Siapa yang tidak mau bekerja sesuai passion? Kata orang, menjadikan passion sebagai pekerjaan akan membuatmu tidak merasa bekerja. Hatimu akan senang selalu karena sehari-hari berurusan dengan hal-hal yang kamu sukai. Bila kamu tidak bahagia dengan pekerjaanmu sekarang, coba pikir ulang, barangkali kamu tidak berada di bidang yang sesuai dengan passion-mu.
Tapi nyatanya tidak sesederhana itu. Kamu yang sudah berani melepaskan pekerjaan besar demi mengejar passion yang kamu puja, terkadang masih harus merasa tidak nyaman. Bosan juga. Lelah juga. Ingin berhenti juga. Bagaimana bisa? Bukankah kamu sudah berada di bidang kamu cintai? Bukankah kamu sudah berada di tempat yang kamu idam-idamkan sejak dahulu kala?
ADVERTISEMENTS
1. Apapun istilahanya, pekerjaan tetaplah pekerjaan. Segala macam tekanan dan hari yang buruk pastilah tetap ada
Seringkali orang susah membedakan antara hobi dengan pekerjaan. Hobi, bisa kamu lakukan sesuai keinginan. Tidak ada aturan yang harus kamu ikuti, dan baik buruknya hasil tidak akan aka nada yang mengomeli. Berbeda dengan pekerjaan, yang harus kamu lakukan mengikuti seperangkat aturan. Meskipun pekerjaanmu adalah hobimu, yang namanya pekerjaan tetaplah pekerjaan. Selalu ada tekanan dan target yang harus kamu penuhi mati-matian. Bila performamu buruk, akan ada klien atau atasan yang mengevaluasimu habis-habisan.
ADVERTISEMENTS
2. Pekerjaan memang impian. Tapi lingkungan kerja kadang kurang menyenangkan. Wajar bila kamu cepat bosan
Dalam melakukan hobi, kamu tidak harus bekerja sama dengan orang lain. Atau, kamu bisa memilih untuk bekerja sama dengan siapa yang cocok denganmu. Tapi lain halnya dengan pekerjaan. Kamu dihadapkan pada lingkungan kerja yang sudah ada. Mulai dari rekan, atasan, sampai sistem kerja kamu tidak punya pilihan. Bisa saja rasa tertekan dan bosanmu itu terjadi karena hal ini. Semenyenangkan apapun pekerjaanmu, bila lingkungan kurang mendukung, rasa tak nyaman itu pasti muncul.
ADVERTISEMENTS
3. Mengerjakan hal yang sama setiap hari pasti akan membuatmu ingin sesekali berhenti, meski itu adalah hal yang kamu cintai
Meskipun kamu suka menggambar, bila setiap hari yang kamu lakukan hanya menggambar saja, pasti akan ada saat-saat bosan dan jenuh melanda. Apalagi, berada di dunia kerja, tidak selamanya kamu bisa berkreativitas semaumu saja. Tetap ada kemauan-kemauan, baik atasan atau klien, yang harus kamu turuti. Mengerjakan hal yang sama setiap harinya, tentu membuatmu ingin mengerjakan hal lain sesekali. Tapi bila sudah menyangkut pekerjaan, tentu kamu harus ambil cuti atau resign dulu untuk meninggalkan pekerjaanmu.
ADVERTISEMENTS
4. Ekspekstasi dan realita terkadang juga tidak sejalan. Apa yang kamu impikan ternyata tidak sama dengan apa yang kamu dapatkan
Ketika kamu berada di pekerjaan yang tidak sesuai, menghadapi beratnya tekanan dan berusaha keras untuk menghadapi jenuh dan bosan adalah hal biasa. Kamu mulai memimpikan betapa menyenangkannya bila pekerjaanmu adalah sekaligus hobimu. Maka ketika akhirnya kamu berkesempatan mendapatkannya, ekspektasimu melambung tinggi. Hanya saja, kenyataan ketika kamu sudah di sana berbeda dengan yang kamu bayangkan. Entah karena pekerjaan yang ternyata kurang menyenangkan, atau lingkungan yang tidak nyaman, dan banyak lagi sebabnya. Ekspektasi terlalu tinggi membuatmu bosan, karena menelan kecewa.
ADVERTISEMENTS
5. Berada di jalur yang benar tidak langsung membawamu ke posisi yang kamu mau. Terkadang membosankan juga bila kamu bukan orang yang sabar
Tidak bisa disangkal, gaji yang besar serta jabatan yang bagus menjadi harapan saat kamu bekerja. Dengan begitu, kesejahteraan finansial akan segera tercapai. Tapi tentunya kesuksesan tidak secepat membalik telapak tangan. Meski kamu sudah berada di jalur yang tepat, dan seharusnya bisa berprestasi dengan talentamu yang kuat, belum tentu kamu akan mudah mendapatkan posisi yang tinggi. Tetap ada proses yang harus dijalani. Bila kamu bukan orang yang sabar, tentunya proses ini akan terasa membosankan.
ADVERTISEMENTS
6. Pikiran manusia itu dinamis. Setelah mendapatkan yang kamu mimpikan, bukan mustahil kamu menginginkan hal yang lebih menantang
Bila kelima alasan di atas tidak tepat, bisa jadi bahwa bosan dan jenuhmu berpangkal dari minat yang berubah. Dulu kamu begitu suka menulis dan segala hal berbau sastra. Tapi lambat laun, kamu mempunya ketertarikan di bidang lain, menggambar misalnya. Pekerjaanmu sebagai penulis pun tidak lagi menyenangkan. Karena kamu ingin mencoba pekerjaan lainnya yang berkaitan dengan hobi barumu. Pikiran dan hati manusia yang dinamis memang mudah berubah.
Passion dan hobi sebagai pekerjaan tidak menjadi jaminan bahwa pekerjaanmu akan selalu menyenangkan. Tapi bukankah memang begitu dunia kerja? Tekanan, bosan, jenuh, lelah, dan rasa ingin istirahat selalu saja ada. Tidak perlu dituruti, karena bisa jadi itu hanya sementara. Bila kamu bosan menulis, kemudian menggambar, lalu bosan lagi karena kamu tertarik pada olahraga, apakah kamu juga akan meninggalkan pekerjaanmu yang sekarang demi ketertarikan sesaatmu? Bijaksananya tentu tidak.
Yang paling mudah adalah membedakan pekerjaan dan hobi. Pekerjaan menuntut profesionalitas, sedangkan hobi menuntut kepuasan hati. Tidak perlu dijalani bersamaan. Toh, selagi bekerja, kamu bisa mengembangkan hobimu juga, asalkan kamu bisa memilah kapan waktunya bekerja dan kapan waktunya mengembangkan diri. Syukuri dulu apa kesempatan yang kamu punya saat ini. Bosan dan jenuh dalam bekerja itu hal biasa. Menurutinya hanya akan membuatmu menyesal nantinya.