Menyusun skripsi memang menjadi horor tersendiri bagi mahasiswa. Dari penentuan tema saja sudah penuh perjuangan. Belum lagi kalau dapat dosen pembimbing sulit dan revisi yang bikin demam seketika. Namun, kelak saat sudah lulus kuliah, momen “nyekripsi” ini bakal kamu kangenin banget kok. Jadi nikmati saja ya, tinggal selangkah lagi lo kamu jadi sarjana.
Omong-omong soal sarjana, kali ini Hipwee ingin membahas tentang sarjana-sarjana tertua di dunia. Yaitu, mereka-mereka yang pantang menyerah mengejar ilmu, saat orang-orang seusianya sudah menikmati waktu santai di kursi goyang. Siapa tahu ‘kan semangatnya bisa menulari kamu untuk segera merampungkan skripsimu ‘kan? Yuk, simak selengkapnya.
ADVERTISEMENTS
1. Diana Patricia Hasibuan, meraih sarjana di usia 67, master di usia 73, dan doktor di usia 77 tahun
Umumnya, orang kuliah dulu lalu bekerja. Namun Oma Diana, yang sudah malang melintang di dunia kerja, memutuskan untuk kuliah setelah pensiun dari pekerjaannya sebagai perawat. Mengambil jurusan Filsafat di STF Driyarkara, Oma Diana berhasil meraih sarjana di usia 67 tahun. Nggak berhenti di situ, beliau melanjutkan kuliah dan meraih gelar master di usia 73 tahun, serta gelar doktor di usia 77 tahun. Atas semangat belajarnya ini, Oma Diana dianugeraih rekor MURI sebanyak 3 kali.
Yang lucu, Oma Diana menyelesaikan disertasinya sebanyak 323 halaman dengan meskin ketik. Sang anak memang pernah membelikan laptop untuk Oma Diana, tapi karena nggak terbiasa, 24 halaman yang sudah diketik dengan susah payah malah hilang. Alhasil beliau memilih kembali ke mesin ketik. Dikutip dari Medcom ketika ditanya apa sih yang membuat Oma Diana semangat banget belajar. Jawabannya adalah “Saya bersahabat dengan buku.”
ADVERTISEMENTS
2. Kakek dari seorang warganet Malaysia bernama Nez, lulus sarjana di usia 87 tahun. Wow, semangatnya~
Pernah nggak membayangkan apa yang akan kamu lakukan di usia 87 tahun nanti? Kakek seorang warganet dari Malaysia ini jelas-jelas antimainstream. Baru-baru ini, seorang warganet Twitter dengan username @elkazulaikha atau Nez membagikan momen di mana sang kakek yang sudah berusia 87 tahun mengikuti wisuda. Postingan ini langsung viral dan menuai simpati dari banyak warganet.
Kakek yang nggak disebutkan namanya ini, meraih gelar sarjana di jusuran TESL atau Teaching English As A Second Language. Menurut Nez, sang kakek memang sosok yang selalu suka belajar, dan nggak terlalu peduli dengan gelar yang diperolehnya. Bahkan sebelumnya sang kakek menolah hadir di hari wisudah lo. Namun, keluarga terus mendorongnya hinga akhirnya sang kakek bisa berfoto memakai toga. Selamat!
ADVERTISEMENTS
3. Nola Ochs berhasil jadi sarjana di usianya yang sudah 95. Terbayang nggak bagaimana beliau menyusun skripsinya?
“Nggak ada batasan untuk mulai belajar” mungkin kalimat yang tepat untuk menggambarkan semangat Nola Ochs, seorang nenek di Kansas, Amerika Serika. Awalnya, Nola hanya membutuhkan kesibukan setelah sang suami meninggal. Lantas, Nola yang pernah kuliah di tahun 1930 melanjutkan kuliahnya di jurusan Sejarah di Fort Hays State University dan berhasil lulus tahun 2007 di usia 95 tahun.
Nggak berhenti di situ, Nola melanjutkan program master di jurusan yang sama dan berhasil lulus tahun 2010 di usia 98 tahun. Nola masih terus belajar sampai usianya 100 tahun.Tahun 2016 kemarin, Nola Ochs meninggal dunia di usia 105 tahun dan mencatatkan diri sebagai perempuan tertua yang meraih sarjana. “Ketika aku datang ke kampus, aku tahu bahwa aku sudah tua, tapi aku tidak peduli,” ungkap Nola di tahun 2007 lalu, seperti yang dikutip dari CBSNews.
ADVERTISEMENTS
4. Setelah kuliah selama 10 tahun, akhirnya Kimlan Jinakul wisuda di usia 72 tahun
Kimlan Jinakul selalu ingin melanjutkan kuliah sejak muda. Sayangnya, kondisi keluarganya saat itu sama sekali nggak memungkinkan. Kimlan justru menikah di usia muda, dan sebagai gantinya, Nenek Kimlan menghabiskan hidupnya untuk mendukung anak-anaknya untuk mengejar pendidikan setinggi-tingginya. Mimpi yang tertunda itu akhirnya bisa diteruskan saat usianya 72 tahun. Bersama sang anak, Nenek Kimlan mengukuti kuliah di Sukhothai Thammathirat Open University, Thailand.
Sayangnya, sang anak kemudian meninggal dunia dan Nenek Kimlan pun berhenti kuliah. Ketika usianya 85 tahun, beliau memutuskan untuk meneruskan pendidikan dengan harapan jiwa sang anak yang sudah meninggal bisa bahagia melihatnya. Akhirnya, Kimlan Jinakul berhasil meraih gelar sarjana di usianya yang sudah 91 tahun. Tekad yang kuat adalah kuncinya. Nenek Kimlan berkata kepada BBC, ketika dirinya bertekad menyelesaikan satu bab, maka ia akan melakukan segala cara. Tuh kan, asal ada niat, pasti ada jalan kok.
ADVERTISEMENTS
5. Maria Lidwina, wisuda dari UNUSA di usia 70 tahun dan wisuda bersama sang cucu. Selamat!
Baru-baru ini, kabar unik datang dari Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa). Salah satu dari 827 mahasiswa yang diwisuda September 2019 ada seorang Nenek yang sudah berusia 70 tahun. Maria Lidwina, namanya, yang berhasil meraih gelar ahli madya di bidang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan IPK 3,57. Karenanya, Maria Lidwina mencatatkan diri sebagai peraih gelar tertua yang diluluskan dengan predikat Cum Laude.
Mulai kuliah di tahun 2015, Maria Lidwina berhasil lulus dalam waktu 4 tahun. “Kalau dari usia memang tidak ada lagi yang bisa diharapkan. Tapi saya ingin memberi contoh bahwa tidak ada halangan untuk bisa mencapai gelar sarjana,” ungkap Maria Lidwina, seperti yang dikutip dari AntaraNews. Perjuangan Maria untuk lulus kuliah ini nggak sederhana lo. Di usianya yang sudah tidak lagi muda ini, Maria harus naik-turun angkot untuk ke kampus bila sang anak sedang tidak bisa mengantar. Untungnya, perjuangan nggak mengkhianati hasil ya.
Tak ada kata terlambat untuk belajar dan mengejar mimpi. Kelima orang di atas membuktikan bahwa tekad yang kuat dan semangat bisa mengalahkan halangan usia. Nah, kalau mereka saja bisa menyelesaikan kuliah di usia senja, kamu pastinya juga bisa kan menyelesaikan skripsimu dengan segera? Semangat yaa~