Beberapa waktu yang lalu, publik dikejutkan dengan keputusan Rina Nose yang memilih untuk menanggalkan hijabnya. Di mata publik, pilihan yang diambil presenter kocak satu ini dinilai terlalu mendadak. Saat mengunggah foto di akun Instagramnya, 9 November kemarin, tampak Rina telah melepas hijab yang sempat dikenakannya. Pada caption yang menyertai foto tersebut, Rina menulis bahwa apa yang menjadi pilihannya ini merupakan prosesnya dalam menjalani hidup. Ia pun berpesan untuk merasa kecewa yang sewajarnya saja dengan pilihannya kali ini.
Dari kisah Rina Nose dan banyak orang yang merasakan pergolakan batin untuk memilih, ada beberapa hal yang bisa kita pelajari. Salah satunya adalah apa yang harus dilakukan ketika pilihanmu dihujat dan tak diterima orang. Berikut Hipwee jabarkan, hal-hal yang bisa kamu lakukan saat pilihanmu itu belum bisa sepenuhnya diterima orang-orang. Agar kelak kamu lebih tegar dan tak cepat goyah dengan pilihanmu, meskipun lingkungan sekitar mencelamu.
ADVERTISEMENTS
1. Kata orang, hidup itu pilihan. Entah pilihan lepas hijab atau pilihan besar lainnya, jelas sudah kamu pikirkan baik-buruknya sejak lama
Hal-hal yang harus dipilih dalam hidup ini tak hanya satu atau dua. Ada banyak yang perlu kamu pikirkan, lalu tentukan mana yang sekiranya baik untukmu dan tak merugikan orang-orang. Pilihan tersebut tak hanya mengenai melepas hijab, tapi masih banyak lagi pilihan yang mungkin harus menyita malam-malammu untuk dipikirkan. Bisa pilihan untuk lanjut atau resign dari kantor, lanjut hubungan atau udahan, dan yang lainnya. Pilihan tersebut bukannya hanya sehari kamu pikirkan, tapi sudah tak terhitung lagi berapa lama kamu tenggelam untuk sebuah pilihan.
ADVERTISEMENTS
2. Saat pilihanmu belum masuk akal bagi kebanyakan orang, hujatan dan pandangan meremehkan kamu dapatkan
Lama sudah kamu mempertimbangkan baik-buruknya pilihan yang akan kamu ambil ini. Saat keputusanmu sudah bulat, akhirnya dengan mantap kamu lakukan pilihan ini. Reaksi orang-orang di sekitar tak jauh berbeda dari bayangmu. Pilihanmu dirasa tak masuk akal, hingga mereka belum paham alasan dari pilihanmu ini. Saat mereka belum mengerti, hujatan dan pandangan meremehkan jelas kamu dapatkan. Kamupun terpojok hingga merasa tak dihargai sama sekali.
ADVERTISEMENTS
3. Sedih dan sakit hati jelas kamu alami. Hal pertama yang bisa kamu lakukan adalah tutup telinga dan dengarkan kata hati
Pilihanmu dihujat dan direndahkan. Rasanya seperti pisau belati yang ditancapkan tepat di ulu hati. Pedih, perih. Selain itu, perasaanmu juga diremas hingga hati ini sakit sekali. Saat kamu merasakan hal-hal yang menyakitkan ini akibat pendapat mereka, hal yang pertama yang perlu kamu lakukan adalah menutup telinga. Sebab kamu memiliki kendali penuh atas apa yang terjadi pada hidupmu. Termasuk dalam menentukan apa yang bisa kamu pilih dalam hidup. Selain tutup telinga, kamu sebaiknya dengarkan kata hatimu setelahnya. Karena jauh di lubuk hatimu, ada yang bisa kamu genggam sebagai pegangan.
