Mengenang masa kecil, dulu kamu sering berpikir nggak enak jadi anak kecil. Apa-apa nggak bisa memutuskan sendiri dan pendapatmu nggak dianggap penting karena kamu dianggap “nggak tahu apa-apa”. Lalu kamu pun membayangkan betapa menyenangkannya jadi orang dewasa, punya power dan bebas menentukan hidupnya.
Lalu bertahun-tahun dari hari itu, akhirnya kamu menjadi “orang dewasa” secara usia. Namun, ternyata jadi dewasa nggak semudah itu ya? Kamu baru tahu di balik kata dewasa, quarter life crisis itu benar adanya. Kamu bertemu sederet fakta hidup yang ngeri dan ngenes di saat yang sama. Kamu pun sibuk bertanya “Kok gini ya?”. Lalu kamu pun pontang-panting berusaha menerimanya. Sulit memang, tapi bila kamu sudah bisa menerimanya dengan lapang dada kamu sudah “benar-benar dewasa”.
ADVERTISEMENTS
1. Semakin bertambah usia, jumlah teman semakin berkurang. Terkadang hal ini membuatmu kesepian juga
Dulu temanmu banyak sekali. Kalau si ini nggak bisa diajak jalan, kamu bisa mengajak yang lainnya. Sekarang kamu nggak lagi merasakan hal yang sama. Teman yang sekadar kenal sudah nggak lagi kontak-kontakan. Sahabat yang paling dekat juga sudah punya kesibukan sendiri sehingga nggak selalu bisa diandalkan.
Teman baru? Ah, rasanya sekarang kamu kesulitan menjalin relasi baru. Setiap harinya sibuk kerja, weekend pengennya istirahat di rumah saja. Nggak bisa dimungkiri, kadang-kadang kamu kesepian juga.
ADVERTISEMENTS
2. Meski sekeras apa pun kamu berusaha untuk menjadi sempurna, orang akan tetap mencari kelemahanmu
Siapa yang nggak ingin jadi orang yang disukai? Memiliki prestasi dan hangat sebagai manusia, sehingga banyak orang ingin menjadi temanmu? Lantas, kamu pun bekerja keras untuk itu. Menjadi sosok yang paling baik, paling berprestasi, dan pokoknya paling keren versimu.
Tapi ternyata tetap saja kamu nggak bisa membuat semua orang menyukaimu. Satu atau dua orang ada saja yang mengritik, membencimu, dan selalu berusa mencari kelemahanmu untuk diobrolkan di belakang. Well, mau bagaimana lagi? Kamu manusia biasa yang tak bisa mengontrol segalanya.
ADVERTISEMENTS
3. Kamu nggak bisa menahan seseorang yang sudah memutuskan untuk pergi. Meski kamu mencintainya setengah mati
Di usia dewasa, kamu menemukan seseorang yang sangat kemu cintai. Kamu sudah memberikan setengah hatimu padanya, dan memasrahkan harapan-harapanmu di masa depan padanya. Namun, di suatu hari dia berkata menyerah dan memilih pergi.
Sekuat tenaga kamu mempertahankannya, sehebat apa pun kamu membujuknya, sekeras apa pun kamu merasa bahwa kalian cocok, ternyata dia tetap ingin pergi. Ini adalah fakta mengerikan, bahwa orang yang ingin pergi tak mungkin bisa ditahan, meski dengan alasan cintamu setengah mati.
ADVERTISEMENTS
4. Banting tulang setiap hari, hanya untuk mendapati fakta bahwa kerja keras tak selalu berbanding dengan yang didapat. Hidup terkadang memang sekeras itu
Dulu kamu percaya aksi sama dengan reaksi. Kalau mau sukses dan kaya, yang penting kerja keras aja. Jangan malas, dan jangan mudah menyerah. Tapi di dunia “orang dewasa” ini, ternyata kerja keras saja nggak cukup. Usahamu nggak kurang-kurang, lembur hampir jadi kebiasaan.
Namun, nyatanya kariermu masih stuck di situ-situ saja. Penghasilanmu juga masih sekadarnya. Usaha yang kamu tekuni dengan susah payah, ternyata gagal juga. Faktanya, terkadang kerja keras yang kita lakukan nggak sebanding dengan hasil yang kita dapatkan.
ADVERTISEMENTS
5. Perkara jodoh pun nggak sesederhana itu. Sudah membuka hati bukan berarti dia yang dinanti akan segera hadir di sisi
Satu persatu temanmu melangkah ke pelaminan. Dulu kamu santai saja, karena kamu berpikir bahwa semua ada waktunya masing-masing. Lagipula, kamu belum siap ataupun berkeinginan menikah kok. Namun, lambat laun, keinginan untuk menciptakan keluarga baru pun muncul.
Lantas, kamu pun mengikuti saran orang-orang untuk membuka hati. Tetapi, ternyata perkara jodoh memang nggak bisa dilambatkan ataupun dicepatkan sesuka hati. Meski (rasanya) sudah membuka hati, kamu nggak kunjung menemukan dia yang pas di hati.
ADVERTISEMENTS
6. Hidup adalah tentang pilihan. Ketika kita mengejar sesuatu, bisa saja ada hal-hal lain yang dikorbankan
Ingin kerja kantoran tapi ingin juga punya usaha sampingan. Ingin tabungan banyak tapi ingin bisa traveling per tiga bulanan. Ingin karier melesat tapi ingin juga mengembangkan hobi. Ingin beli tas dan sepatu baru tapi ingin juga beli buku. Ingin gaul dan menjalin relasi tapi ingin juga rebahan istiharat di kamar.
Di usia dewasa, kamu akan bertemu fakta bahwa kamu nggak bisa memiliki segalanya. Hidup adalah tentang pilihan-pilihan yang harus kamu buat dengan segala risikonya. Terkadang untuk mendapatkan yang satu, harus mengorbankan yang lainnya.
7. Fakta paling menyedihkan, orangtuamu nggak hidup selamanya. Saat kamu sibuk kerja, mereka juga semakin menua
Usia dewasa itu banyak tuntutan. Mungkin kamu sudah tahu satu fakta yang mendasar ini. Mulai dari tuntutan finansial, karier, pendidikan, pertemanan, sampai asmara. Usia-usia produktif ini memang waktu yang tepat untuk mengejar mimpi-mimpi. Hingga di suatu hari saat kamu jeda sejenak dari mengejar mimpi, kamu mulai mengamati kedua orangtuamu. Uban-uban yang semakin terlihat di rambut mereka, juga kerut-kerut yang membuat kulit mereka kian kasar. Berapa waktu yang sudah kamu lewatkan tanpa mereka?
Usia dewasa memang penuh kejutan, tantangan, kekecewaaan, dan jatuh bangun yang nggak sederhana. Ada banyak fakta yang kamu temukan di masa ini, yang mungkin sulit diterima. Awalnya memang membuatmu begitu menderita, namun, lama-kelamaan kamu pasti terbiasa dan menemukan satu cara untuk mengatasinya kok. Di saat itu, pengalaman telah menempamu menjadi pribadi yang lebih dewasa.
Oh ya, satu lagi fakta yang harus kamu terima: nggak selalu seseorang atau keadaan yang membuat kita kecewa, seringnya, justru ekspektasi kita sendiri yang membuat hati begitu terluka.
Semangat ya~