Momen mahasiswa baru (maba) barangkali jauh berkesan daripada momen sweet seventeen yang akhirnya punya KTP dan bisa nyoblos di pemilu. Sederhananya sih, kamu sudah lebih bebas. Nggak cuma bisa gondrong (bagi pria), sering bolos kelas pun nggak akan bikin kamu dipanggil guru BK. Tapi siap-siap saja mengulang matkul semester depan ya. Momen maba juga jadi awal kamu say hello dengan jam-jam tidur yang kacau.
Bagi yang kuliahnya di luar kota, menjadi maba artinya dipaksa menjadi mandiri karena harus bisa apa-apa sendiri mulai hari ini. Budaya belajar di universitas juga beda dari waktu SMA. Sekarang satu tugas bisa sampai 15 halaman pengerjaannya. Belum lagi dengan acara ospek yang memorable banget. Pokoknya, momen maba itu penuh hal-hal baru yang bikin kamu kaget, kagok, tapi juga seru.
Seperti biasa, setiap kamis Hipwee menggelar Kamis Curhat, alias #MisCur di Instagram @hipwee. Setelah sebelumnya mengangkat topik LDR dan Cinta Beda Agama, kali ini kita bicara soal pengalaman maba. Nah, inilah curhatan teman-teman yang masa mabanya penuh warna.
ADVERTISEMENTS
1. Teman se-geng beda kampus, belum punya teman baru, lingkungan pun serba asing. Duh, nyasar!
Selalu ada kali pertama untuk segalanya. Ibaratnya di rumah orang, kan wajar kalau kamu nggak tahu di mana toilet, di mana dapur, dan di mana kamar tidur. Momen nangis-nangis karena nyasar atau hal lainnya ini bakal jadi bahan buat kamu ketawain di masa depan. Kok bisa sih ya, dulu sepolos itu? 😀
ADVERTISEMENTS
2. Ada nggak sih yang waktu SMA berpikir kalau standar IPK itu sama seperti nilai 1-10? Kalau cuma 4 sih cincay lah. Ternyata…..
Ada nggak sih yang waktu SMA berpikir bahwa target IP 4 itu gampang banget? Soalnya kan skala nilai di SMA itu 0-10 atau 10 – 100. Berarti kalau 4 itu harusnya gampang banget ‘kan? Pas awal-awal jadi maba mungkin kamu masih berpikir demikian. Tapi di semester-semester selanjutnya, baru kamu akan tahu betapa sulitnya angka 4 itu tercipta. Jangankan IP 4, lulus aja kadang masih tanda tanya. Ya nggak sih?
ADVERTISEMENTS
3. Momen ospek memang ngeselin. Tapi ospek yang benar bakal ngasih pelajaran berharga untuk persiapan kehidupan kampus yang sesungguhnya
Memang seharusnya ospek itu diisi dengan kegiatan-kegiatan positif yang berfaedah. Misalnya, menjadi teaser tugas-tugas kampus yang bakal seabrek-abrek itu. Juga mengenalkan kerja kelompok dengan orang-orang baru yang nggak dikenal sebelumnya. Dalam kerja kelompok ini pastinya bukan soal gimana menyelesaikan tugas bersama. Tapi juga belajar memupuk kekompakan, mengenal rekan kerja lebih dalam, plus belajar profesional. Makanya, sedih rasanya kalau masa ospek cuma malah diisi perpeloncoan fisik yang nggak ada faedahnya.
ADVERTISEMENTS
4. Dulu waktu SMA temannya cuma orang-orang satu kota. Sekarang temannya satu negara, wajar sih kalau beda-beda dan bikin takjub jadinya
Dulu di SMA, di mana temannya kebanyakan berasal dari kota yang sama, nggak ada yang istimewa. Sebagian kebiasaannya pun sama. Tapi di bangku kuliah, kamu akan bertemu dengan banyak orang dari berbagai wilayah di Indonesia. Ada yang makannya nasih, ada yang makannya sagu, ada yang makannya roti. Ada yang pikirannya serba A, ada juga yang pikirannya serba C, D, E, sampai Z. Masa maba ini bisa menjadi momen memupuk toleransi serta membuka pikiran atas hal-hal baru yang nggak kalah seru. Jadi tahu banyak hal ‘kan?
Mungkin benar kalau momen awal jadi maba itu masa culun-culunnya. Masa penuh euforia karena akhirnya kamu disebut mahasiswa. Udah nggak sabar nih pengin gondrongin rambut. Hehe
Pengin curhatmu dibalas juga? Jangan lupa ikuti Kamis Curhat Hipwee alias #MisCur setiap hari Kamis di Instagram @hipwee~