Sebuah kewajaran ketika setiap orang memiliki cita-cita dan kemauan. Ini sebuah proses yang alami yang pasti dialami setiap orang. Tapi mengenai cita-cita, kita tak bisa serta-merta langsung mewujudkannya. Cita-cita bukanlah makanan instan siap saji. Bahkan, kita perlu waktu dan usaha untuk memasak sebungkus mi instan, bukan?
Kembali mengenai cita-cita, sudah seberapa jauhkah usaha yang kamu lakukan? Cobalah untuk realistis, jangan cuma mengikuti kemauanmu semata, tapi lihatlah seberapa hebat kemampuanmu dalam mengejar cita-citamu.
ADVERTISEMENTS
Pada dasarnya menuruti nafsu hanya akan berakhir percuma. Cobalah untuk melihat kenyataan agar semua usahamu tak berujung sia-sia
Semua makhluk hidup memang diberikan mukjizat berupa nafsu. Tapi itu menjadi tugasmu, anak manusia, untuk bisa mengendalikan nafsu tersebut. Apa bedanya kamu dengan binatang kalau tak bisa mengendalikannya? Nah, sama halnya dengan nafsumu untuk mengejar cita-citamu. Cita-cita itu tidak sebatas kemauan semata. Sebab kalau kamu terus menuruti kemauanmu, tanpa adanya usaha dan kemampuan, itu hanya akan berakhir sia-sia. Kamu tidak akan mendapatkan apa-apa hanya dengan nafsu—kemauanmu itu.
ADVERTISEMENTS
Cobalah untuk membuka mata dan hati. Siapapun tak akan pernah tahu, kamu punya potensi apa lagi kalau belum pernah kamu gali
Memang, cinta selalu bisa membutakan bagi mereka yang dirundung. Seperti ketika kamu mencintai cita-citamu sebegitu besarnya. Maka, kamu hanya akan terpaku pada cita-citamu itu entah sampai kapan pun. Sebab hanya itulah yang kamu mau, sebab kamu telah dibutakan oleh cinta semumu itu. Namun, alangkah kurang bijak ketika kamu hanya acuh pada kemauanmu itu. Kenapa kamu tidak membuka mata dan hatimu untuk menggali potensimu lebih dalam lagi? Kamu tak pernah tahu, bukan, potensi apa yang kamu miliki sebenarnya?
ADVERTISEMENTS
Dengan kamu terus memikirkan cita-cita tinggimu tanpa punya kemampuan mumpuni, kenapa kamu tidak mencoba untuk menerima kesempatan dari peluang yang ada di depan mata?
Yang namanya cinta, sudah barang pasti selalu dipikirkan oleh dia yang merasakannya. Jadilah kamu orang yang merugi ketika hanya memikirkan cita-cita dan keinginanmu itu tanpa punya kemampuan yang mumpuni. Selain menggali potensi diri, alangkah baiknya kalau kamu mau menerima dan mencoba menerima kesempatan dari peluang yang sudah ada di depan mata? Jangan berlarut dalam memikirkan hal yang belum ada kejelasannya. Kalau saat ini sudah ada kesempatan lain yang lebih memungkinkan untuk kamu coba, kenapa harus kamu tolak? Jangan pernah menyia-nyiakan kesempatan yang sudah ada di depan mata, ya!
ADVERTISEMENTS
Jangan menghabiskan waktu untuk mengejar cita-cita cuma karena kemauan. Masih banyak hal lain yang sebenarnya bisa kamu lakukan
Dengan kamu mengabaikan kesempatan yang ada, karena kamu masih kukuh pada kemauanmu dalam menggapai cita-cita, sama halnya dengan kamu membuang-buang waktumu percuma. Teguh pada satu hal yang kamu percayai itu memang baik, tapi bukan berarti kamu harus membuat waktumu terbuang percuma. Mumpung kamu masih muda, masih bergairah untuk melakukan banyak hal, cobalah untuk membuat waktumu menjadi lebih berharga. Sebab kamu akan menyesal nantinya saat sudah tak memiliki banyak waktu dan tenaga di masa tua.
ADVERTISEMENTS
Bermimpi setinggi langit itu tak masalah. Tapi kalau kamu hanya bermimpi tanpa pernah belajar untuk melangkah perlahan, itu yang salah
Benar kata Bung Karno, kita harus memancang cita-cita kita setinggi langit manapun. Toh kalau suatu waktu kita jatuh, kita akan jatuh pada serakan bintang-gemintang. Jauh lebih megah, bukan, daripada tidak memiliki cita-cita sama sekali? Tapi semua ini hanya akan menjadi masalah ketika kamu memiliki kemamuan setinggi itu, tanpa adanya usaha. Percuma kamu bercita-cita setinggi langit, kalau kamu tak pernah belajar untuk melangkah. Meski perlahan, kamu harus mencoba untuk terus melangkah. Sudah sampai mana langkahmu? Bersabarlah.
ADVERTISEMENTS
Pada akhirnya kamu harus belajar lagi, menimbun pengalaman lagi, memaksimalkan kualitas diri. Memang seperti itu kan, jalan menuju pewujudan mimpi?
Ya, kalau kamu masih setia dengan cita-citamu yang hanya bermodal dengan kemauan, cobalah untuk mengasah kemampuanmu. Kamu harus belajar lebih giat lagi, menimbun pengalaman yang lebih matang lagi, memaksimalkan kualitas diri, menggali potensi diri yang masih belum kamu ketahui sendiri. Ketika kamu sudah dalam level matang, bukan tak mungkin cita-citamu akan bisa terwujud dengan begitu mudah.
Tapi kalau kamu cuma bisa ‘ngotot’ untuk menggapai cita-citamu hanya karena kemauan semata, belajarlah untuk berkaca. Sudah pantaskah kamu mendapatkan mimpimu itu? Masih banyak di luar sana yang juga memiliki cita-cita serupa denganmu.