Dalam kehidupan sehari-hari, kita sudah cukup akrab dengan penggunaan kata “sensitif” untuk menggambarkan intensitas emosi seseorang. Ketika ada orang yang dengan mudah mengekspresikan perasaannya di depan publik dan terlihat memasukkan semuanya ke hati, akan dengan ringan kita berujar, “Ih, sensi banget deh!” atau “Udah deh, biasa aja jangan lebay!”
Banyak dari kita belum tahu, bahwa menjadi sensitif bukan hanya tentang menggunakan perasaan di atas logika, atau hanya mudah menangis ketika melihat film sedih. Penelitian telah membuktikan bahwa 15-20% dari kita memang terlahir dengan tingkat sensitivitas tinggi. Bahayanya, belum banyak yang tahu apakah mereka memang highly sensitive atau memang cuma lebay.
Dalam artikel ini Hipwee ingin mengajak kamu mengenal apa itu tingkat sensitivitas yang tinggi, apa kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh orang yang highly sensitive serta bagaimana berdamai dengan kondisi ini.
ADVERTISEMENTS
Selama Ini, Highly Sensitive Person (HSP) Lebih Sering Dilabeli “Lebay” atau Pemalu
Wajar apabila kita masih menganggap orang yang emosinya intens sebagai super sensitif atau lebay. Memang, studi mengenai highly sensitive person (HSP) baru berkembang pada tahun 1991. Seorang psikolog asal California, Amerika Serikat lah yang mengembangkan penelitian tentang hal ini.
Dr. Elaine Aron adalah psikolog yang pertama kali mengembangkan penelitian mengenai kecenderungan psikologis ini. Aron mengembangkan instrumen tes untuk mendeteksi tingkat sensitivitas seseorang. Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa 15%-20% masyarakat ternyata terdeteksi sebagai orang dengan tingkat sensitivitas tinggi.
“Jumlah ini terlalu besar untuk dikategorikan sebagai sebuah penyimpangan perilaku. Tapi sayangnya belum cukup kuat untuk membuat orang tidak lagi salah paham mencampuradukkan pemahaman mengenai highly sensitive dengan ekspresi yang berlebihan atau sifat pemalu.”
ADVERTISEMENTS
Orang Dengan Tingkat Sensitivitas Tinggi Itu Normal, Mereka Tidak Sakit
Orang dengan tingkat sensitivitas tinggi tidaklah sakit. Temuan bahwa ada 15%-20% orang dengan kecenderungan ini menunjukkan bahwa highly sensitivity adalah hal yang normal. Tingkat sensitivitas tinggi adalah hal yang dibawa seseorang sejak lahir dan tidak dapat dihilangkan.
Masih menurut Aron, ada kesalahan dalam pemahaman masyarakat mengenai orang dengan tingkat sensitivitas yang tinggi. Pelabelan mereka sebagai orang yang lebay dan atau pemalu bertentangan dengan hasil temuannya.
“Sifat pemalu dan tanggapan berlebihan terhadap sesuatu bukanlah hal yang dibawa sejak lahir. Berbeda dengan sifat highly sensitive, sifat pemalu dan tanggapan berlebihan dipelajari seiring seseorang tumbuh dewasa.
Hanya karena mereka (orang dengan tingkat sensitivitas tinggi) mempertimbangkan banyak hal sebelum bertindak, bukan berarti mereka pemalu. Faktanya, 30% dari orang yang terdeteksi memiliki kecenderungan highly sensitive adalah mereka dengan pribadi ekstrovert.
Kesalahan pemahaman juga membuat highly sensitive people sering dilabeli sebagai pribadi yang penakut, penuh kecemasan dan neurotic (dipenuhi kecemasan, moody, penuh kecemburuan, mudah terlihat lelah secara emosional).”
ADVERTISEMENTS
Cek Diri Sendiri Yuk, Apakah Kamu Masuk Karakteristik Highly Sensitive Person (HSP)?
Untuk menentukan apakah kamu HSP atau tidak, sebenarnya diperlukan pendapat ahli yang kompeten. Tapi sayangnya di Indonesia belum banyak psikolog atau psikiater yang familiar dengan kecenderungan perilaku ini. Sebagai langkah awal untuk mengetahui apakah ada karaktermu yang masuk di karakteristik HSP, kamu bisa mengerjakan self-test yang diberikan Dr.Aron di laman pribadinya, disini.
Di bawah ini adalah 16 karakteristik Highly Sensitive Person yang Hipwee rangkum dari beberapa laman untuk memberimu gambaran yang lebih jelas:
- Memiliki tingkat imajinasi yang sangat tinggi
- Kreatif
- Punya rasa ingin tahu yang besar
- Sangat berempati terhadap masalah dan perasaan orang lain
- Mudah merasa tidak nyaman di tengah situasi yang ramai, terlalu terang, bau yang menyengat dan banyak bunyi berisik. Orang dengan tingkat sensitivitas tinggi sudah memiliki sistem dalam tubuhnya untuk memberi tahu saat dia tidak nyaman berada di sebuah lingkungan.
