Hidup di perantauan memang tak pernah mudah. Ada saja tantangan yang harus kamu hadapi, demi masa depan yang sudah menanti. Mulai dari homesick parah karena tak bisa pulang ke rumah, kehabisan uang di tabungan hingga harus pintar-pintar mengatur mood agar kegiatanmu di perantauan tak berantakan.
Nggak hanya mereka yang hidup di kos-kosan saja yang mengalami tantangan dan cobaan hidup di perantauan ini. Kamu yang hidup dengan menumpang tinggal di rumah saudara juga merasakan dua hal itu. Bahkan bisa dibilang, cobaan dan tantangan ini lebih berliku dan berat. Untukmu yang kini tengah berjuang di perantauan dan tinggal bersama saudara, hal-hal di bawah ini pasti sudah akrab bagimu.
ADVERTISEMENTS
1. Kamu memang sudah kenal dengan mereka, namun tetap ada rasa sungkan jika ingin meminta bantuan kala dirimu kesusahan
Saudara yang bersedia menampungmu ini memang sudah kamu kenal. Paman, bibi, atau saudara jauh lainnya bersedia menerimamu dengan tangan terbuka. Kamu bahkan ingat benar, saat kamu pertama kali tiba di perantauan ini, mereka dengan senang hati menjemputmu dari terminal atau bandara. Kamu memang sudah kenal dengan mereka. Namun hubungan kamu dan saudaramu ini tak bisa dibilang dekat. Hal tersebut membuatmu merasa segan apabila ingin meminta bantuan kala kamu kesusahan. Ujung-ujungnya kamu selalu tak mau merepotkan mereka dan mengerjakan sendiri semua urusanmu.
ADVERTISEMENTS
2. Saat kamu capek sepulang kerja, namun tak tega melihat saudaramu melakukan sendiri urusan rumah tangga
Di perantauan ini kamu jelas memiliki kegiatan utama, seperti menjalani pendidikan atau bekerja. Sepulangnya kamu dari kegiatanmu itu, jelas lelah dan ingin segera istirahatlah yang dirasa. Kamu bahkan seringkali sudah membayangkan kasur dan ingin cepat tidur. Namun sesampainya di rumah, selalu ada rasa tak enak jika kamu sekadar mengistirahatkan dirimu. Kamu tak tega melihat saudaramu itu melakukan pekerjaan rumah sendirian. Demi kesopanan dan membalas budi, kamu pun merelakan waktu istirahatmu untuk membantu mereka.
ADVERTISEMENTS
3. Tinggal di rumah saudara buatmu sedikit terkekang dengan aturan-aturannya, tak seperti berada di rumah sendiri atau kos-kosan
Beda rumah, pasti berbeda pula aturan di dalamnya. Begitu pula dengan aturan di rumah saudaramu ini, Jika di rumah sendiri kamu boleh makan sambil nonton TV, hal itu nggak bisa kamu lakukan di sini. Momen menyantap makanan sudah ditentukan dan harus dilakukan bersama-sama tanpa menonton TV. Kamu jelas merasa tak nyaman dengan hal ini. Namun demi masa depan kamu harus rela menyesuaikan diri meskipun rasanya tak nyaman sekali.
ADVERTISEMENTS
4. Entah ini hanya perasaanmu saja atau memang kenyataannya. Kadang kamu merasa diperlakukan berbeda
Setiap manusia pasti memiliki sifat baik dan buruknya masing-masing, Begitu pula dengan saudara yang sudah menampungmu ini. Meski mereka bersedia menerimamu untuk tinggal bersama, kamu merasa ada yang janggal dari mereka. Kamu merasa diperlakukan berbeda dengan anak-anak mereka sendiri. Kamu pun lantas beranggapan bahwa ini semua terjadi karena kamu masih begini saja dan belum menjadi siapa-siapa.
ADVERTISEMENTS
5. Saat suntuk dengan suasana kamar, kamu tak bisa berbuat banyak. Sebab dirimu tak berhak untuk mengubah kamar milik mereka
Ada kalanya kamu merasa penat sekali dengan suasana kamar yang monoton ini. Mungkin kalau kamu berada di rumah sendiri atau kosan, kamu bisa bebas melakukan perubahan di dalamnya. Namun tidak dengan kamar di rumah saudaramu ini. Hanya untuk menambahkan beberapa pemanis dinding saja, kamu takut sekali. Sebab kamu paham benar bahwa bukan hakmu sepenuhnya untuk mengubah keadaan kamar milik mereka.
ADVERTISEMENTS
6. Meskipun dengan saudara yang udah dikenal sebelumnya, kamu justru semakin tak bebas menjadi diri sendiri
Orang-orang mengatakan bahwa hidup dengan saudara itu enak. Kamu bisa merasakan hidup selayaknya di rumah sendiri, dengan saudara yang siap membantu kapan saja. Namun hal tersebut tak sepenuhnya benar. Kamu justru tak bisa menjadi diri sendiri saat numpang tinggal dengan mereka. Kamu mau tak mau harus menjadi sosok yang mereka ingini, agar nantinya mereka tak kecewa. Hal ini pun akhirnya buatmu stres dan tertekan sendiri.
7. Ada kalanya kamu baru mengetahui sifat asli mereka setelah numpang tinggal di sana. Ekspektasimu tentang hidup dengan mereka turun seketika
Hanya sebatas mengenal tak buatmu sepenuhnya mengetahui sifat asli mereka. Kalau dulu kamu mengenal mereka dengan sifatnya yang penyayang dan sabar, kini sedikit demi sedikit sifat lainnya terbuka. Kamu jadi tahu bahwa mereka itu perfeksionis dan tidak menolerir kesalahan. Hal itu jadi buatmu takut-takut untuk melakukan pendekatan dengan mereka. Akibatnya selalu ada dinding pemisah antara kamu dan mereka.
Meski berat, kamu selalu berusaha berjuang dengan kuat. Termasuk dengan bertahan dengan hidup di perantauan dengan saudaramu ini. Kamu selalu ingat dengan pesan bapak ibumu saat di kampung dulu. Mereka berpesan agar kamu bisa menyesuaikan diri demi menjadi pribadi yang lebih berkembang di perantauan nanti.