Kata orang-orang menjadi wanita serba bisa itu adalah suatu keharusan. Yang sudah menikah harus bisa melayani suami, mengurus rumah dan anak, menjadi menantu kebanggaan. Apalagi ditambah dengan tugas pekerjaan.
Yang belum menikah, seakan dicap ‘tidak laku’ atau ‘perawan tua‘, karena usia sudah dewasa tapi belum juga berumah tangga. Sedangkan teman-teman seangkatan atau bahkan usia lebih muda banyak yang sudah menikah dan memiliki anak.
Boro-boro memikirkan pernikahan, rasanya saat ini lebih fokus mengenal diri sendiri. Lagian, semua orang punya waktunya sendiri, bukan? Sekarang kamu mungkin ada di posisi ini; harus menyelesaikan urusanmu satu-per satu.
Wanita seakan dipaksa harus pintar mengendalikan emosi. Padahal siklus bulanan selalu datang tanpa bisa ditolak. Yang membuat tempramen tidak bisa stabil; kadang marah, capek, nangis dengan sendirinya. Seolah-olah menjadi wanita itu harus serba bisa dan tidak boleh mengeluh dengan keadaan yang sedang dihadapi.
Dan pada keadaan seperti ini seorang wanita hanya butuh diperhatikan dari seseorang, bukan pertanyaan atau penghakiman. Namun semakin dewasa, yang ada seperti dituntut harus menjadi dewasa. Bahkan menjadi dewasa sebelum waktunya; menjadi dewasa dengan cara yang tidak mengenakkan.
Sobat Hipwee, hal ini yang membuatku mulai menempatkan standar diriku sendiri, bukan dari orang lain. Entah itu dalam karier atau pun hubungan dengan orang lain.
ADVERTISEMENTS
Standar kebahagiaan atau pencapaian diri tidak boleh ditentukan oleh orang lain
Semakin dewasa, entah itu usia atau pemikiran, semakin pula harus bisa menerima keadaan yang tidak bisa kita atur seenaknya. Impian, karir, pekerjaan yang sedang kita kerjakan seakan masih saja diremehkan oleh orang lain. Seolah-olah pencapaian yang kita dapatkan hanya ‘biasa saja’, padahal bagi kita untuk mendapatkannya butuh perjuangan dan air mata.
Untuk itulah aku pribadi berharap kita semua memiliki standar masing-masing. Selama nasihat orang lain bisa bermanfaat untuk peningkatan diri sih tidak mengapa.
Tapi kalau nasihat mereka berujung kritik yang justru melemahkan dan membuat overthinking mendingan di-skip saja. Karena hidup tak akan ada habisnya jika menuruti apa maunya orang.
Biasanya pertanyaan kapan menikah ini yang bikin kayak gitu. Balas aja dengan jawaban doakan saja segera dapet yang cocok, gitu!
ADVERTISEMENTS
Termasuk pengalamanku yang kini jadi freelance creator di Hipwee. Itu adalah caraku terus mengaktualisasi diri dan mencapai standar kebahagiaanku
Sewaktu dihubungi untuk menjadi salah satu freelance creator di Hipwee, terus terang saja saat itu aku masih ragu. Apakah aku bisa atau tidak, karena sebelumnya hanya sebagai creator saja di Hipwee Community. Apalagi ini adalah kali pertamaku menjadi seorang freelancer. Aku merasa kemampuanku belum sampai di situ.
Namun berkat dari bimbingan dan arahan, serta kesabaran dari tim Editor Hipwee, lambat laun aku mulai bisa beradaptasi dengan pekerjaan baruku ini. Selain mendapatkan ilmu-ilmu baru terkait informasi dari tulisan yang aku buat, di sini aku juga mendapatkan keluarga baru. Meskipun belum bisa bertatap muka dengan mereka secara langsung karena jarak dan keadaan.
Aku sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari freelancer di Hipwee. Meskipun dalam kesibukan pekerjaanku yang lain, aku masih bisa tetap berkarya dan berdaya melalui tulisan. Dan bisa mendapatkan penghasilan tambahan yang otomatis sangat aku butuhkan untuk membantu keperluanku, terlebih saat ini dalam penyelesaian pembangunan rumahku.
Untuk kedepannya, semoga kesempatan menjadi bagian dari freelancer di Hipwee ini masih tetap ada, supaya penulis yang masih terus belajar seperti diriku bisa mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan diri. Yang awalnya dari hobi, kini bisa menjadi ladang penghasilan. Tidak pernah menyangka, sih. Terima kasih Hipwee 🙂
ADVERTISEMENTS
Akhir Kata
Jadi, teruntukmu wanita strong di mana pun berada, di momen International Woman’s Day ini, mungkin saat ini usiamu masih dalam perdebatan dengan pertanyaan ‘kapan menikah’. Atau mungkin saat ini kariermu belum ada peningkatan dan pekerjaanmu masih dipandang sebelah mata. Juga kamu yang masih belajar mengenal diri sendiri dan masih berjuang move on dari masa lalu yang menyakitkan. Di hari spesial ini, kamu dapat salam dari seluruh wanita di dunia mengingatkan kalau ‘kamu berharga’.
Pertanyaan kapan menikah anggap aja sebagai penyemangat. Memang enggak gampang, tapi sebenarnya mereka yang tanya juga sebenarnya perhatian, walau kadang tanyanya dengan nada yang sedikit mengejek.
Ada banyak cara menanggapi pertanyaan kapan menikah, mulai dari yang halus seperti “doakan saja cepet ketemu yang cocok” atau “doakan saja tabunganya cepet terkumpul” hingga yang judes.
Intinya, jangan bandingkan dirimu dengan orang lain terus ya, soHip. Jatuhnya sakit entar. Karena standar orang lain belum tentu bisa pas di kamu, begitu juga sebaliknya. 🙂