A: Jadi tuh, gue kan lulus cum laude..
A: Dulu sih sebelum di sini gue kerja dulu perusahaan perminyakan gitu. Jelas jauh lebih gede lah ketimbang di sini. Ibaratnya gue di sini cuma nyari kesibukan aja!
A: Heh, lho kok diem aja sih?
B: (kabur)
Mungkin kamu pernah atau sering banget ketemu sama orang yang hobinya nyombongin prestasi. Entah sebenarnya dia berniat nyombong atau nggak, kamu kurang paham. Yang jelas sih, sifat mereka tentu sangat amat menyebalkan. Tujuan mereka nyombong bisa jadi lantaran mereka ingin dapat pengakuan dan enggan untuk disepelekan. Please, sebelum kamu bahkan kepikiran untuk mengikuti jejak mereka yang doyan pamer pencapaian hidup, baiknya kamu baca dulu deh 6 hal berikut ini.
ADVERTISEMENTS
1. Cobalah tanya dalam hatimu yang terdalam, apa tujuan utamamu pamer prestasi di depan orang banyak?
Tidak ada satu orang pun di dunia ini yang senang jika diremehkan. Semua pasti benci jika direndahkan oleh orang lain. Tidak sedikit orang yang takut untuk disepelekan, lantas membangun benteng pertahanan diri dengan cara membeberkan prestasi yang dimiliki. Sayangnya, benteng pertahanan diri tersebut justru malah menyebabkan mereka dibenci oleh banyak orang. Duh, jangan sampai terjadi deh, Guys!
Sebelum kamu dibenci sama orang-orang, baiknya jangan tergoda untuk membeberkan segala pencapaianmu di depan mereka. Walaupun tujuanmu pamer prestasi lantaran takut disepelekan sekalipun. Yup, sebab takut disepelekan hanyalah kekhawatiranmu yang berlebihan saja. Hal yang paling berbahaya adalah ketika kamu pamer prestasi dengan tujuan untuk mendapat pengakuan. Jika tujuanmu ini, sebaiknya kamu perbanyak introspeksi diri deh. Sepertinya kamu tengah dilanda krisis kepercayaan diri.
ADVERTISEMENTS
2. Ingat, nggak ada yang mau tahu terlalu detail tentang seluk beluk pencapaian hidupmu, terkecuali mungkin orangtuamu
Sebelum kamu tergoda untuk memamerkan segala pencapaian akademis dan karirmu, baiknya kamu harus paham akan satu hal yang penting. Bahwa di dunia ini tidak ada orang yang mau tahu prestasi orang lain dengan sedetail-detailnya. Cobalah untuk memosisikan diri sebagai orang lain. Misalnya, temanmu ada yang membeberkan prestasinya di depan kamu dengan begitu lebay. Kamu pasti lebih memilih untuk tutup kuping bukan? Kamu pun membatin untuk tutup kuping saja.
ADVERTISEMENTS
3. Tak ada gunanya kamu pamer prestasi di depan teman sepermainan. Salah sedikit malah bisa bikin pertemanan renggang
Biasanya banyak yang unjuk prestasi pada teman sendiri lantaran sudah lama tak berjumpa. Kamu mungkin lupa, bahwa teman sepermainanmu tidak membutuhkan cerita pencapaianmu meraih kesuksesan. Mereka hanya butuh waktu menghabiskan quality time bersama kamu. Yup, mereka hanya butuh waktu untuk bersenda gurau denganmu saja.
Kalau kamu nggak mau kehilangan teman-temanmu, sebaiknya kamu menghindari terlalu banyak bercerita tentang prestasi. Lebih baik kamu fokus saja dengan waktu-waktu berkualitas yang kamu habiskan bersama mereka. Toh, kalau mereka benar-benar teman dekatmu, segala pencapaianmu sudah pasti mereka ketahui. Tanpa harus kamu umbar-umbar lagi.
ADVERTISEMENTS
4. Ketimbang pamer prestasi di depan gebetan, bikin dia ketawa justru terdengar jauh lebih elegan untuk meraih hatinya
Kamu: Iya, jadi gue sekarang mau lanjut master gitu di Belanda. Abis kampus di Indo tuh apaan! Nggak berkelas!
Gebetan: -.- (padahal gebetanmu bapaknya PNS di salah satu kampus negeri).
Tujuan lain seseorang pamer prestasi juga bisa demi pencitraan di depan gebetan. Mungkin maksudmu membeberkan prestasimu di depan dia adalah karena kamu ingin mendapat pengakuan di hadapannya. Namun sayangnya, gebetanmu bisa jadi punya penilaian yang sebaliknya. Dia akan berpandangan kamu adalah pribadi yang congkak. Jadi, sebenarnya kamu nggak perlu pamer prestasi di depan sang gebetan. Cukup menjadi pribadi yang humoris dan apa adanya saja. Dengan begitu peluangmu untuk mendapatkan hatinya akan terbuka lebar.
ADVERTISEMENTS
5. Bagaimana jika kamu unjuk prestasi lantaran hal tersebut sudah melekat dalam diri? Mungkin ini saatnya kamu introspeksi
Ada pula sebagian orang yang hobi pamer lantaran itu sudah menjadi bagian dalam dirinya. Jika kamu termasuk pribadi yang demikian, sekiranya kamu perlu terapi untuk meluluhkan sifatmu yang satu ini. Memang, di dunia ini nggak ada satu orang pun di dunia ini yang ingin terlahir jadi orang yang menyebalkan. Kalau bisa request, banyak dari kamu yang ingin terlahir sebaik malaikat yang nggak ada cacatnya sedikit pun. Sayangnya kita nggak bisa memilih itu.
Tapi tentu, tak ada sifat yang tak bisa diubah. Untuk mengalahkan sifat yang satu ini, cobalah untuk mengatakan kepada dirimu, “sesungguhnya di atas langit masih ada langit”. Jangan sombong karena ada orang lain yang jauh lebih sukses dibanding kamu.
ADVERTISEMENTS
6. Kalau masih tergoda buat pamer prestasi, lelucon ini bisa jadi pengingat diri: kalau ngomong jangan tinggi-tinggi, nanti mulutnya nabrak pesawat! 😀
Sebagian kamu mungkin pernah mendengar lelucon di atas. Bisa banget dijadikan pengingat kalau kamu lagi terpancing untuk pamer pencapaian yang terlalu tinggi. Perumpamaannya, kalau omonganmu ketinggian, nanti bisa-bisa mulutmu ditabrak pesawat. Nah lho!
Jadi, sebelum kamu umbar pencapaian di depan orang lain, ada baiknya poin-poin di atas kamu ingat lagi. Kalau nggak ada manfaat yang bisa kamu dan orang lain dapatkan dari omonganmu, mending ditahan aja. Belum tentu yang ingin kamu sampaikan bisa ditangkap dengan baik oleh orang lain. Bisa-bisa malah salah paham yang terjadi.
Daripada pamer prestasi, baiknya kamu perbanyak memberi. Yup, memberi kebahagiaan sederhana pada orang terdekatmu. 🙂
#SalamMotivasiHipwee