Banyak yang mengatakan menjadi wanita itu harus bisa segalanya. Harus jago masak, bisa mengurus rumah tangga, bisa multitasking dalam segala hal, dan masih banyak lagi. Ketika perempuan tidak jago dalam hal memasak, sampai mengurus rumah tangga, selalu muncul kalimat, “kamu kan perempuan, harusnya kamu bisa masak dong. Harusnya kamu bisa mengurus rumah tangga dong. Harusnya kamu bisa ini dong. Harusnya kamu bisa itu dong, dan sebagainya.”
Apakah ketika perempuan tidak mahir dalam hal masak memasak ia tidak bisa dianggap sebagai wanita? Apakah saat ia tidak begitu telaten perihal mengurusi rumah tangga ia tidak bisa dianggap sebagai wanita pula? Apakah ketika ia tidak bisa memperoleh keturunan ia juga tidak dianggap sebagai wanita seutuhnya?
Rasanya tidaklah masuk akal jika mengartikan makna wanita yang sesungguhnya seperti itu. Bukankah setiap wanita berhak untuk menjadi wanita seutuhnya versi diri mereka sendiri? Bukankah setiap wanita juga berhak menentukan jalan mereka sendiri?
ADVERTISEMENTS
Menjadi wanita seutuhnya tidak perlu harus mengikuti standar orang lain
Kamu tidak perlu menjadikan standar orang lain sebagai acuanmu untuk menjadi wanita yang seutuhnya. Kamu berhak menentukan versimu sendiri. Menjadikan orang lain sebagai standarmu hanya akan membuatmu kehilangan jati dirimu sendiri.
Menjadi wanita bukan berarti harus membuatmu menguasai segalanya. Kamu tak perlu merasa minder jika kamu tak bisa memasak, atau berbagai hal lainnya yang dianggap bahwa wanita harus mampu melakukannya, sementara kamu tidak mampu untuk melakukan hal itu.
Cukuplah menjadi wanita dengan versimu sendiri, tanpa mengikuti standar orang lain. Kamu harus bangga dengan dirimu sendiri. Kamu harus bangga dengan apapun yang kamu miliki tanpa harus minder terhadap apapun yang telah orang lain capai terlebih dahulu dari dirimu.
ADVERTISEMENTS
Bagiku, sebagai wanita yang bekerja sekaligus tergabung di dalam komunitas adalah cara yang aku pilih untuk mencapai kebahagiaan diri sendiri
Selain bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan, aku juga terlibat sebagai freelance creator di Hipwee. Awalnya aku tidak yakin bahwa aku mampu melewati ini semua. Awalnya aku merasa bahwa aku tidak akan bisa bekerja sambil memiliki kesibukan sebagai seorang freelancer.
Aku merasa bahwa diriku sepertinya tidak akan mampu menjalani dua pekerjaan sekaligus. Namun, seiring berjalannya waktu, dan berkat bimbingan juga kesabaran para Editor Hipwee, aku mampu melalui ini semua. Segala keragu-raguan tentang diriku ternyata terbantahkan setelah apa yang aku lalui selama ini.
Dibalik kesibukanku saat ini sebagai pekerja kantoran, aku juga bisa tetap berkaya melalui tulisan-tulisanku. Serta, kehadiran komunitas juga semakin membuat aku berdaya dengan kemampuan yang aku miliki.
Teruntuk para wanita diluar sana, Happy International Woman’s Day. Tetaplah bangga dengan dirimu sendiri. Jangan jadikan standar orang lain sebagai patokanmu untuk membentuk dirimu sendiri. Serta, jangan pernah meragukan dirimu sendiri sebelum kamu berani untuk mencobanya.