Perjalananku Menjadi Wanita yang Bisa Berdaya dan Bisa Membahagiakan Diri Sendiri

Baru 25 tahun sudah punya dua anak, aku lebih berjuang dan sabar— jadi freelancer adalah jalan ninjaku.

Selamat untuk diriku yang sudah berproses, untuk lebih sabar dan tegar menjalani peran multi-ganda. Menjadi koki di pagi hari, sekaligus mencuci pakaian, menjadi ibu untuk dua anak—balita juga bayi dan menjadi istri untuk suami. Plus tambahan menjadi pekerja paruh waktu untuk mendapatkan tambahan dana.

Awalnya itu enggak mudah mengatur waktu yang terasa begitu cepat berlalu, sehingga waktu istirahat hanya 6 jam dari 24 jam. Tetapi lewat memperkaya informasi dan mengurangi mengeluh, bisa menjalani peran multi-ganda.

Wahai diri, terima kasih ya sudah sabar menjalani peran ganda-mu, meskipun kamu sendiri kurang memiliki waktu luang untuk bersantai. Karena baru saja duduk sudah dipanggil anak-anakmu. Saat kamu merasa lelah, kamu seringkali tidak hiraukan rasa lelahmu, karena cinta yang begitu besar untuk kedua buah hati.

————————–

Pada momen Hari Perempuan Internasional ini, aku ingin mengatakan pada semua perempuan di dunia. Bahwa memang berat menjadi ibu, tetapi lebih berat lagi jika tidak bisa memenuhi kebutuhan standar finansial. Aku pun ikut bekerja paruh waktu, menjadi penulis. Walaupun kadang tidak bisa maksimal. Karena di rumah mengurus sendiri, jadi mengerjakan secara optimal.

Kenapa aku harus bekerja part time?

Selain untuk membantu suami yang belum berpenghasilan tetap, aku ingin menabung untuk masa depan dua anakku. Mereka keduanya juga perempuan, aku ingin mereka mendapatkan pendidikan yang layak. Karena perempuan itu sebagai tiang negara, perempuan yang hebat bisa melahirkan generasi yang lebih hebat lagi. Lewat sosok ibu yang memiliki background edukasi yang baik, tentu lebih berbeda dengan perempuan yang kurang melek ilmu pengetahuan.

Mengikuti komunitas online, menjadi sebuah wadah untuk memperdayakan diri, di saat ilmu teknologi yang melesat pesat. Lewat media sosial pun aku bisa sharing pengalaman seputar parenting, maupun cara pengelolaan finansial kepada banyak teman sepantaran aku. Kadang mereka sebagai perempuan kurang mendapat apresiasi dari pasangan atas kinerjanya selama 24 jam mengurus rumah tangga. Seperti uang bulanan yang kurang, sehingga tidak jarang terjadi konflik.

Aku juga berpesan kepada temanku itu, agar mencari peluang lewat menulis di internet. Lewat jualan online pun tentu bisa, selain bekerja dari rumah juga bisa memantau tumbuh kembang anak. Bagaimana pun ibu yang memperdayakan diri akan lebih memiliki psikologis yang sehat. Sudah menjadi orangtua, tentu tidak etis masih bergantung kepada orang tua yang sudah sepuh.

Hal yang memotivasi aku untuk memperdayakan diri yaitu anak-anak. Kalau kita sebagai wanita bisa menghasilkan uang sendiri, tentu mudah memberi self reward atau pun membeli kebutuhan keluarga tambahan. Pun bisa untuk menyimpan dana untuk hari-hari esok, yang masih menjadi misteri.

——————————

Lewat proses persalinan-lah yang membuat aku banyak belajar tentang perjuangan untuk menjadi seorang ibu. Mulai dari menjaga kesehatan saat hamil. Tetap olahraga untuk kebugaran tubuh, di saat perut buncit dan hormon mempengaruhi suasana hati, tetapi tetap memberdayakan diri. Tentu tubuh yang sehat akan menjadi pribadi yang kuat.

Menurutku menjadi ibu rumah tangga itu pekerjaan yang tiada habisnya, namun tetap harus menjaga kesehatan diri, kesehatan mental dan informasi-informasi tambahan tentang manajemen ibu rumah tangga. Aku pun sering ikut webinar, sambil melipat pakaian bisa mendengarkan sesi pembicaraan seperti cara menjadi konten kreator, tips personal branding di Instagram, tips make up, rekomendasi memasak sederhana, sampai mengedit video.

Ibu yang hebat bukan terbentuk secara instan, tetapi ibu yang hebat itu karena mau belajar, memperkaya informasi dan bisa mandiri finansial. Jika sudah punya ilmunya, tentu tidak akan mudah dibohongi oleh pihak mana pun, pun bisa menjaga kewarasan dari pihak terdekat yang kadangkala tidak bisa membantu kesulitan yang kita hadapi.

Lewat perjuangan ini, kita sebagai perempuan dan wanita bisa mencapai impian yang mungkin belum tercapai di masa lalu. Wanita mencari penghasilan tambahan, ujung-ujungnya untuk kebutuhan keluarga.

Oleh sebab itu, menjadi perempuan harus punya daya juang tinggi, lelah hanya sementara tetapi anak-anak tumbuh kembang optimal dan keuangan cukup itu menjadi investasi di masa depan yang sesungguhnya. Jangan sampai hanya berjuang untuk keluarga tetapi tidak menikmati hasil di masa tua.

Baru 25 tahun sudah punya dua anak, aku lebih berjuang dan sabar— jadi freelancer jalan ninjaku.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Suka menulis dan fotografi

Editor

Learn to love everything there is about life, love to learn a bit more every passing day