Hidup dewasa itu berat, nggak ada yang meragukan. Dulu sewaktu masih anak-anak, kita merasa pe-er matematika adalah permasalahan paling berat. Maklum, waktu itu kamu belum bertemu dengan yang namanya tagihan dan cicilan, teman yang di depan baik tapi di belakang nusuk, harus pura-pura baik-baik saja saat sedang nggak baik-baik saja, dan tentu saja falling in love with people we can’t have.
Menjadi dewasa, kamu dituntut untuk banyak tertawa. Bukan untuk hal-hal yang lucu saja, tapi juga untuk kesialan-kesialan yang terjadi sehari-hari, supaya nggak tertekan dan gampang stres. Yap, momen dewasa memang seribet itu. Beberapa kutipan ini akan menggambarkan kehidupan dewasa dengan kocak tapi juga tepat sasaran. Menurutmu, kutipan mana yang paling sesuai?
ADVERTISEMENTS
1. Mengingat-inga masa kecil memang menyenangkan, karena banyak hal yang dilakukan “gratisan”. Sekarang, tagihan-tagihan datang setiap bulan, mau-nggak-mau harus kerja keras soalnya nostalgia masa kecil nggak bisa diuangkan
ADVERTISEMENTS
2. Menjadi dewasa itu ribet dan sulit diprediksi. Meski sudah berhati-hati sebisanya, kadang-kadang ujian dan masalah datang dari hal-hal yang nggak terduga dan kita hanya bisa pasrah menerimanya
ADVERTISEMENTS
3. Di usia dewasa segalanya soal branding, branding, dan branding. Pencitraan bukan hanya dilakukan oleh pejabat, melainkan oleh kita juga yang notabenenya bukan siapa-siapa
ADVERTISEMENTS
4. Ada juga yang bilang, menjadi dewasa itu saat kamu pergi tidur di jam 9.30 malam tapi masih saja ngantuk dan lelah saat bangun keesokan harinya. Bener nggak nih?
ADVERTISEMENTS
5. Mau nggak mau, diakui atau nggak diakui, kamu sudah terjebak di hidup dewasa dengan segudang persoalannya. Mau diabaikan atau pura-pura jadi anak-anak juga nggak menyelesaikan masalah. Jadi? Ngopi dulu saja …
ADVERTISEMENTS
6. Bagaimana cara bersikap seperti orang dewasa agar nggak dianggap anak-anak lagi? *brb Googling*
7. Apa yang membuat hidup dewasa itu berat adalah tanggung jawabnya. Dulu waktu masih kecil, orang akan bilang “namanya juga anak-anak” saat kita melakukan kesalahan. Sekarang? Wah, jangan harap…
8. Jadi anak-anak itu mudah, karena nggak harus berkutat dengan rasa bersalah, rasa nggak enakan, dan dilema antara mau self love tapi takut dianggap egois 🙁
9. Dulu ketika anak-anak kita selalu berharap supaya bisa jadi orang dewasa. Biar nggak disuruh-suruh terus dan nggak boleh mengambil keputusan sendiri. Lalu kita menjadi sangat excited menanti momen jadi orang dewasa, hanya untuk menyesal setelah tiba di sana. Tahu begini … enakan jadi anak-anak deh!
10. Kira “sibuk” bersantai dan rebahan, scrolling Instagram sampai seharian, padahal ada banyak tanggungan dan deadline yang harus dikejar, Huh, dasar aku~
Menjadi dewasa memang lucu ya? Banyak momen nggak tertebak yang butuh improvisasi. Tapi justru itulah serunya. Kamu nggak lagi harus mengacu pada pakem, dan boleh mengeksplore diri lebih jauh, karena untuk menyelesaikan konflik-konflik dewasa yang menggunung itu butuh trik. Momen dewasa memang berat dan penuh tanggung jawab. Tapi hadapi dengan enjoy saja, toh, kamu adalah individu yang selalu berproses dan nggak pernah berhenti belajar dari setiap kesalahan dan kesialan yang terjadi.
Jadi, dewasa versimu yang seperti apa?