- Memiliki kemampuan intelektual yang baik
- Pekerja keras
- Bisa memecahkan masalah dengan baik
- Butuh waktu sendiri di tengah waktu sibuk atau setelah berinteraksi dengan orang lain secara intens
- Merasakan segala perasaan yang muncul secara mendalam
- Punya kemampuan estetika yang baik
- Memberikan penghargaan tinggi terhadap alam, seni, dan musik
- Sering menghindari menonton tayangan yang menampilkan adegan kekerasan
- Memiliki intuisi dan sisi spiritual yang kuat.
- Luka masa lalu yang tidak sembuh sempurna bisa membawa dampak jangka panjang bagi HSP
- Mampu memandang permasalahan secara objektif
Berbagai emosi yang mendera dengan intens dan ketidaktahuan mengenai apa yang harus dilakukan bisa membuat highly sensitive person kebingungan tentang apa yang sebenarnya dirasakannya. Mereka bisa jadi sangat tertutup, merasa aneh, dijuluki freak atau justru berusaha menjadi seragam dengan orang lain agar bisa diterima dalam lingkungannya.
ADVERTISEMENTS
Penting Bagimu Untuk Tahu Apakah Kamu HSP Atau Tidak, Demi Menghindari Self Sacrifice Schema
Self sacrifice schema adalah salah satu masalah yang kerap mampir ke orang dengan tingkat sensitivitas tinggi. Seorang dengan kecenderungan high sensitivity bisa terjebak pada keinginan untuk terus memberi dan melayani orang lain, tanpa memikirkan kebutuhannya sendiri.
Di titik ini seseorang akan terus berusaha memenuhi kebutuhan orang lain, berusaha menjadi pribadi yang tidak egois dan menekan keinginan diri sendiri demi terpenuhinya kebutuhan orang lain. Walaupun terlihat berkorban, tapi orang tersebut sebenarnya sedang merepresi keinginannya untuk diperlakukan secara serupa.
Dampaknya, kebutuhan emosional orang dengan high sensitivity cenderung tidak terpenuhi. Dari luar mereka bisa terlihat baik-baik saja tapi didalam diri sebenarnya mereka merasa kosong. Pengorbanan yang dilakukan selama ini adalah bentuk dari pengalihan emosi. Mereka sebenarnya juga ingin orang lain melakukan pengorbanan sebesar yang mereka lakukan.
Orang dengan HSP bisa mencapai titik dimana dia rela berkorban hingga menyakiti dirinya sendiri. Dalam laman Down Ward Spiral Into The Vortex seorang penderita HSP dengan self sacrifice schema menceritakan pengalamannya:
“Aku masih jatuh cinta pada mantan pacar yang kini sudah beristri. Melihat dia bersama istrinya sebenarnya masih menyakitkan buatku. Tapi aku tetap ingin memenuhi kebutuhannya, karena itu secara tidak langsung aku juga harus berhubungan dengan istrinya.
Saat aku melihat mereka berdua emosiku bercampur aduk antara mati rasa, frustasi, sakit, sedih dan kesal karena mereka tidak menyadari pengorbananku. Tapi apakah aku memberitahu mereka? Tidak. Aku memilih untuk memendam perasaanku. Terbuka soal perasaanku hanya akan menyakiti makin banyak orang”.
Jika tidak diselesaikan dan ditangani secara tuntas, high sensitivity people yang juga terkena self-sacrifice schema bisa memiliki kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri secara fisik sampai mengalihkan perhatian mereka ke alkohol dan obat-obatan.
ADVERTISEMENTS
Belajar Berdamai Dengan Sensivitasmu
Ketika kamu sudah menyadari bahwa kamu memiliki kecenderungan perilaku yang highly sensitive, kamu harus bisa mengaturnya sedemikian rupa agar tidak mengganggu kehidupanmu. Apa saja sih yang harus dilakukan?
ADVERTISEMENTS
1. Ingat, Kamu Tidak Sakit
Kamu normal. Kamu tidak sakit jiwa atau punya kelainan mental. Justru kamu punya kelebihan bisa berempati dengan perasaan dan kondisi orang lain. Hanya saja, ketika orang kebanyakan bisa dengan mudah meletakkan masalah orang lain di keranjang “bukan urusanku” — kamu tidak bisa melakukannya. Empatimu akan membuat kamu ingin melakukan sesuatu untuk membantu mereka.
Menyadari bahwa kamu tidak sakit bisa jadi langkah awal yang baik. Ini akan membuatmu lebih berdaya ketika harus berusaha mengatur perasaanmu yang bisa datang dengan sangat intens itu.
2. Alihkan Gempuran Perasaan Itu Dalam Medium Lain, Seperti Seni Misalnya?
Akan ada titik dimana perasaan bisa datang padamu dengan sangat intens. Terkadang kuatnya sensasi perasaan yang kamu rasakan bahkan bukan datang dari dirimu sendiri. Hanya karena mendengar cerita teman yang habis diselingkuhi pacarnya kamu bisa menangis tanpa sebab yang jelas. Karakteristik HSP-mu memang memungkinkan kamu dengan mudah terhubung dan masuk ke emosi orang lain.
