Aduh aku lupa simpan file-nya di mana, udah mau meeting lagi….
Yah, aku salah kirim email ke klien, bagaimana ini?!
Selalu saja ada yang salah saat panikmu tiba. Saat-saat itu pula julukan ceroboh pasti mampir ke kamu, entah dari teman, pacar, orangtua, bahkan dirimu sendiri. Kamu paham kebiasaan cerobohmu sangat tidak baik, selain merugikan diri sendiri kadang orang di sekitarmu pun terkena imbasnya. Dan entah kenapa rasanya sulit untuk menghilangkannya. Sudah berusaha melakukan semua dengan tenang dan hati-hati, sampai membuat catatan khusus yang memudahkanmu ingat segala hal.
Tapi nyatanya, usahamu masih belum berbuah besar. Kamu masih sering lupa, panikan, kurang fokus dan pastinya banyak melakukan salah. Kecerobohan ini yang juga buatmu khawatir, bagaimana kelak jika menjadi seorang istri dan ibu? Kamu ingin sama seperti cewek lain yang bisa mengurus anak atau keluarga dengan sangat baik. Tapi sebagai cewek yang ceroboh, kamu tak bisa luput dari rasa-rasa yang Hipwee Motivasi uraikan di bawah ini. Sedih boleh, tapi sabar tetap harus. Toh ini yang akan buatmu belajar.
ADVERTISEMENTS
1. Bukannya jadi ibu harus selalu siaga, sementara sampai sekarang kamu masih mudah sekali lupa
Kartu ATM tertinggal dan hilang lah, kunci rumah yang lupa taruh di mana, sampai kadang kamu lupa dengan jadwal kerjaan yang harus dilakukan. Bukan sengaja lupa, tapi memang kamu ini mudah sekali lupa, apalagi saat sedang terburu-buru. Membuat julukan pelupa jadi pasangan kecerobohanmu.
Baiknya sudah tahu pelupa dan ceroboh, kamu tak lantas diam saja. Selain berusaha membuat pengingat sendiri dengan notes atau minta bantuan orang di sekitarmu. Kamu sendiri harus belajar lagi melatih daya ingatmu. Sebab kamu tahu kelak jadi seorang ibu itu harus siaga, mulai dari hal remeh seperti berusaha untuk tak sembarang menaruh barang atau agar tak terjangkau dari anakmu kelak. Sampai mengingat kebiasaan makan, tidur mandi, atau mengingat jenis makanan yang sekiranya bisa membuat anakmu alergi.
Tapi tetap saja rasa khawatir tak bisa jadi ibu siaga masih kunjung muncul saat kamu ingat dirimu yang pelupa!
ADVERTISEMENTS
2. Kalau jadi ibu harus hati-hati, bagaimana dengan kamu yang seringnya panikan sendiri
Duh, Nak telurnya jangan dipegang nanti pecah dan berantakan.
Kamu selalu sulit untuk selow saat ada sesuatu yang tak berjalan sesuai keinginanmu. Bukan tak terima, tapi lebih kepanikan. Kamu khawatir kepanikanmu buatmu lupa berhati-hati saat mengurus anak. Misal saat kamu sedang memasak dan anakmu ikut merecoki, entah dia bermain dengan benda pecah belah atau tajam, entah dengan ikut mengaduk-aduk sesuatu. Bukan tak boleh, tapi kamu justru takut kalau kecerobohan ini membahayakan anakmu kelak.
Rasa-rasanya memang kamu harus belajar lebih gigih untuk menenangkan diri atau pikiran.
ADVERTISEMENTS
3. Katanya jadi ibu harus sabar, sedangkan kamu masih sering terburu-buru di semua hal
Terburu-buru juga jadi sikap yang membuatmu sering ceroboh melakukan sesuatu. Saking buru-burunya bersiap-siap berangkat kerja, kamu lupa bahwa ada dokumen yang tertinggal di rumah. Paling sering kamu terburu-buru menyelesaikan pekerjaan sampai lupa untuk mengoreksi ulang, dan baru akan sadar saat atasan menegur atau memperlihatkan kesalahanmu. Merugikan dirimu pasti. Merugikan orang lain pun tak bisa dielak.
Lalu bagaimana saat punya anak kalau masih seperi ini? Bukan kah jadi ibu harus sabar. Kamu tak bisa menyuapi dengan terburu-buru, karena yang ada anakmu bisa saja tersedak. Kamu tak bisa terburu-buru memandikannya, mengganti popoknya, mengajarkannya berjalan, berbicara, atau menenangkannya saat dia sedang rewel. Kamu perlu sedikit lagi melatih sabarmu, supaya kelak kamu bisa mengurus anakmu dengan sebaiknya.
ADVERTISEMENTS
4. Kalau fokus saja masih sulit, bagaimana bisa jadi ibu yang gesit?
Kamu seringkali bingung saat harus melakukan sesuatu dalam waktu bersamaan. Bukan kamu tak mumpuni untuk menyelesaikannya, hanya saja fokusmu masih kurang baik jika harus dipecah menjadi dua. Pasti ada saja hal yang terlewat, kesalahan di beberapa bagian. Intinya ketidakfokusanmu ini jadi salah satu alasan kamu tak bisa gesit. Karena kalau saja dipaksakan gesit yang ada kebiasaan cerobohmu muncul mengacaukan.
ADVERTISEMENTS
5. Kamu sendiri masih bingung siap apa enggak jadi ibu rumah tangga, saat menanak nasi lebih sering gagal
Jadi ibu tanggung jawabnya pun besar. Kamu harus bisa mengatur rumah supaya keluarga kecilmu nyaman di sana. Kamu harus bisa menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan suami dan anakmu setiap harinya. Paling penting, setidaknya menjadi ibu mengharuskanmu bisa mengolah makanan. Tapi bagaimana kalau kamu saja tak becus saat memasak nasi sekalipun itu memakai rice cooker?
Memang dalam rumah tangga perlu adanya kerjasama antara suami dan istri. Tapi mau sampai kapan juga kamu mengandalkan suamimu untuk terus memasak? Sedangkan dia pun punya tanggung jawab yang lainnya. Lagi-lagi kesulitanmu memasak ini ya karena kecerobohanmu, entah karena lupa, atau terburu-buru sampai tak memperhatikan takarannya. Kamu hanya bisa menghela napas panjang….
ADVERTISEMENTS
6. Sering minta diingatkan oleh pasangan, buatmu ragu apa iya kamu bisa menjaga anak dengan baik
Yang, nanti ingetin aku buat mampir ke toko kue sebentar ya.
Yang aku udah transfer uangnya belum ya?
Yah Yang kok kamu nggak ingetin aku, hari ini harusnya aku ke dokter gigi.
Sampai kapan harus mengandalkan dia atau siapapun untuk mengingatkan semua hal yang harus kamu lakukan. Sedangkan menjadi ibu mengharuskanmu selalu punya inisiatif tersendiri. Kamu sudah harus tahu apa yang akan dilakukan saat anakmu sudah tertidur pulas, entah beres-beres rumah, atau memasak. Lalu bagaimana saat anakmu sudah bangun, apa yang harus kamu lakukan? Masa iya kamu harus menungu pasanganmu untuk mengingatkan.
Jadi ibu memang tak mudah, tapi pada akhirnya niatmu untuk berubah jadi lebih baik yang membuat instingmu sebagai ibu akan lebih kuat. Mau seceroboh apapun kamu sekarang, masih tetap ada jalan untuk belajar jadi ibu yang baik kelak.