Makna kebebasan My Liberation Notes | Illustration by Hipwee
Sepertinya setiap manusia memiliki kalender hidup masing-masing dan mempunyai jatah merasa terjebak minimal sekali dalam hidup, ya. Kita memang menjalani hari demi hari dengan baik; makan dengan teratur, bekerja dengan rajin, dan ada rumah yang menjadi tempat pulang. Namun, langkah kaki selalu terasa berat dan hati terasa sesak. Rasanya seperti terjebak dan terjerat, tapi kita nggak tahu apa yang membuat kita merasakannya.
Gelap. Pengap.
Gambaran hidup muram inilah yang dipotret dengan brilian dalam drama Korea My Liberation Notes. Di episode awal, kita akan menemukan adegan-adegan yang sangat sunyi, tapi menyesakkan sebab setiap karakternya sedang bertarung dengan perasaan terjebak yang sulit diuraikan.
Saat menontonnya, sering kali kita justru melihat diri sendiri dalam setiap karakter tersebut. Apa yang mereka alami memang sesuatu yang riil dan bisa terjadi pada siapa saja. Namun, My Liberation Notes bukan sekadar menyajikan realitas pahit, tapi juga menawarkan penyembuh dalam setiap episodenya, seakan kita diajak belajar tentang makna kebebasan yang sesungguhnya.
Ini dia perjalanan setiap karakternya dalam menemukan makna kebebasan, SoHip. Dari mereka kita mungkin bisa menemukan kebebasan versi kita sendiri.
ADVERTISEMENTS
1. Kebebasan ternyata bukan tentang merasa bebas, tapi menemukan apa yang sebenarnya membuat kita merasa terkurung
Yeom Mi-jeong sebenarnya gambaran tepat anak bungsu yang selalu mengalah dan memendam perasaan. Pada akhirnya, begitulah Mi-jeong menjalani hidup. Ia merasa kalah, tersingkir, dan sendiri. Hidupnya sunyi, tapi isi kepala dan hatinya sebenarnya riuh dengan keresahan. Namun, ia tak kunjung tahu cara membebaskan diri dari perasaan tersebut.
Keberanian Mi-jeong mengambil langkah untuk mendobrak perasaan terjebak agak lamban. Ketika membentuk Klub Pembebasan dengan Park Sang-min dan Cho Tae-hun, Mi-jeong masih merasa nggak bebas. Kehadiran Mr. Gu yang misterius memang memberikan warna baru di kehidupannya yang gelap. Namun, semua itu ternyata bukan pangkal dari proses pencarian kebebasan Mi-jeong.
Di akhir drama, kita justru sadar bahwa kebebasan nggak pernah berasal dari orang lain. Kebebasan lebih mirip perjalanan personal seseorang untuk menemukan kelegaannya sendiri. Di akhir drama, Mi-jeong merasa utuh, berharga, dan nggak terkungkung perasaan terjebak. Ia terlihat lebih hidup dan manusiawi. Dari Mi-jeong, kita belajar bahwa pembebasan diri adalah mengetahui apa yang mengurung kita selama ini, sehingga kita bisa mencari jalan keluarnya.
Perjuangan untuk bebas bisa jadi nggak sesuai ekspektasi. Kita mungkin akan tetap merasa terjebak, tapi selama tahu apa penyebabnya, kita akan menemukan jalan untuk melepaskan diri.
ADVERTISEMENTS
2. Kebebasan juga berarti keberanian keluar dari belenggu yang menyiksa diri, seperti yang dilakukan Mr. Gu
Mr. Gu merupakan sosok misterius yang dihadirkan sebagai ‘penanda’. Semenjak kehadirannya di keluarga Yeom, Yeom bersaudara mengalami titik balik dalam hidup mereka. Namun, jangan membayangkan Mr. Gu seperti pahlawan yang memberikan pencerahan untuk Yeom bersaudara. Sebaliknya, Mr. Gu sendiri membawa luka masa lalu yang tak kunjung sembuh.
Latar belakang Mr. Gu cukup suram dan besar kemungkinan membuat orang lain takut padanya. Tinggal di sekitar keluarga Yeom tak ubahnya cara dia menyembunyikan sekaligus melarikan diri. Sayangnya, bukan kebebasan yang ditemukan, Mr. Gu justru semakin merasa terjebak dalam labirin masa lalu. Hampir sepanjang waktu ia meminum alkohol untuk merasa bebas.
Berkat pertemuannya dengan Mi-jeong dan keluarganya, Mr. Gu mulai berani berbenah. Walaupun prosesnya cukup panjang, ia sampai di titik tidak lagi menyiksa diri dengan alkohol. Di akhir episode, ia menemukan koin berlambang bangau mahkota merah yang bermakna kebebasan. Dengan wajah sumringah, ia berjalan dengan langkah ringan. Meski tahu perjuangan membebaskan diri nggak mudah, Mr. Gu tampak yakin dan nggak akan menyerah sebab kebebasan memang layak diperjuangan seumur hidup.
