“Bebas, tanggung jawab, banyak teman, berhak menentukan nasib sendiri.”
Barangkali itulah yang terlintas di benak ketika mendengar kata dewasa. Bagi sebagian orang, menjadi dewasa adalah sesuatu yang menyenangkan. Karena kita bisa bebas melakukan apa saja dan nggak lagi dianggap bocah, dan bisa menentukan arah kehidupan sendiri. Namun, bagi sebagian orang lagi, menjadi dewasa justru “mengerikan” karena memiliki tanggung jawab yang lebih besar, dan beban yang lebih berat, serta tantangan hidup yang tinggi.
Dalam titik tertentu, dewasa itu adalah sebuah keharusan, ya gimana kita bisa mengarungi kehidupan dengan bijak kalau kita aja nggak pernah bisa dewasa. Menjadi dewasa itu mensyaratkan banyak hal. Mulai dari sikap, pola pikir hingga bagaimana menghadapi suatu masalah. Lalu kapan seseorang akan benar-benar dewasa? Menurut sebuah penelitian, ternyata kita baru benar-benar dewasa ketika sudah berusia 30 tahun lo. Kok bisa?
ADVERTISEMENTS
Berbeda dengan kacamata hukum. Menurut undang-undang, kamu sudah dewasa bila sudah 18 tahun
Jika membandingkan antara perkembangan manusia dan ilmu hukum, rupanya ada perbedaan. Di negara kita, dan bahkan di banyak negara lainnya, seseorang akan dianggap dewasa ketika mereka berumur 18 tahun. Saat seseorang mencapai umur tersebut, secara legal nggak apa-apa kalau mau merokok dan minum alkohol. Dan di usia ini pula, hak suaramu dalam pemilu sudah berlaku, dan proses hukum yang sah untuk orang dewasa akan diberlakukan ketika kamu melakukan kesalahan. Secara legal usia 18 memang sudah termasuk dewasa. Tapi apakah sudah benar-benar dewasa?
ADVERTISEMENTS
Barangkali rentang umur 18-20 an itu adalah peralihan. Disebut remaja juga nggak bisa, tapi mau disebut dewasa juga belum saatnya
Rentang waktu inilah yang seringkali menjadi pergolakan terbesar siklus pertumbuhan seseorang. Bayangin deh, ketika berada di masa peralihan ini, kamu nggak bisa lagi disebut sebagai seorang remaja, namun juga belum saatnya disebut sebagai orang dewasa. Nah lo, bingung kan? Makanya, dalam waktu-waktu ini, seseorang akan seringkali mengalami naik turun emosi yang sangat nggak stabil.
Peter Jones, seorang profesor psikiatri dan Wakil Kepala Fakultas kedokteran Klinik di Universitas Cambridge dalam laporannya pada BBC yang dimuat MSN, mengatakan bahwa otak seseorang akan mengalami perubahan sebanyak 3 dekade dalam masa hidupnya. Itulah mengapa dalam umur kepala 3, seseorang baru benar-benar akan disebut sebagai orang dewasa.
ADVERTISEMENTS
Ada perbedaan yang begitu terlihat secara emosional ketika seseorang berada dalam tahap dewasa
Mungkin kedewasaan setiap orang berbeda, dan usia nggak benar-benar menjadi satu-satunya penentuan. Selain itu menjadi dewasa secara fisik dan menjadi dewasa secara emosional tentu dua hal yang berbeda. Menjadi dewasa secara fisik mudah dilihat dengan mata. Sedangkan dewasa secara emosi hanya bisa terlihat secara tersirat dari bagaimana kamu berpikir, bertindak, menghadapi konflik, dan mengambil keputusan. Dewasa yang seperti ini mungkin tidak bisa disamaratakan setiap orang.
ADVERTISEMENTS
Tapi apakah “orang yang sudah benar-benar dewasa” itu tahu pasti bagaimana bersikap selayaknya orang dewasa atau makna menjadi dewasa?
Dari penelitian yang sama, ketika seseorang berusia 30 tahun dihadapkan pada kamera dan ditanya makna menjadi orang dewasa, ia hanya menatap blank tanpa bisa menjawabnya. Begitu juga dengan pertanyaan teoritis tentang bagaimana menjadi orang dewasa? Ekspresi sama bingungnya. Sebab, begitulah yang sering terjadi. Menjadi dewasa adalah sebuah “momen” jebakan, di mana kita tiba-tiba ada di sana dengan sederet persoalan yang harus disikapi dengan berbagai pertimbangan.
Di usia 30-an, otak manusia sudah terbentuk dan berkembang secara sempurna. Namun, tentu saja perkembangan biologis dan neurologis ini bukan satu-satunya penentu sikap yang dewasa. Ada lingkungan sekitar, pengalaman yang dilalui, dan deretan badai kehidupan yang dihadapi yang turut menyumbangkan pengaruh signifikan. Akan tetapi, bila saat ini kamu ditanya tentang apa sih makna menjadi dewasa, lalu kamu merasa blank dan tidak mampu menjawabnya, jangan khawatir. Karena kebanyakan orang merasakan hal yang sama.