes.co.uk

Smartphone atau ponsel pintar adalah salah satu yang lekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Lewat beragam aplikasi yang tersedia, benda kecil ini akan memudahkan kita mendapat informasi dan melakukan banyak hal lainnya. Berbekal koneksi internet, kita bisa mengakses beragam berita baik dari dalam maupun luar negeri. Kita pun dimudahkan karena tak perlu lagi membeli koran, tabloid, maupun majalah.

Selain soal informasi dan berita-berita terbaru yang bisa didapat, ponsel pintar juga memudahkan kita melakukan banyak hal lainnya. Membayar tagihan telepon, listrik, membeli tiket pesawat, belanja baju, membeli kebutuhan sehari-hari; semua bisa dilakukan dengan cepat dan mudah bermodal perangkat sebesar genggaman tangan.

ADVERTISEMENTS

Tapi mari sejenak renungkan lagi, tidakkah kehidupan di era ini justru membuat kita terlalu sibuk dengan diri sendiri?

ALBY_JAPAN_EARTHQUA_500188f

Kewajiban dan tanggung jawab pekerjaan membuat kita harus berdamai dengan rutinitas sehari-hari. Bangun di pagi hari, mandi, bersiap-siap lalu bergegas sarapan. Setelah itu, melangkah ke halaman untuk memanaskan kendaraan atau berjalan cepat menuju ke pinggir jalan untuk menghadang angkutan.

Selama kurang lebih delapan jam kita menghabiskan waktu di kantor, membuat laporan, menghitung anggaran, atau sesekali pergi mengecek kondisi di lapangan. Tak jarang tugas yang menumpuk memaksa kita untuk melanjutkan pekerjaan di rumah sampai larut malam. Baru setelah itu mandi dan beranjak ke tempat tidur dengan pikiran yang masih penat lantaran banyaknya tugas yang harus diselesaikan.

Esok harinya, kita pun akan melakukan rutinitas yang sama. Waktu 24 jam sehari rasa-rasanya begitu cepat terlewati. Bahkan saat akhir pekan, tak jarang kita pun masih harus berpacu dengan waktu, lagi-lagi mengurusi hal-hal yang belum kita tuntaskan di hari-hari sebelumnya. Kita lupa bagaimana seharusnya manusia hidup dengan seimbang. Meninggalkan gadget, menjauh dari layar komputer, lalu menikmati waktu untuk pergi liburan atau sekadar jalan-jalan. Menikmati waktu bersama sahabat, keluarga, atau bahkan bertemu mereka yang membutuhkan bantuan kita.

ADVERTISEMENTS

Teknologi juga mengubah cara kita berkomunikasi. Alih-alih asyik mengobrol dengan teman, justru gadget yang terus dipelototi

Dekat tapi jauh

Dekat tapi jauh via kotaku.com

Tak bisa dipungkiri, teknologi terbukti juga mempengaruhi kehidupan sosial kita. Perkara bagaimana kita berinteraksi dengan orang-orang di sekitar kita pun bisa jadi mulai berubah. Momen bertemu dengan teman menjadi semakin minim lantaran kesibukan masing-masing. Terlebih, kita dimudahkan dengan berbagai aplikasi chatting yang tersedia di ponsel kita.

Jika pun akhirnya ada waktu luang untuk berkumpul bersama teman, tak jarang kita sulit mengalihkan pandangan dari ponsel di tangan. Aktivitas teman-teman di lini masa atau email dari rekan kerja membuat hal-hal yang sifatnya virtual itu lebih penting daripada seorang kawan yang duduk di depan mata.

Sejenak kita mungkin tak sadar bahwa menikmati momen hangat bersama teman adalah yang kita butuhkan. Sebagai manusia normal, interaksi yang berkualitas justru membuat diri kita tetap waras. Kepekaan dan rasa empati dalam diri kita pun bisa tetap terpelihara.

ADVERTISEMENTS

Tanpa disadari, rutinitas yang serba cepat dan kecanggihan teknologi pun mempengaruhi cara manusia dan Tuhan berinteraksi

Beribadah

Beribadah via www.telegraph.co.uk

Entah sadar atau tidak, kita mungkin sering mengabaikan hal-hal yang sebenarnya penting. Mangkir dari kewajiban pergi ke gereja di hari Minggu lantaran mendadak ada tugas tambahan yang masuk ke kotak surel. Terburu-buru saat melaksanakan sholat dhuzur setelah makan siang lantaran ada telepon panggilan dari bos. Kita lupa bahwa doa dan ibadah sebenarnya bukan sekadar kegiatan selingan di tengah-tengah rutinitas pekerjaan. Tapi sebaliknya, bukankah hal-hal lain seharusnya bisa menunggu ketika kita sedang berdoa atau beribadah?

Kita memang hidup di zaman yang serba cepat, tapi bukan berarti semua kegiatan pun harus kita lakukan dengan cepat atau bahkan terburu-buru. Kita layak memilah – kapan kita boleh tenggelam dalam kehidupan modern ini dan kapan kita harus menahan diri. Toh menjalani hidup dengan lebih lamban demi bisa menikmati kesempatan hidup yang hanya sekali pun bukan sesuatu yang keliru ‘kan? 🙂

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penggemar Mendoan hangat, dan kopi hitam nan kental