ADVERTISEMENTS
3. Makna kebebasan bisa berarti menemukan jati diri dan mengevaluasi apa yang berharga dalam hidup
Ketimbang tokoh utama, Yeom Chang-hee secara mengejutkan sangat menyita perhatian, terutama paruh tengah sampai ending. Sebagai anak kedua dari tiga bersaudara, Chang-hee memiliki energi yang cukup meledak-ledak. Terkadang tindakannya memang konyol, juga menyebalkan.
Chang-hee yang diliputi energi destruktif pelan-pelan berubah menjadi sosok yang tenang dan bijak. Perjalanan hidup yang penuh jungkir balik membuat Chang-hee sadar untuk mengubah banyak hal. Semula ia memandang hidup sebatas tentang hal-hal berbau material seperti kekayaan.
Menjelang akhir episode, Chang-hee justru memilih jalan hidup yang berbeda dengan impian awalnya. Ia meninggalkan rapat penting yang bisa jadi membuatnya kaya. Chang-hee justru lari ke rumah sakit untuk menemani temannya yang sedang kritis. Saat itulah, Chang-hee seolah menemukan dirinya sendiri. Ia tahu apa yang diinginkannya dan apa yang berharga baginya.
Selain itu, Chang-hee benar-benar tumbuh menjadi orang yang penuh kesadaran. Ia tahu kapan harus mengungkapkan sesuatu dan kapan saatnya menyimpan sesuatu sendirian. Perubahan besar pada diri Chang-hee menggambarkan kebebasan yang sebenarnya; tentang menemukan jati diri.
Setiap karakter menemukan kebebasan versi masing-masing | Illustration by Hipwee
ADVERTISEMENTS
4. Dari Gi-jeong kita belajar untuk berhenti terus memaksa diri dan mencari kebebasan dari orang lain
Sebagai perempuan yang penuh kasih dan ingin mencintai, Gi-jeong memang ingin sekali menjalin relasi dengan lelaki, terutama relasi pernikahan. Jika diperhatikan, nilai-nilai Gi-jeong tentang relasi romantis patut diacungi jempol. Ia memiliki pondasi yang kuat untuk menjalin hubungan yang sehat. Namun, Gi-jeong nggak sadar bahwa ia terus memaksa dirinya sendiri memenuhi keinginan tersebut.
Lantas, apa yang terjadi? Seperti yang dibayangkan, Gi-jeong justru merasa nggak bebas. Jalinan asmaranya dengan Tae-hun terasa penuh beban. Ketika Gi-jeong memotong pendek rambutnya, itulah pertanda ia mulai berani melepaskan diri sendiri ekspektasi-ekspektasinya selama ini. Akhirnya, ia sadar bahwa perasaan bebas nggak bergantung pada pasangan.
Secara tersirat, Gi-jeong akan tetap menjalin hubungan dengan Tae-hun, tapi kini dengan perasaan yang lebih ringan dan lega. Alih-alih mengejar target dan keinginan untuk menikah, ia memilih untuk menikmati setiap proses dalam relasinya.
ADVERTISEMENTS
5. Membagikan isi hati dan pikiran serta mengakui kekurangan juga bentuk kebebasan, seperti yang dipahami Mr. Yeom
Kematian istrinya membuat Mr. Yeom, ayah dari Mi-jeong, Gi-jeong, dan Chang-hee, menyadari banyak hal, terutama tentang perannya dalam keluarga. Mr. Yeom yang kaku, tertutup, dan cenderung memendam berubah menjadi sosok ayah yang lebih terbuka.
Kemungkinan besar, kamu akan kaget mendengar Mr. Yeom berbicara agak panjang pada anak-anaknya di episode akhir. Ia mengakui kelemahannya sebagai suami dan ayah. Berkaca dari kekurangannya, Mr. Yeom membebaskan anak-anaknya untuk memilih dalam hidup, entah memilih hidup sendiri atau memilih menikah.
Melihat Mr. Yeom, kita ikut merasa lega sebab sepanjang drama, ia selalu memendam isi hati dan pikirannya sendiri. Padahal, ia adalah ayah yang peduli dengan anak-anaknya.
Seperti judulnya, drama ini ternyata bukan hanya proses setiap karakternya mencari kebebasan. Kita sebagai penonton pun merasa bebas saat mengikuti episode demi episodenya. Rasanya kita bisa ikut bahagia dan lega melihat semua karakter menjalani fase baru dalam hidup. Selepas menonton drama ini, kita pun merasa memiliki keberanian untuk memperjuangkan apa pun yang tengah kita cari.