Salah satu momentum paling krusial dalam perjalanan hidup mahasiswa adalah semester-semester akhir. Sayang, nggak semua dari mereka bisa melewatinya dengan mulus. Niat hati menyelesaikan kuliah dalam 4 tahun, eh, sudah lewat 6 tahun ternyata ada yang masih belum juga menyandang gelar sarjana.
Mengambinghitamkan skripsi yang rumit, dosen pembimbing yang sibuk, atau kondisi yang belum kondusif nggak akan membantumu keluar dari masalah ini. Jujur deh: pasti ada sebab lainnya ‘kan kenapa kamu masih belum lulus? Sebab-sebab seperti ini, misalnya…
ADVERTISEMENTS
1. Passion-mu Untuk Pergi ke Kelas Tak Semenyala Dulu. Seperti Angin, Dia Datang Hanya Untuk Berlalu.
Setelah menjalani proses perkuliahan, kamu perlahan sadar bahwa apa yang kamu ekspektasikan ketika mendaftar ke jurusan yang kamu pilih berbeda dengan kenyataan yang kamu dapatkan. Kamu tidak lagi semangat untuk belajar atau datang ke kampus. Akhirnya kamu memutuskan untuk lebih mementingkan kegiatan luar kampus seperti klub fotografi atau klub debat.
Kamu pun mulai mempertanyakan passion-mu, dan akhirnya mulai bimbang. Apakah menyelesaikan kuliah yang tinggal skripsi, atau putar haluan dan mulai dari awal?
Berpikirlah bijak dalam menyikapi dilema kehilangan passion ini. Mulailah berdiskusi dengan dirimu sendiri secara jujur. Tanya pada diri kamu apa yang benar-benar kamu mau, dan apa yang harus kamu lakukan. Jangan lupa pertimbangkan faktor-faktor eksternal seperti orang tua atau rencana masa depanmu juga.
ADVERTISEMENTS
2. Dalam Perang Melawan Rasa Malas, Kamu Tak Lebih Memilih Mengibarkan Bendera Putih
Mungkin kamu nggak punya masalah dengan passion. Kamu juga nggak punya masalah dengan kemampuan akademis. Kalau kamu mau, skripsi bisa kamu selesaikan dengan relatif mudah. Terus kenapa skripsi kamu masih belom selesai juga?
Mungkin kamu harus mulai mengingat bagaimana pola hidupmu akhir-akhir ini. Apakah kamu masih bangun pagi dan belajar setiap harinya? Apakah kamu mengerjakan skripsimu secara teratur? Kapan kamu terakhir menghadap dosen untuk bimbingan? Jika kamu bahkan tidak bisa mengingat hal-hal tersebut, bisa jadi selama ini kamu hanya belum berhasil melawan rasa malas yang ada di dalam diri kamu.
ADVERTISEMENTS
3. Kamu Terlalu Perfeksionis, Atau Meragukan Kemampuan Diri Sendiri
Mungkin seringkali kamu akan merasa bahwa tulisanmu jelek, datamu kurang valid, atau bahkan skipsimu salah secara keseluruhan. Kamu berpikir untuk terus merevisinya atau bahkan mengulangnya lagi dari awal. Kamu melakukan ini karena kamu nggak percaya diri, atau justru karena kamu perfeksionis.
Padahal, tugas akhir pada dasarnya sama seperti tugas-tugas kuliahmu yang lainnya — hanya saja lebih panjang dan memerlukan dosen pembimbing. Mulailah percaya pada dirimu sendiri, dan terimalah kalau memang nggak akan pernah ada selamanya sebuah skripsi yang sempurna. Jangan takut menghasilkan sesuatu yang buruk!
ADVERTISEMENTS
4. Kamu Lemah — Lemah Menghadapi Cobaan dan Ketidakpastian dari Dosen Pembimbing
Mungkin kamu sudah berusaha sekuat tenaga dalam menyelesaikan skripsimu. Tapi setiap kali kamu siap menghadap dosen, beliau malah tugas ke luar kota. Saat akhirnya kamu berhasil menemui dosen untuk konsultasi, semua kerja kerasmu terbuang sia-sia karena harus revisi total.
Kadang, semakin keras kamu berusaha justru semakin banyak cobaan yang menghampirimu. Belum lagi teman-teman seangkatanmu banyak yang sudah lulus hingga akhirnya kamu harus menghadapi semua ini sendirian. Lalu apakah kamu harus istirahat? Menghindar sebentar? Atau memaksakan diri terus maju?
Memicu diri hingga batas maksimal akan membawa kamu meraih hasil yang maksimal pula. Tapi jangan lupa berkompromi dengan kondisi fisik dan mentalmu ya. Jangan sampai kamu membiarkan dirimu tertekan secara berlebihan.
ADVERTISEMENTS
5. Pekerjaan Membuatmu Lupa Pentingnya Skripsi
Di semester akhir, biasanya urusan kuliahmu hanyalah skripsi. Kamu udah nggak punya kelas lagi sementara umurmu sudah terlalu tua untuk ikut UKM. Kamu bosan, dan untuk mengakali kebosanan ini, kamu pun memutuskan melamar kerja atau bahkan nyoba bikin usaha sendiri.
Eh, ternyata karirmu di luar kampus sukses besar dan kamu udah bisa menghasilkan uang sendiri, bahkan sebelum lulus kuliah. Tapi masalahnya, pekerjaanmu ini menghabiskan hampir seluruh waktu kamu sampai akhirnya kamu nggak punya waktu buat mikirin skripsi.
Nah, kalau kamu menghadapi masalah seperti ini, ada baiknya kamu mulai benar-benar memikirkan keputusanmu dengan matang. Kamu wajib membagi waktumu dengan bijaksana.
ADVERTISEMENTS
6. Masa Depan Membuatmu Ketakutan. Karena Itu, Kamu Lebih Memilih “Memperpanjang” Masa Sekarang.
Mungkin kamu sering mendengar ungkapan “Let it flow aja…” Sayangnya, di dunia nyata ini nggak selalu bisa diterapkan. Kamu merasa harus mengetahui akan kerja apa dan dimana selepas kuliah. Sayang, sampai sekarang kamu tetap belum bisa memecahkan misteri itu. Karena nggak yakin sama masa depan karirmu, masa akhir kuliah kamu jadi luntang-lantung.
Kamu nggak harus langsung tahu akan kerja di mana selepas kuliah. Tapi kalaupun kamu terpaksa menganggur, lebih baik jadi pengangguran yang punya gelar sarjana daripada udah pengangguran, nggak sarjana lagi.
Jadi gimana: kalo kamu nomor yang mana nih? Nggak apa-apa sih sebenarnya kalau kamu lulus terlambat. Asal tanggung sendiri risiko dan tanggung jawabnya, ya.