ADVERTISEMENTS
4. Meski omongan mereka seakan memojokkanmu, kamu sebaiknya tak larut dalam emosi. Apalagi sampai menyimpan dendam di hati
Omongan orang-orang memang tajam. Ada juga beberapa yang mencoba memberikan hal-hal yang (menurut mereka) benar dengan label berbagai aturan. Namun pilihan yang kamu ambil sudah bulat. Kamu bahkan bisa merasakan sakit yang tak tertahankan jika kembali berubah pikiran. Saat pedihmu sudah begitu dalam, kamu sebaiknya tak larut dalam emosi. Boleh menangis untuk melegakan hati. Namun sebaiknya tak berkepanjangan. Jangan biarkan emosi tumbuh subur di dalam hati. Apalagi sampai memicu dendam. Sebab dendam hanya akan buatmu rapuh dari dalam. Selayaknya bara api yang membakar kayu.
ADVERTISEMENTS
5. Ketika kamu tak kuat menanggungnya sendiri, larilah ke pelukan sahabat, keluarga, atau orang terdekat yang benar-benar mengerti
Tak berlarut dalam emosi, mungkin buatmu merasakan sakit yang dua kali lebih hebat. Sebab kamu harus menghentikan tangis dan menolak dendam. Dua kali sakitnya ini mungkin hampir buatmu tak kuat. Kalau sudah tak kuat menanggungnya sendiri, kamu bisa mencari bahu bersandar, seperti sahabat, keluarga atau orang-orang terdekat yang benar-benar paham keadaanmu sekarang. Dari mereka kamu tak hanya akan mendapat pelukan yang menenangkan, tapi juga suntikan semangat agar kamu bisa kembali tegak berdiri.
ADVERTISEMENTS
6. Saat omongan orang sudah tak terasa pedih lagi, gunakan momen ini untuk bangkitkan semangat hidupmu kembali
Nyamannya pelukan serta suntikan semangat yang kamu dapat, buat lukamu sedikit membaik. Meski perihnya kadang masing terasa, tapi paling tidak kini kamu sudah bisa berdiri sendiri. Saat kamu mulai kuat menghadapi rasa sakit dan perihmu, gunakan momen ini untuk membangkitkan sendiri semangatmu. Agar kamu tak hanya bisa berdiri, tapi juga mampu melangkah lagi.
7. Ketika semangatmu sudah sepenuhnya terhimpun, kembalilah terjun ke dunia dan berkarya
Saat kamu dipojokkan akibat pilihan yang belum bisa diterima lingkungan, sebenarnya kamu tengah merasakan fase naik turunnya kehidupan. Tak apa meski awalnya harus merasakan sakit, atau bahkan ada keinginan untuk menyerah. Asalkan setelahnya kamu mampu melawan rasa perih itu dan merekatkan serpihan semangat. Ketika semangatmu udah sepenuhnya terhimpun, kembalilah untuk menjadi pribadi yang lebih hebat dari dulu. Berkaryalah kembali dan tunjukkan bahwa pilihanmu memang benar-benar kamu ambil sesuai dengan kata hati. Meskipun kamu akan kembali dihadapkan dengan sejumlah fakta yang lagi-lagi buatmu tak nyaman.
Pilihan dalam hidupmu ini memang buat lingkungan turut bereaksi. Ada yang terang-terangan tak setuju, ada pula yang justru memahami karena dulu mereka pernah merasakan yang seperti ini. Pro dan kontra dalam pilihan yang diambil ini memang wajar. Sebab beda kepala beda pula pemikiran. Kamu yang lagi berada di tengah pro dan kontra ini sebaiknya dengarkan kata hati dan pendapat orang-orang yang mengerti. Meskipun riak komentar dan pendapat orang semakin kencang, pastikan tempatkan dirimu sebagai pengambil keputusan utama dalam setiap pilihan. Ketika banyak di antara mereka yang melontarkan sejumlah aturan yang harusnya kamu jadikan dasar, cukup ambil yang sekiranya memang kamu butuhkan. Lalu buang yang hanya buat keruh hati dan pikiran.
Satu hal yang sebaiknya kamu tetap ingat, untuk siap menanggung baik-buruknya dampak dari pilihan yang kamu ambil. Buktikan bahwa pilihanmu sudah cukup matang, bukan hanya sekedar hasil buah pikir semalam.
Sebelum pembaca yang budiman terbawa emosi, karena paragraf utama yang penuh kontroversi. Coba dibaca baik-baik seluruh artikel ini 🙂