Agar kamu tidak terpenjara dalam tingkat emosi yang terlalu tinggi, coba tumpahkan perasaan itu pada medium lain. Berbagai jenis seni bisa jadi alternatif yang bagus. Intinya kamu harus meluapkan emosimu yang terlalu penuh itu agar dirimu siap ketika ada perasaan lain yang datang.
Kamu bisa menulis puisi, main musik, bikin lagu, sampai merajut. Apapun yang kamu suka dan kamu rasa paling nyaman. Satu yang penting, emosimu itu harus keluar.
3. Pilih Menu Makanan Sehat Dan Rutinlah Berolahraga
Pemilihan makanan juga penting diperhatikan untuk menjaga emosimu terus seimbang. Sarah Best menyarankan agar orang dengan HSP menghindari makanan yang berpotensi menjadi stimulan terhadap emosi seperti kopi, soft drink dan teh. Jadikan sayuran bahan utama dalam setiap hidangan.
Penting juga bagimu yang sudah menyadari bahwa kamu highly sensitive untuk makan secara teratur. Jangan sampai membiarkan perutmu kosong kelaparan. Rasa lapar hanya akan membuat emosimu makin kacau. Untuk menghindari stres karena tingkat sensitivitasmu yang tinggi, perbanyak juga konsumsi Magnesium dan Vitamin B.
4. Setiap Intensitas Emosimu Mulai Terasa Berlebihan, Kamu Juga Bisa Menggunakan Air Atau Binatang Untuk Mengalihkannya
Ketika emosimu sudah terasa terlalu “penuh”, cobalah cari suara gemericik air yang bisa menenangkanmu. Mandi berendam juga bisa memberikan ketenangan plus perasaan segar dan bersih. Jangan ragu juga meluangkan waktu untuk berinteraksi dengan hewan kesayangan.
Hewan bisa merasakan emosi manusia, mereka bisa jadi medium yang baik bagimu untuk menyalurkan perasaan yang dirasa sulit diungkapkan ke orang lain. Hanya dengan memegang bulu lembut dan merasakan gesekan manja mereka di jarimu sudah bisa membuatmu jauh lebih stabil.
5. Sadari Emosi Mana yang Bisa Kamu “Miliki” Dan Emosi Mana yang Harus Kamu Buang
Terkadang permasalahan muncul karena orang dengan HSP tidak mampu memisahkan perasaan pribadinya dengan emosi yang dia dapatkan dari orang lain. Dampaknya, emosi yang terlalu banyak itu bisa menumpuk dan membuat seseorang tidak lagi bisa mengendalikannya.
Penting bagimu untuk membangun kesadaran tentang perasaan mana yang datang dari dirimu dan layak kamu miliki, serta perasaan mana yang harus kamu buang. Buatlah imajinasi tentang keranjang sampah yang kamu letakkan di samping dirimu. Setiap ada emosi yang datang dari orang lain dan terasa memberatkan, letakkanlah perasaan itu di keranjang sampah yang telah kamu siapkan.
Belajarlah untuk melepaskan emosi yang tidak membawa kemanfaatan bagimu sepenuhnya.
6. Cari Teman yang Bisa Mengerti Keadaanmu Dan Jaga Hubunganmu Dengan Mereka
Cari dan temukan orang-orang yang mengerti keadaanmu dan jagalah hubungan dengan mereka.
Pertahankan mereka yang bisa memahami dalamnya perasaan yang kamu alami. Mereka yang tidak keberatan mendengarkanmu berceloteh tentang pelajaran hidup yang kamu dapatkan dari mendaki gunung, menghadapi kekhawatiran berlebihanmu tentang masa depan dengan wajar, yang tidak menganggapmu aneh ketika kamu menangis karena mendengar musik opera yang indah.
7. Berikan Waktu Bagimu Untuk Sendiri Saat Kamu Membutuhkannya
Be gentle to yourself. Kunci dari berdamai dengan sensivitasmu adalah dengan mendengarkan apa yang hati dan tubuhmu mau. Ikuti dan dengarkan kata hatimu. Ketika kamu merasa perlu sendiri setelah terus-terusan bertemu dengan orang lain, berikan waktu pada dirimu untuk melakukan itu. Sadarilah bahwa kamu memang membutuhkan waktu sendiri untuk memulihkan emosimu.
Memiliki sensitivitas yang tinggi tidak membuatmu jadi orang yang tidak berdaya. Dengan memahami dan mengenal sensivitasmu sendiri, justru kamu bisa jadi orang yang lebih baik.
Oh iya, please jangan gampang menilai orang yang terlihat lebih sensitif dengan freak atau lebay, ya! Kamu tidak tahu kan kondisi mereka yang sebenarnya?