Manusia memang makhluk sosial yang butuh berinteraksi dengan orang lain, namun di samping itu kita juga perlu ruang untuk sendirian. Seringnya kita bisa mendapatkan ruang ini di rumah atau lebih spesifiknya di dalam kamar. Mulai dari menangis, nulis diary, joget, karaoke, atau cuma nonton serial tanpa gangguan, semua hal privat bisa dilakukan di dalam kamar yang terkunci tanpa bisa dimasuki oleh sembarangan orang. Paling pol kita disuruh nggak berisik atau ditanyai dari luar. Idealnya sih begitu, tapi ternyata nggak semua orang bisa dapat privilese mewah yang satu ini lo.
Banyak yang ketika di rumah tetap harus berbagi ruang dengan orang tua atau saudara walaupun usianya sudah masuk kategori dewasa. Padahal makin banyak usia kita, seringnya ada hal-hal yang hanya dilampiaskan dengan air mata. Akan tetapi, pintu antar ruang yang selalu terbuka membuat kita harus lebih sering memendamnya. Sobat Hipwee juga memiliki cerita mereka terkait hal ini lo, berikut beberapa kisah mereka.
ADVERTISEMENTS
1. Ada banyak yang memiliki privilese untuk memiliki kamar sendiri atau malah didukung oleh orang tua untuk memiliki privasi
Ada beberapa orang beruntung yang sengaja diberikan privasi oleh orang tua dengan kamar nyaman yang dimiliki sendiri sedari kecil. Berbagai hal seperti membaca buku hingga menulis diary pun bisa dilakukan. Beberapa yang lain mulai memiliki kamarnya saat memasuki SD atau SMP. Walaupun kelihatannya sederhana tapi hal yang satu ini ternyata sebuah kemewahan yang nggak bisa dirasakan oleh semua orang lo.
ADVERTISEMENTS
2. Punya kamar saja ternyata belum tentu bisa memberikan seseorang privasi sepenuhnya, tetap ada saja yang suka nyelonong tanpa ketuk pintu
Walaupun sudah punya ruangan sendiri untuk tidur ternyata privasi belum tentu sudah terjamin lo. Pintu yang nggak bisa dikunci masih sering ditemui. Tak hanya itu, kadang orang rumah merasa memiliki hak untuk keluar masuk sesuka hati, padahal bisa jadi suasana hati kita sedang buruk waktu itu. Bukan hanya kepo, kadang orang rumah yang masuk kamar juga senang mengambil barang milik kita karena menganggap apa yang ada di rumah juga milik mereka padahal bisa jadi kita aja sayang-sayang menggunakannya. Parahnya kegiatan menyebalkan ini diakhiri dengan nyelonong lagi keluar begitu saja tanpa mau menutup kembali pintu yang sudah dibuka. Hih!
ADVERTISEMENTS
3. Memiliki kamar sendiri mungkin idaman bagi kebanyakan orang tapi ada juga yang memilih untuk tidur dengan yang lain karena berbagai alasan
Ada sebagian orang yang dapat kemewahan bisa punya kamar sendiri sejak masih kecil namun tak mampu memanfaatkannya dengan baik karena berbagai alasan, mulai dari takut hingga merasa lebih nyaman saat tidur dengan orang lain. Akan tetapi, tetap saja kamar ini akan berfungsi ketika ada suatu masa seseorang butuh waktu untuk merenung tanpa diganggu. Paling harus siap-siap saja dengan pertanyaan “Kenapa kok tumben di kamar sendirian?”
ADVERTISEMENTS
4. Merantau adalah momen keemasan bagi orang-orang yang menyukai kesendirian. Yes! Akhirnya punya kamar yang sudah diidam-idamkan!
Entah karena kuliah atau bekerja, merantau adalah momen yang berat karena harus meninggalkan rumah yang selama ini ditinggali dengan keluarga tapi juga merupakan saat di mana kamu akhirnya benar-benar bisa mendapatkan ‘ruang’ milikmu. Bukan hanya tentang ruangan sebenarnya, tapi mendadak kebebasan yang sebelumnya mungkin sudah dibayangkan jadi kenyataan. Kamu bisa fokus melakukan hal yang disuka tanpa gangguan dan menyendiri saat diperlukan.
ADVERTISEMENTS
5. Pernikahan juga jadi satu alasan ketika akhirnya privasi didapatkan, asal nikahnya dengan orang yang tepat ya~
Ada yang baru mendapatkan ruangnya ketika kakak-kakak sudah menikah duluan dan akhirnya dapat kamar warisan. Ada juga yang justru menemukan ruang sendiri ketika ia sudah menikah. Benar memang ketika menikah maka pasangan biasanya berbagi kamar, tapi saat pasangan sedang bekerja atau bepergian akhirnya momen merenung dan merawat diri sendiri malah bisa didapatkan oleh sebagian orang.
ADVERTISEMENTS
6. Rupanya banyak juga orang yang masih gagal mendapatkan privasinya saat di rumah karena selama bertahun-tahun masih harus berbagi kamar
Bagi sebagian orang mungkin kamar adalah hal sederhana yang mudah didapatkan tapi bagi yang lainnya ruangan ini merupakan hal mewah yang masih disimpan sebagai angan-angan saja. Ada yang harus menahannya sampai usia 21, 25, bahkan 28 tahun untuk memiliki tempat yang sekadar digunakan untuk menangis. Bayangkan saja ketika tak punya ruang sendiri akhirnya semua kesedihan yang harusnya tumpah dalam bentuk tangisan malah ditahan dan berakhir jadi sesak berkepanjangan. Makanya nggak heran kalau banyak yang berpikiran untuk tinggal di indekos walaupun sebenarnya tempat kuliah atau kerja nggak begitu jauh demi alasan dapat privasi.
Jika kini kamu sedang merasakan yang terakhir maka sabar dulu ya, pasti akan ada saat di mana kamu bisa memiliki ruangmu. Jika memang perlu waktu untuk sendiri mungkin kamu bisa sesekali pergi menjauh dari orang lain seperti jalan-jalan ke perpustakaan atau ke taman kota yang sepi.