Merasa limbung dan remuk redam adalah konsekuensi ketika harus putus cinta. Jika tadinya ada dia yang memberikan manisnya rasa, kini kamu harus berdamai dan memilih untuk melepas semuanya. Sesaat duniamu terasa berakhir, waktu-waktu bahagia itu terampas begitu saja tanpa sisa.
Kamu seolah dikenalkan pada situasi hidup asing yang tak kamu kenali. Jejaknya yang tadinya terasa begitu lekat diam-diam memulai memudar. Kamu merasa hancur setengah mati dan terluka luar biasa. Tidak ada lagi semangat membara yang kini dipunya, namun pertanyaannya kini:
“Seberapa lama kamu akan larut dalam kesedihan? Tidak inginkah kamu segera mengakhirinya?”
1. Putus cinta tak ayal membuat perasaanmu meremang: Tapi bukan berarti kondisi ini membolehkanmu menelantarkan masalah tak terselesaikan
Siapa sih orang di dunia ini yang tidak merasa sedih saat gagal mempertahankan hubungan yang telah dibina sekian lama? Kamu dan dia mungkin sudah memiliki banyak mimpi yang dirangkai bersama, bayangan hidup berumah tangga pun terasa begitu dekat di depan mata. Kini kisah asmaramu sudah tutup buku, tidak ada lagi kisah mesra seperti dulu.
Ada rasa sakit yang kini seolah menjengkal kakimu untuk menjalani rima hidup seperti sedia kala. Terkapar dalam perasaan pilu, membuatmu kehilangan hasrat menjalani hidup normal. Kamu hancur dan enggan kembali berlari. Padahal ada banyak masalah yang menunggu untuk diselesaikan. Mulai dari urusan pekerjaan, kuliah, serta masalah keluarga tidak boleh selamanya dibiarkan terlantar.
Tidak ada alasan yang paling tepat membenarkan kamu untuk terus larut dalam kesedihan. Kini saatnya kamu bangkit dan menata hidupmu lagi. Semakin lama kamu tenggelam di sana maka semakin banyak menyelesaikan kamu membiarkan masalah tidak terselesaikan secepatnya.
2. Di luar sana ada begitu banyak orang yang ikut terluka hatinya jika perasaan membuatmu jadi pesakitan sekian lama
Saat merasa sakit karena putus cinta, sebetulnya tidak hanya kamu saja yang babak belur perasaannya. Orang-orang sekitar yang mencintaimu pun ikut merasa sedih pula menyaksikan sosok yang mereka sayangi harus terluka hatinya. Dukungan dari mereka pasti akan datang tanpa diminta. Meski terlihat kuat, bukan berarti perasaan mereka baik-baik saja.
Mungkin keluarga atau sahabatmu akan mengajakmu untuk tertawa. Meyakinkanmu kalau hidup tanpanya akan baik-baik saja. Mereka berusaha terlihat kuat agar kamu ikut terbawa suasana bahagia. Tapi di balik itu semua, tidak sadarkah kamu bahwa dukamu adalah luka untuk mereka? Tegakkah kamu membiarkan orang yang perduli padamu ikut terpuruk melihat kondisi seperti itu?
3. Ada terlalu banyak mimpi yang terlalu berharga dibiarkan tertunda karena urusan hati yang tidak ada habisnya
Jika biasanya ada kekasih yang siap menggenggam tanganmu meraih impian, kini hal tersebut sudah tidak bisa lagi dirasakan. Hidup yang tadinya terasa lengkap kini bak puzzle yang kehilangan salah satu kepingan terpentingnya. Kamu yang sekarang ibarat mesin kendaraan kehabisan bahan bakar. Gelora mewujudkan mimpi hilang entah kemana.
Padahal sebelum bertemu dengannya kamu adalah orang dengan semangat paling membara. Kamu juga punya sejuta mimpi menggagumkan. Padahal ada rancangan yang tidak sepatutnya dikesampingan karena urusan hati yang terluka. Semua harapmu wajib diperjuangkan seperi saat dia datang dan meluluh lantahkan rencana hidup yang kamu punya.
