Ma,
Seringkali aku bertengkar dengan Mama hanya karena kebiasaanku untuk tidak merapikan kamar sebelum pergi ke luar. Aku sudah mencoba segala hal agar kamarku tetap rapi, namun entah kenapa hasilnya selalu saja sama; kamarku tetap berantakan.
Memang sih kita hidup di zaman yang hampir semuanya dikemas dengan rapi dan terorganisir. Bahkan rasanya orang-orang juga mencoba untuk mengatur semuanya sesuai aturan, dalam banyak hal. Namun rasanya ‘keteraturan’ itu tidak terlalu berlaku untukku, atau memang aku yang sudah tidak bisa diatur. Entahlah. Rasanya selalu saja kekacauan kamar yang kubuat meskipun aku telah mencoba untuk tidak melakukan kekacauan.
Perdebatan dengan Mama yang seringkali membuatku jengkel karena merasa tidak dimengerti rasanya terlalu sering terjadi. Namun apakah tak ada hal baik yang bisa dijadikan pelajaran di balik berantakannya kamarku?
ADVERTISEMENTS
Mama sering berkata, “kondisi kamar itu mencerminkan kepribadian pemiliknya”. Tapi jika kamarku berantakan, apakah berarti aku adalah pribadi yang tak punya rasa kepedulian?
Orang yang nggak teratur sepertiku ini sebenarnya telah mencapai sebuah titik baru. Titik dimana aku tak mau hidupku ‘diatur’ oleh zona nyaman yang kadang membuat orang terlena. Bayangkan saja, jika kamarku berantakan dengan keadaan barang-barang yang tak pernah sama setiap harinya, bagaimana bisa aku diam di satu zona nyaman?
Aku nggak bilang bahwa kita semua harus memiliki kamar yang berantakan, Ma. Menjadi orang yang terorganisir kadang memang perlu, bahkan menguntungkan. Namun hal tersebut kurasa terlalu dilebih-lebihkan, dan aku (mewakili para pemilik kamar berantakan) secara tidak langsung dinilai nggak adil, hanya berdasarkan aspek kerapian saja.
ADVERTISEMENTS
Mama pasti kesal saat membantuku merapikan kamar yang sering Mama sebut sebagai “kapal pecal” itu. Namun apakah Mama tahu bahwa kondisi yang berantakan itu justru memudahkan gerakku?
Ada di dalam kamar yang berantakan akan menuntun pikiran untuk menjadi lebih kreatif. Kamar yang nggak rapi mengindikasikan bahwa pemiliknya memiliki pandangan-pandangan yang mendobrak tradisi lama, yang mampu menghasilkan pemikiran-pemikiran segar dan baru. Dan kamar yang teratur dan rapi, mengindikasikan bahwa pemiliknya adalah orang yang cenderung menyukai kondisi yang aman dan terorganisir.
Jangan kaget, Ma. Disorganisasi seringkali dihubungkan dengan pemikiran yang jenius. Banyak pemikir dan penulis ulung bekerja dalam ruangan yang terlampau berantakan, mulai dari Albert Einstein hingga J.K. Rowling. Bukankah Mama akan bangga bila aku menjadi salah satu di antara mereka? Mama mungkin belum tahu bahwa mereka semua mencapai kesuksesan di tengah-tengah berantakannya ruangan mereka.
ADVERTISEMENTS
Menjadikan kamar berantakan mengharuskanku siap menerima komentar pedas dari semua orang. Hal ini pula yang membuatku mau terbuka menerima saran dan kritikan.
“Kamar kamu berantakan banget sih!”
“Kamu tuh bisa bersih-bersih kamar nggak?”
“Udah gede juga masa iya kamarmu kayak begini?”
Meskipun pemilik kamar berantakan juga bosan mendapat komentar miring soal kamarnya, tetap saja mereka tak segera untuk merapikan karena mereka tahu bahwa kamar rapi mereka hanya akan bertahan beberapa jam saja sebelum alam bawah sadarnya mulai membuat berantakan kembali.
Karena terbiasa mendapat komentar aneh, maka pemilik kamar berantakan menjadi pribadi yang mampu dengan bijak menerima kritikan (meskipun kadang mereka juga sebal). Percayalah Ma, kami (para pemilik kamar berantakan) sebenarnya juga tak mengerti mengapa kami membuat kamar kami berantakan. Hehehe.
ADVERTISEMENTS
Baiknya, anakmu ini justru punya karakter yang spontan dan menyenangkan. Percayalah Ma, aku pun sanggup jadi pribadi yang bisa Mama andalkan.
Baju dilempar di kasur, tas ada di sebelah lemari, dan peralatan make up yang entah menyebar di mana bukan berarti kamu jorok atau nggak peduli dengan kebersihan.
“Terus maksudnya apa? Jadi kamu harus berantakin kamar dulu supaya jadi jenius?”
Bukan begitu, Ma. Hubungan antara kreatifitas dan kamar yang berantakan tidak seperti itu. Memiliki kamar yang berantakan juga tidak menjamin bahwa keesokan hari kami akan terbangun sebagai sosok yang lebih kreatif. Ini hanya berlaku jika kami adalah sosok yang memang “kreatif secara alami” yang menganggap bahwa kamar berantakan tidak perlu selalu dibersihkan.
Terbiasa dengan kondisi yang “tidak teratur” membuat pemilik kamar menjadi sosok yang easy going dan mampu menyesuaikan keadaan. Bukankah itu sifat yang baik?
ADVERTISEMENTS
Meja kerja dan kamar yang berantakan adalah pertanda anakmu ini punya kreativitas mumpuni. Jadi biarkan aku bereksplorasi, sampai kelak aku bisa membanggakan Mama suatu hari nanti.
Padatnya agenda kuliah, pekerjaan dan tumpukan kertas kerja yang harus diselesaikan, membuat kami tidak sempat untuk merapikan kamar. Apakah ini berarti kami memiliki pribadi yang malas dan kurang detil? Ada sebuah studi yang dilakukan untuk mempelajari pengaruh kondisi kamar yang berantakan pada diri seseorang.
Studi terbaru yang dirilis oleh psikolog Kathleen Vohs dari University of Minnesota, Amerika Serikat, menyatakan bahwa kamar dan lingkungan kerja yang berantakan sebenarnya terkait dengan tingkat kreativitas dan ide menarik yang lebih tinggi.
Tidak ada jawaban yang jelas untuk menentukan harus berantakan atau tetap rapi. Di satu sisi, sebagai peneliti, Kathleen Vohs membuktikan, kekacauan memunculkan kreativitias dan pemikiran out of the box. Tapi, studi ini juga menunjukkan bahwa orang-orang di ruang yang bersih lebih mungkin memilih makanan yang sehat, dan membuat pilihan yang lebih konvensional.
Aku mengerti maksudmu, Ma. Lingkungan mempengaruhi pilihan kita. Jadi jika Mama ingin agar aku lebih terorganisasi dan mengurangi kekacauan, mungkin sesekali aku bisa meluangkan waktu sedikit untuk membersihkannya. Karena bagaimanapun, kebersihan merupakan sebagian dari iman. Jika membersihkan kamar akan membuat Mama bahagia, aku akan melakukannya. Hanya saja mengertilah alasan dibalik betapa berantakannya kamar dan meja kerjaku, Ma.
Memiliki kamar yang berantakan bukan berarti aku malas, Ma. Karena aku melakukan banyak hal di luar sana, terlepas dari bagaimana berantakannya kamarku di rumah. Percayalah, aku melakukan banyak hal hebat Ma, dan akan terus melakukannya agar bisa jadi anak kebanggaan Mama. 🙂