Standar yang umum mengharuskan seseorang untuk punya Ayah dan Ibu sebelum disebut sebagai keluarga yang lengkap. Masing-masing orang tua memiliki peran yang berbeda. Ayah, sebagai kepala kelurga, memiliki tanggung jawab untuk mencari nafkah yang menghidupi keluarga. Sementara Ibu, tanggung jawabnya lebih besar untuk mengurus rumah, meskipun saat ini sudah banyak Ibu yang bekerja dan menjadi salah satu penopang perekonomian keluarga.
Sebagai anak yang dibesarkan oleh orang tua tunggal, orang mudah menyebut keluargamu sebagai keluarga tidak lengkap. Entah ‘broken home’ entah salah satu orang tua dipanggil lebih cepat, namun banyak yang berpendapat bahwa anak yang dibesarkan oleh satu orang tua selalu kekurangan kasih sayang. Kurangnya perhatian membuatmu mudah salah arah, dan berakhir pada masa depan yang dipertanyakan.
Keluargamu memang ‘kurang’ lengkap. Namun bukan berarti kamu selalu kurang berkualitas dibanding anak yang terlahir di keluarga lengkap. Sebagai anak dengan orang tua tunggal, kamu justru punya kualitas-kualitas di bawah ini.
ADVERTISEMENTS
1. Pontang-panting satu orang tuamu untuk menjadi Ayah dan Ibu sekaligus, mengajarimu arti kerja keras dan cinta sekaligus
Sebagai orang tua tunggal, orang tuamu tentu tidak bisa mengambil peran sebagai Ayah saja atau Ibu saja. Beliau adalah keduanya. Beliau berperan sebagai keluarga, mencari nafkah, sekaligus menjadi Ibu rumah tangga yang tanggung jawabnya pada perkembanganmu lebih besar. Tentu itu bukan hal yang mudah ataupun bisa dilakukan semua orang.
Darinya, kamu belajar arti bekerja keras. Lelah seharian bekerja tidak membuatnya lupa mengajakmu ngobrol, menanyakan apa kebutuhanmu, dan apa saja yang bisa dibicarakan. Karena kerja keras di sini tidak semata mencari materi untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, melainkan juga memastikan kamu tumbuh dan berkembang tanpa kekurangan perhatian.
ADVERTISEMENTS
2. Kamu juga seseorang yang penuh pengertian. Karena kamu tahu bahwa kesibukan orang tuamu adalah bentuk kasih sayang untukmu juga
Terbiasa dengan orang tua yang punya peran ganda, menjadikan dirimu sosok yang mudah pengertian. Kamu mengerti bahwa kamu tidak bisa mengharapkan orang tua tunggalmu untuk selalu mendampingimu setiap menit, setiap jam, dan setiap hari. Terkadang pekerjaan di kantor membuat orang tua tunggalmu harus lembur dan pulang malam. Kamu mengerti bahwa itu semua demi dirimu juga.
Meskipun orang tua tunggalmu tidak selalu ada, dan lebih sibuk bekerja daripada menemanimu di rumah, kamu paham bahwa itu bentuk kasih sayang juga. Kerja kerasnya semata ingin mencukupi semua kebutuhanmu agar kamu tidak kekurangan apapun.
ADVERTISEMENTS
3. Kamu adalah seorang yang cepat belajar. Kamu tahu bahwa waktu orang tuamu harus dibagi-bagi, bukan hanya untuk menemanimu belajar
Untuk yang memiliki orang tua lengkap, dan ibu yang tidak bekerja, waktumu bersama Ibu lebih banyak. Sementara Ayahmu sibuk bekerja, ada ibumu yang selalu siaga di rumah. Menyiapkan makanan, membantumu belajar, dan mungkin menemani kamu tidur. Namun untuk kamu yang orang tuanya hanya satu, dan waktunya harus dibagi antara mencari uang dan memberimu perhatian, kamu tahu bahwa kamu tidak bisa mengharapkan orang tua tuggalmu untuk berlama-lama menemanimu belajar. Dari sini, kamu termotivasi dan terbiasa untuk cepat belajar, karena dalam waktu yang singkat, kamu harus segera memahami semuanya.