4. Gagal membina hubungan pacaran jauh lebih baik daripada harus bersanding dengan orang yang gagal dalam tali pernikahan
Pada dasarnya proses pacaran adalah fase mengenali dia yang kelak kamu yakini sebagai pasangan hidup. Hanya akan ada dua kemungkinan dalam menjalankan hubungan pacaran, lanjut ke tingkat yang lebih serius atau mengakhirinya dengan berbagai alasan. Sebetulnya ketika hubungan kalian kandas, itu adalah resiko yang wajar.
Pacaran dapat juga dilihat sebagai fase seleksi mencari dia yang paling menggenapi. Sebelum akhirnya memutuskan menikah, sudah sepantasnya kamu mendapat orang paling bisa dipercaya. Maka dari itu gagal pacaran sebetulnya lebih baik daripada nantinya bersanding dengan orang yang salah dalam ikatan pernikahan.
5. Meladeni orang yang sedang putus cinta itu memiliki kesulitan tersendiri: Jangan biarkan mereka berhadapan terlalu lama dengan emosimu yang tak karuan
Menjadi sensitif dan mudah marah adalah sindrom yang umum dirasakan oleh mereka yang sedang merasa galau. Jika ini terjadi dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama, mungkin hal itu tidak mengapa. Akan tetapi bagaimana bila fase ini terjadi dengan durasi yang panjang sehingga membuat orang-orang di sekitarmu jengah?
Sebagai manusia biasa tentunya wajar bila mereka punya batas kesabaran dalam meladenimu yang emosinya naik turun tak karuan. Karena itu, jangan egois membiarkan mereka terlalu lama jadi sasaran karena kamu tidak bisa mengendalikan rasa duka. Percepatlah waktumu bergundah gulana, jika tidak ingin melihat orang di sekitarmu jadi tidak betah berada di dekat kamu.
6. Rasa sedih berkepanjangan akan mempengaruhi kualitas kesehatan. Jika sudah begini kelancaran kegiatan harianmu bisa saja terancam
Secara umum, kondisi psikis yang sedang tidak stabil akan mempengaruhi kesehatan fisikmu. Maka tidak heran rasa sedih akan membuatmu lebih mudah terserang sakit. Mulai dari sakit kepala sampai meningkatnya asam lambung. Padahal jika kamu sakit, masalah hanya akan bertambah runyam.
Jadwal kuliahmu bisa jadi terganggu. Begitu pun dengan kamu yang berstatus sebagai karyawan, gangguan penyakit tentu akan mempengaruhi produktivitasmu dalam bekerja. Maka dari itu jangan pernah membiarkan diri hanyut dalam rasa sedih berkepanjangan jika tak ingin menanggung sakit nantinya.
7. Melepaskan hubungan memang tidak ada enak-enaknya. Tapi bukankah ini cara terbaik menemukan dia yang keberadaannya lebih menggenapkan?
Kehilangan dia yang sudah sekian lama ada di hatimu memang tidak ada enaknya. Itu berarti kamu harus memulai lagi sebuah hubungan dari awal. Mungkin di usiamu saat ini, memiliki kisah cinta baru sudah tak semenantang dulu. Kalau bisa kamu ingin cepat-cepat bertemu dengan dia yang keberadaannya melengkapkan.
Tapi kalau memang sudah tidak bisa, perlukah kamu terus memaksa? Bukanlah sebetulnya ini adalah kesempatanmu untuk menemukan pasangan yang lebih baik lagi ke depannya? Tinggalkan semua beban dan mulailah melangkah di depan. Kamu berhak dipertemukan dengan dia yang kehadirannya betul-betul melukiskan bahagia.
Kini bukan lagi masa yang tepat untukmu terus merasakan sedih yang sama. Berjingkatlah dan buktikan pada dunia kalau kamu bisa sembuh dari dalamnya rasa luka
Featured Image: www.shyonfoot.com