Kuliah S2 di luar negeri dengan mendapat beasiswa jadi salah satu impian generasi muda sekarang ini. Alasannya beragam, mulai dari ingin merasakan kualitas pendidikan yang berbeda, memperluas pengalaman dan jaringan, sampai supaya bisa jalan-jalan serta belajar banyak budaya. Sah-sah saja alasan-alasan itu, mengingat semua pasti akan jadi pelajaran penting.
Tapi sayangnya, kesempatan mendapat beasiswa S2 di luar negeri itu terbilang sulit. Mirip proses pencarian pacar yang diusahakan sama jomblo-jomblo di luar sana. Sekalipun beasiswa yang tersedia cukup banyak, tapi tetap saja peminatnya lebih banyak dengan segala kelebihannya masing-masing. Tapi supaya tak mundur sebelum mencoba, kamu perlu tahu kiat-kiat yang Hipwee Motivasi rangkum dari Vira Farhati dan Apriani Anastasia. Dua generasi muda indonesia yang menjadi salah satu peserta SSEAYP.
Singkat cerita, kamu sendiri perlu tahu program SSEAYP alias Southeast Asian and Japanese Youth Program yang mungkin saja bisa jadi batu loncatan untuk mendapatkan beasiswa S2. Paling tidak kalimat, “Nggak ada yang sulit” pun perlu kamu jadikan mantra untuk lebih percaya diri.
ADVERTISEMENTS
1. Mau belajar membiasakan diri berbahasa Inggris, sampai menikmati setiap prosesnya. Jadi jaminan lolos tes komunikasinya
Kemampuan bahasa asing salah satu syarat yang selama ini jadi momok untuk kebanyakan orang. Meski semua beasiswa punya persyaratan tes bahasa sendiri, tapi setidaknya TOEFL dan IELTS lebih paling umum digunakan. Sementara mendapatkan skor TOEFL di atas 550 atau IELTS di atas 6,5 itu pun bukan hal yang mudah.
Ada dari kamu yang akhirnya ikut les Bahasa Inggris, atau ada juga yang berusaha belajar sendiri di rumah. Tapi seperti kata Apriani Anastasia, belajar Bahasa Inggris itu perlu menjadikannya kebiasaan. Tak perlu takut salah dengan gramatikal atau artikulasi, sebab dari kesalahan ini kamu akan belajar memperbaiki.
Sedangkan Vira Farhati pun punya kiat sendiri demi melancarkan kemampuan bahasanya. Dia memperbanyak bacaan seperti artikel dalam Bahasa Inggris. Percaya diri saja dalam proses memahami apa yang kamu baca. Dan ketika ada kata yang tak dimengerti dia pun mencari tahu maknanya. Vira juga membiasakan diri dengan membuat speeches sendiri.
Intinya, nikmati saja proses yang ada. Toh menjadi mahir itu tak ada yang instan.
ADVERTISEMENTS
2. Nggak perlu minder melihat kemampuan orang lain, selama kamu mau terus berusaha
Dia boleh sudah mahir dalam hal bahasa asing. Dia boleh lebih banyak pengalaman dalam organisasi atau akademik. Dia pun boleh saja lebih muda tapi dengan prestasi yang lebih cemerlang. Tapi kamu pun tetap punya kelebihan yang harus dirimu percaya. Bisa jadi kamu lebih bisa bijak dalam menyikapi masalah, punya toleransi yang lebih tinggi, atau bisa saja kamu punya keuletan yang tak kalah keras dengan mereka.
Tak perlu minder dengan kemampuan orang lain. Bukankah selama kamu mau terus berusaha, kemapuanmu sendiri akan terus terasah? Karena terkadang, perasaan minder jadi musuh utama yang membuat dirimu sulit maju ke depan.
ADVERTISEMENTS
3. Membagi waktu antara kegiatan sekarang dengan mencari rekomendasi beasiswa yang kamu minati
Untuk kamu yang sudah bekerja, mencari program beasiswa di tengah-tengah kesibukan itu bukan hal yang mudah. Kamu harus bekerja ekstra, menyelesaikan tugas utama pekerjaan terlebih dulu, baru setelahnya mencari rekomendasi beasiswa, sampai menyiapkan berkas-berkas yang diperlukan. Jadi lebih sibuk dan waktu istirahatmu berkurang, ya tak masalah.
Kalau kata Apriani Anastasia itulah hidup, harus ada salah satu yang kamu korbankan. Saat kamu kehilangan satu momen yang menurut kamu penting, anggap saja itu memang bukan untuk kamu sebenarnya. Atau kalau memang belum bisa mendapat kesempatan beasiswa S2 penuh di luar negeri, tapi kamu bisa dapat short course seperti SSEAYP. Bersyukur saja dengan apa yang kamu dapat sekarang.
ADVERTISEMENTS
4. Menonjolkan karakter dirimu sebagai sosok yang konsisten, komitmen, dan jujur saat wawancara
Selain kemampuan bahasa, wawancara pun jadi salah satu bagian terpenting dari proses beasiswa ini. Kamu harus bisa meyakinkan para pewawancara untuk bisa memberikan beasiswa yang mereka tawarkan ke kamu. Sebenarnya tak beda jauh juga dengan wawancara kerja. Kamu perlu menonjolkan karakter dirimu dengan kuat. Setidaknya kamu memperlihatkan dirimu sebagai sosok yang konsisten, berkomitmen, dan jujur.
Sebab pertanyaan yang mereka ajukan sebenarnya sederhana, seperti study case tentang culture shock. Dan dari jawaban kamulah para pewawancara menggali karakter yang ada dirimu. Mereka ingin melihat cara kamu menyikapi persoalan.
Toh ada orang yang akan menilai kekurangan dan kelebihanmu. Ketika ditanya, kalau kamu mampu bilang mampu. Tapi kalau kamu tidak mampu ya bilang saja tidak mampu. Sebab itu yang diminta dari diri kamu, tentang komitmen. – Apriani Anastasia
ADVERTISEMENTS
5. Penampilan jangan hanya rapi, tapi yang penting itu membuatmu nyaman serta lebih percaya diri di hadapan pewawancara
Jangan pikir penampilan tak berpengaruh dalam proses interviewmu. Pakaian yang kamu gunakan memang harus rapi dan formal. Tapi kamu pun harus merasa nyaman dengan pakaian yang digunakan ini. Mengingat kamu perlu memperlihatkan kepercayadirianmu di hadapan pewawancara. Bukankah penampilan bisa jadi penilaian bagaimana karakter dirimu kamu yang sesungguhnya juga?
ADVERTISEMENTS
6. Gagal sekali jangan langsung menyerah, sebab kemungkinan masih akan selalu ada di kesempatan berikutnya
Ada yang pernah bilang, kegagalan itu hanya kesuksesan yang tertunda. Bukannya Tuhan tak sayang kamu karena tak mengabulkan usahamu. Tapi kegagalan yang diberikan itu sebenarnya cara untuk melihat seberapa gigih kamu, seberapa besar kesabaranmu, sampai seberapa besar keyakinan itu sendiri.
Gagal sekali program beasiswa di tahun ini, kamu harus percaya ada kesempatan lainnya di tahun depan. Seperti Vira yang harus gagal tiga kali dulu sampai akhirnya lolos seleksi di program SSEAYP. Kamu tak akan pernah tahu apa yang akan kamu dapatkan nanti. Itu alasan kenapa kamu tak boleh mengikuti kata menyerah.
Jadi kamu masih harus terus semangat mengejar progaram beasiswa yang kamu inginkan.