ADVERTISEMENTS
4. Kamu juga orang yang mengerti arti tanggung jawab. Karena kamu tahu bahwa kamu tidak bisa minta dibela oleh Ibu saat Ayah memarahimu atas kesalahanmu
Rumus yang umum adalah: Ayah merupakan sosok tegas dan galak yang selalu menerapkan disiplin tinggi serta tak segan memarahimu bila kamu melakukan kesalahan. Sementara Ibu adalah sosok yang penuh kelembutan dan menjadi penyelamatmu serta tempatmu berlindung saat Ayah sedang marah. Namun bisa saja sebaliknya, Ibu adalah sosok yang cerewet dan super disiplin sehingga terkadang kamu harus minta bantuan Ayah saat Ibu sedang mengomel.
Namun sebagai anak yang hanya punya satu orang tua, kamu tidak punya tempat untuk berlindung ketika kena marah. Hal ini mendidikmu untuk menjadi sosok yang bertanggung jawab atas kesalahan yang kamu lakukan. Kalau memang salah, ya salah. Terima saja kamu dimarahi, karena kamu tahu kamu memang salah.
ADVERTISEMENTS
5. Perjuangan keras orang tuamu membuatmu enggan lebih merepotkan. Karena itulah, kamu membiasakan diri apa-apa sendirian, dan menjadi sangat mandiri tanpa kamu sadari
Kesadaranmu bahwa orang tua tunggalmu harus menjalani dua peran yang berbeda, membuatmu merasa enggan bila harus merepotkannya lagi. Karena itulah, kamu kamu selalu berusaha menyelesaikan semuanya sendirian. Kamu identik dengan sosok pendiam, namun itu semata karena kamu tidak ingin menambah beban orang tuamu. Kamu berusaha melakukan apa-apa sendiri dan menyelesaikan semua masalah sendiri. Hal ini membuatmu tumbuh menjadi sosok yang mandiri tanpa kamu sadari. Kamu selalu berusaha untuk bisa mengandalkan dirimu sendiri.
ADVERTISEMENTS
6. Di antara yang lain, barangkali kamu yang paling memahami cinta. Orang tuamu yang hanya satu, membuatmu begitu ingin menjaganya sekuat tenaga
Bagaimana pun juga, kamu sadar bahwa orang tuamu hanya satu. Meskipun hubunganmu dengan orang tua kurang hangat, namun tetap saja rasa sayang dan cintamu begitu besar. Rasa sayangmu tidak terbagi. Sementara itu, kamu selalu diliputi ketakutan akan kehilangan yang satu-satunya. Hal ini membuatmu menjadi protektif terhadap orang tua. Tentu kamu tidak ingin kehilangan bukan?
7. Kamu memang sedikit takut untuk menjalin komitmen. Tapi, yah, itu salah satu bentuk usaha menjaga dirimu sendiri
Munculnya sosok orang tua tunggal akibat perceraian sedikit banyak akan memperngaruhi kepribadianmu kelak. Barangkali menyadari sebuah pernikahan bisa gagal, kamu sedikit enggan terlibat dalam komitmen jangka panjang. Kamu takut mengalami kegagalan yang sama. Namun di sisi lain, ini salah satu bukti bahwa kamu sosok yang mandiri. Ketakutanmu pada komitmen adalah usahamu untuk melindungi dirimu sendiri. Tentu saja ini tidak selamanya. Kamu menutup diri karena sedang mencari satu sosok yang paling tepat untuk dititipi hati.
Keluarga memang menjadi penentu penting dari pembentukan karakter seorang anak. Sebagai institusi sekaligus lingkungan sosial pertama yang kamu temui, keluarga mengajarimu dasar-dasar ilmu kehidupan. Bagaimana kondisi keluargamu sudah pasti mempengaruhi cara pikir dan cara hidupmu kelak. Namun dibesarkan oleh satu orang tua saja tidak selalu membuatmu ‘kurang’. Kamu justru sangat mengerti bagaimana orang tua tunggalmu berusaha keras untuk menjalani dua peran sekaligus. Selain membentukmu menjadi pribadi yang kuat, hal itu juga banyak mengajarimu tentang rasa sebuah keluarga.