Selama hidup dan menjadi manusia seutuhnya, kita nggak akan pernah terlepas dari yang namanya masalah atau perkara-perkara kehidupan yang membuat kita merasa terpuruk. Oleh sebab itu, seseorang selalu memerlukan motivasi meski kelihatannya memang sedang baik-baik saja. Begitu juga dengan para pelajar dan mahasiswa. Meski kadang masalah yang dihadapi terkesan itu-itu saja, namun dalam kondisi-kondisi tertentu masalah yang nampak sepele itu bisa dirasa berat lo.
Makanya nggak heran jika sesama anak sekolahan maupun anak kuliahan saling menyemangati dalam beberapa hal yang terjadi di dunia mereka. Tapi kamu tahu nggak sih, jika ternyata ada juga kalimat yang diucapkan dengan tujuan memotivasi tapi akhirnya malah jadi toxic buat lawan bicara. Iya, bahkan dalam memberikan motivasi kepada teman aja kita harus berhati-hati lo. Apalagi kalau pakai kalimat-kalimat di bawah ini.
ADVERTISEMENTS
1. Memang benar yang namanya sukses itu nggak diukur dari selembar ijazah, tapi kamu juga perlu sadar bahwa jika pekerjaan apapun saat ini memerlukan ijazah untuk mendaftarnya
Yakin deh, kalimat yang satu ini pasti paling sering diucapkan olah banyak orang yang merupakan temen sekolah atau temen kampus. Biasanya sih orang-orang yang ngucapin kalimat ini punya tujuan untuk menghibur kita ketika mungkin kita sedang meratapi hasil ujian yang nggak sesuai dengan keinginan. Memang benar niatnya bagus, tapi terkadang niat bagus kalau nggak dibarengi dengan cara-cara yang tepat juga bisa berakhir dengan hal-hal toxic kayak gini.
Sebuah nilai mungkin memang benar nggak bisa dijadikan patokan kesuksesan seseorang. Tapi di satu sisi kita juga perlu berpikir rasional bahwa di negara kita hampir segala sesuatu itu ditentukan dengan lembar ijazah. Apalagi yang berhubungan dengan pekerjaan dan semacamnya. Akui aja deh, kalau kita nggak punya ijazah resmi yang dikeluarkan oleh institusi pendidikan, kita bakal kesusahan buat mencari kerja. Lha wong sekarang yang namanya kerja serabutan aja terkadang salah satu syaratnya adalah ijazah sekolah kok.
ADVERTISEMENTS
2. Katanya sih kena drop out itu bukan jadi masalah, ada tuh yang kena DO dari kampusnya tapi sekarang jadi orang sukses malahan. Tunggu dulu, nggak semuanya kayak gitu~
Kalimat ‘motivasi’ yang satu ini juga nggak kalah toxic banget dibandingkan dengan kalimat yang pertama. Tujuannya pun sebenarnya juga sama kok, sama-sama ingin menyemangati orang lain, namun lagi-lagi penyampaiannya yang nggak tepat. Memang saat ini kita bisa menemukan fakta bahwa ada beberapa orang yang mungkin secara akademik nggak terlalu memiliki track record yang bagus, namun di luar itu dia memiliki kesuksesan yang luar biasa.
Tapi kamu pernah berpikir nggak sih jika dibandingkan dengan kenyataan yang lebih besar, jumlah orang yang kena drop out dari kampus dan jadi orang sukses itu nggak sebanding dengan mereka yang di-DO dan semakin pusing untuk cari kerjaan. Boleh kok sebenarnya jika kamu memang terinspirasi dari sosok-sosok seperti Bill Gates dan semacamnya, tapi kamu juga harus tahu kenyataan lain yang lebih bisa masuk di akal sehat.
ADVERTISEMENTS
3. IPK 4 katanya nggak menjamin kesuksesan, apalagi yang di bawah itu, hehe~
Sebagai sobat kuliahan yang pernah terseok-seok dalam urusan nilai ujian, kalimat yang satu ini untuk sesaat mungkin terdengar begitu menghibur dan memberikan semangat. Tapi kalau dipikir-pikir lagi, niat motivasi dengan kalimat tersebut juga bisa menjadi hal yang nggak kalah toxic lo. Sama dengan persoalan yang kedua tadi, saat ini mungkin kita bisa menemukan orang dengan IPK 4 yang masih nganggur dan jauh dari kata sukses. Tapi kalau dibandingkan dengan nilai yang di bawah itu, apa ya bisa disamakan? Ibaratnya sih IPK 4 aja nggak menjamin sukses, apalagi yang IPK-nya di bawah itu kan~
Itulah mengapa kita harus memahami pentingnya dalam menyampaikan maksud secara baik. Sekalipun itu motivasi yang bersifat menghibur dan memberikan semangat, tapi kalau penyampaiannya salah juga bisa jadi akhirnya malah berujung toxic alias sia-sia. Selain itu, jangan pernah gagabah dan nggak melihat kenyataan yang ada di sekitar kita. Kamu boleh kok punya idealisme, tapi terkadang kamu juga harus menyesuaikan hal itu dengan tempat yang kamu pijaki sekarang.