Memikirkan sekelumit hal sekaligus bukanlah hal mudah dalam hidup. Tuntutan usia dan waktu yang semakin singkat seringkali membuatmu ingin lari saja dari masalah dan pilihan-pilihan yang menghadang. Namun, tak selamanya dilanda kebingungan lantas bisa menyurutkan niatmu untuk bersikap sebijak mungkin.
Pilihan sulit antara menekuni dunia kerja atau melanjutkan pendidikan misalnya, kedua pilihan yang sebetulnya sangat penting dan berpengaruh dalam hidupmu justru tak jarang membuat galau. Proritas karir, pendidikan atau sekedar gengsi yang semakin membuat bimbang tak ayal malah memaksamu tak memilih di antara keduanya, dan lari menjadi solusi.
Nah, jika kebimbangan sedang menggelayutimu saat ini, jangan dulu bersedih sebelum kamu tanyakan 6 hal ini pada dirimu sendiri.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Karir dan pendidikan sama-sama penting. Tapi sudahkah tentukan prioritas mana yang lebih penting, bukan sekedar gengsi?
“kalau nggak ngelanjutin kuliah, takut dibilang ketinggalan zaman. Yaudah kuliah aja daripada kuno!”
“kerja aja ah, kasian bapak ibu yang udah tua kalau harus capek-capek cari uang. Adik-adik juga masih pada sekolah,”
“kepengen jadi orang sukses dan bisa bikin orang tua bangga ah, harus sekolah tinggi biar kesampaian,”
Mulailah berlatih peka pada dirimu sendiri. Hati yang Tuhan berikan bukan hanya untuk merasakan cinta dan kebahagiaan saja, tetapi hati kecil wajib kamu gunakan di kala sedih dan bimbang. Tidakkah hidupmu yang cuma sekali ini butuh pertimbangan antara karier, pendidikan, atau gengsi saja?
ADVERTISEMENTS
Menyadari penuh apa passionku yang sebenarnya sama halnya dengan menghargai diriku sendiri. Bukankah penting bagiku memilih antara karier atau menjadi akademisi?
Tak ada yang salah ketika seseorang telah mengambil keputusan besar dalam hidupnya, asalkan didasari alasan dan tujuan yang jelas. Sama sepertimu, jika ada waktu kamu menuruti hatimu untuk terus belajar, maka belajarlah. Namun, jika hati kecilmu memang mendorongmu untuk ‘meninggalkan’ belajar di kelas demi belajar di lapangan, maka kejarlah. Sadari betul, apa sebenarnya yang diri dan hatimu inginkan.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Tak usah membuang waktu hanya untuk mengurusi pilihan orang lain. Aku harus yakin bahwa sifat iri dan dengkiku pada kesuksesan orang lain sudah benar-benar pupus.
“wah, dia kerja baru satu bulan tapi udah bisa beli mobil. Liat aja, bentar lagi aku juga bakaalan gitu, kok,”
Ingat, kebutuhanmu dan orang lain itu jauh berbeda. Jika orang lain membutuhkan banyak pundi-pundi rupiah untuk mencukupi kebutuhanmu, mungkin tidak berlaku buatmu. Rajin-rajinlah bertanya pada hatimu, apa yang sebenarnya betul-betul kamu butuhkan demi kehidupan yang lebih baik. Hilangkan buruk sangka dan sifat iri pada orang lain. Apakah kamu sanggup?
ADVERTISEMENTS
Benarkah aku siap menjadi akademisi? Untuk belajar dan melihat buku catatan pun aku enggan. Apakah aku benar-benar siap?
Tuhan menciptakan hambaNya dari bentuk dan sifat yang berbeda-beda. Tak usah selalu protes terhadap apa yang digariskan Tuhan. Kalau kamu memang tak suka belajar dan menurutmu belajar tak membutuhkan waktu lama, mulailah menyiapkan diri ke dunia kerja yang memang butuh orang-orang aktif sepertimu. Toh, sambil bekerja pun kamu masih bisa tetap belajar bukan?
Permasalahan dalam dunia kerja tentunya semakin banyak dan berat. Tak takutkah aku jika langsung menekuni dunia kerja hanya akan membuatku dewasa sebelum waktunya?
“orang tuaku cukup mampu, jangankan untuk membiayai pendidikanku, membeli barang-barang mewah dalam sehari pun mereka bisa. Buat apa aku kerja?”
Memasuki dunia kerja tentunya tak semudah yang dibayangan, lingkungan orang dewasa dengan berjuta masalahnya harus kamu hadapi dengan segera. Jika tidak siap, mental dan segala persiapanmu menjadi percuma saja ‘kan? Merenung dan berpikir jernihlah sebelum semuanya terlambat dan menyesakkan dada.
Oh, aku lupa sesuatu. Membicarakan semua kebimbangan ini dengan orang tua belum aku lakukan. Egoiskah aku jika menjalani semuanya sendiri tanpa mengizinkan mereka tahu?
Berlakulah selayaknya orang dewasa. Mempercayakan andil orang tua dalam setiap permasalahanmu adalah hal penting dalam hidupmu saat ini. Mereka tentu tak menginginkan kegagalan menghampiri anak kesayangannya bukan? Coba utarakan apa yang sebenarnya kamu butuhkan dalam waktu dekat ini, izinkan mereka memberikan pendapat yang paling bijak dan tentunya berimbas baik pada setiap perjalananmu nanti.
Tak harus merengek agar dikasihani, orang tuamu lebih tahu apa yang sebenarnya kamu butuhkan. Tak usah berlagak bingung sendiri, masih ada sosok teman yang selalu bisa menyunggingkan senyum di wajahmu, yaitu orang tuamu.
Tanpa buru-buru, tanyakan 6 hal tadi pada hatimu dengan sungguh-sungguh. Tentukan segera jalan mana yang akan kamu ambil demi masa depan yang lebih baik!