Ditengah rutinitas tinggi yang cuma reda di akhir pekan, siapa pun pasti bakal mudah kehilangan fokus untuk menjaga kondisi tubuhnya. Terlebih kamu yang sedang sibuk mulai merintis karier. Syukur kalau bisa sarapan, makan siang juga sekedarnya, seadanya, dan secepatnya, kemudian balas dendam waktu makan malam. Lalu tanpa bisa menahan diri, kamu langsung tidur begitu sampai rumah karena tak ada lagi tenaga.
Awalnya cuma sekali, karena badan rasanya lelah sekali. Eh, lama-lama sudah jadi rutinitas. Alhasil, mendadak kemejamu tiba-tiba sulit dikancing, celana sulit ditutup resletingnya, dan seolah itu semua belum cukup meyakinkan, kamu pun melihat angka di timbangan yang melonjak drastis. Dear ladies, perjalanan menghadapi sesuatu yang bernama “berat badan naik” ini kamu alami juga nggak?
ADVERTISEMENTS
Rutinitas dan penatnya pikiran terkadang membuatmu tak mampu mengendalikan nafsu makan, hingga berimbas pada naiknya berat badan
Kamu pun mulai merenungkan apa yang terjadi belakangan, untuk mencari tahu kenapa berat badanmu mendadak naik begitu. Tugas yang menumpuk, pekerjaan yang seolah tak pernah usai dibebankan padamu, membuat pikiranmu jadi stres. Banyak dari kamu yang akhirnya mengalihkan stres dengan banyak makan. Nyemil dan makan jadi makin intens dan nggak peduli jam malam. Bahkan jam 10 malam, kamu santai saja melahap mie instan, snack, beserta soda dingin. Kebiasaan buruk yang diterus-teruskan inilah yang menjadi penyebab melesatnya angka timbanganmu.
ADVERTISEMENTS
Awalnya kamu kaget, tapi kamu berusaha meyakinkan dirimu. Gendut nggak apa-apa, yang pending sehat dan pede itu kuncinya
Bagaimana responsmu saat tahu berat badanmu naik? Ya awalnya masih nggak apa-apa sih. Toh, naiknya cuma sedikit dan masih di tahap yang normal. Sempat pengin diet sih, tapi rasa malas dan makanan enak membuat rencana dietmu hanya sebatas rencana saja. Lagipula yang penting kan sehat, bahagia, dan pede. Gendut bukan masalah, yang penting tetap cintai diri sendiri. Sekali waktu kamu mendapat komentar tentang kamu yang tambah gemuk, dan juga saran untuk mulai perhatian dengan timbangan. Tapi kamu nggak peduli, karena prinsipmu tetap: “nggak apa-apa berat badan gue naik, selama gue Pede, it’s ok – I like my self”.
ADVERTISEMENTS
Sayangnya kalimat penyemangat itu perlahan luntur manakala kamu menyadari bahwa bajumu mulai kesempitan
Naiknya berat badan itu baru menjadi masalah ketika kamu menyadari bahwa baju dan celanamu mulai kesempitan. Bergerak pun jadi nggak nyaman, bahkan beberapa potong celana sampi robek segala. Kamu mulai panik karena baru ngeuh kalau berat badanmu naik cukup banyak. Kalau sudah begini, sebuah tindakan harus diambil. Antara beli baju baru supaya lebih nyaman atau diet mati-matian. Mana yang kamu pilih?
ADVERTISEMENTS
Awalnya sih kamu pilih menurunkan berat badan dulu. Sayang banget baju-baju lama yang masih bagus tapi nggak lagi muat di badanmu
Akhirnya kamu mulai beraksi menjalani serangkaian program penurunan berat badan. Jogging yang biasanya malas untuk kamu agendakan, kini benar-benar rutin kamu lakoni. Diet mayo yang dikenal berhasil menurunkan berat badan pun kamu jalani demi baju dan celana yang kembali nyaman untuk dikenakan. Kamu yang biasanya doyan banget camilan yang pedes-asin, kini harus berjuang selama 2 minggu untuk menyantap hidangan tanpa garam. Yah, demi kurus apa pun dilakukan…
ADVERTISEMENTS
Namun, capek dengan diet mati-matian, membuatmu akhirnya memilih beli baju ukuran baru sebagai tanda bendera putih mengakui naiknya berat badan. Ya sudah…
Kamu sudah berusaha mengikuti berbagai pedoman diet sehat dari teman, buku, sampai YouTube. Tapi setelah minggu-minggu berlalu, angka di timbangan pun belum sesuai yang kamu mau. Berkurang sih, tapi masih jauh dari target ataupun berat badan awalmu. Padahal kamu sudah kangen banget makan gorengan, minum kopi susu, makan junkfood, dan lain sebagainya. Duh, gimana yaaa~
Setelah beberapa minggu dijalani, nyatanya olahraga dan makan tanpa garam benar-benar membuatmu merasa tersiksa. Rasanya kamu udah nggak sanggup lagi menjalani program penurunan berat badan yang nggak semudah bayanganmu. Akhirnya kamu pun memilih menyerah dan menerima saja berat badanmu yang sekarang. Program diet ketat kamu hentikan dan memilih untuk beli baju ukuran baru. Yaudah deh, mending gue beli baju baru aja, capek diet-diet segala!
Nggak masalah berat badanmu naik, yang penting sehat. Tapi nggak ada salahnya juga ‘kan tetap menerapkan pola hidup yang sehat dan rajin olahraga meski nggak dalam rangka diet ketat. Misalnya sesederhana mengurangi makanan berminyak dan berlemak, membatasi waktu makan dan nyemil, memperbaiki pola hidup dan manajemen stres, serta tentunya rutin olahraga. Siapa tahu, meski nggak ngoyo pengin kurus, berat badanmu kembali seperti semula.