Menjalani hidup di usia 25-an memang nggak mudah. Kamu akan dihadapkan dengan banyak realita yang ternyata beberapa ada  di luar ekspektasi. Tentang pekerjaan yang belum bisa dibilang mapan tapi sudah nggak pantas minta uang ke orangtua, hubungan yang sudah harus jelas mau dibawa ke mana, maupun kehidupan sosial seperti satu per satu teman mulai ‘hilang’ dengan kesibukan serta dunia masing-masing.
Meski orang melihatmu seperti santai dan tenang-tenang saja menghadapi semuanya, namun nggak bisa dimungkiri kalau ada kalanya rasa stres hinggap juga di pikiran. Tentang rasa iri saat melihat teman zaman sekolah dulu sudah lebih sukses dalam karirnya, atau ada juga yang sudah lebih dulu menikah dan hidup bahagia dengan keluarga kecilnya.
Menyebalkan memang mengingat rasa iri itu naluriah, namun nyatanya membuat perasaan jadi nggak tenang dan bikin hidup jadi nggak sehat. Untuk itu, ada baiknya kamu melakukan beberapa cara konkret berikut untuk menyikapi fase hidup yang diberi nama quarter life crisis ini.
ADVERTISEMENTS
1. Cobalah untuk curhat dengan teman terdekatmu. Semua masalah tak akan seketika itu juga selesai, tapi paling tidak kamu jadi lega
Jangan malu untuk bercerita dengan salah satu sahabat terdekatmu. Awal mula quarter life crisis bisa bermuara pada depresi jika tidak diurai dengan baik. Maka, ungkapkan apa yang sedang kamu rasakan. Pada dasarnya, bukan solusi yang kamu butuhkan. Kamu hanya butuh untuk didengar dan ada orang yang mau mendengar keluh kesahmu. Masalah yang ada memang tak kemudian langsung selesai seketika itu juga, namun paling tidak kamu jadi lega.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
2. Buang jauh-jauh kata ‘seharusnya’. Ingat bahwa rezeki tak akan pernah salah alamat
Seharusnya aku sudah bisa mendapatkan pekerjaan itu sekarang
Aku harus bisa punya uang sebanyak ini
Seharusnya aku sudah menikah sekarang
Buang jauh-jauh kata ‘seharusnya’ dan berhentilah menyalahkan diri sendiri. Banyak hal dalam hidup yang pada akhirnya tidak berjalan sesuai dengan keinginan kita, termasuk apa yang menjadi sumber dari quarter life crisis yang dialami. Meski hampir semua orang melewati dan merasakan proses ini, kamu harus menyikapinya dengan bijak, salah satunya adalah tidak terus-terusan mengeluarkan kata ‘seharusnya’, karena ini justru akan jadi boomerang bagi diri sendiri. Ingatlah bahwa rezeki tak pernah salah alamat. Kita hanya disuruh menunggu akan adanya titik terang di depan sana dengan apa yang sedang kita lakukan saat ini.
ADVERTISEMENTS
3. Berhenti membanding-bandingkan. Sebab itu hanya akan buat hidup lebih rumit
Kuncinya ada pada poin ini. Meski tidak mudah, tapi mulailah untuk berhenti membanding-bandingkan. Selain tak berfaedah, quarter life crisis yang kamu hadapi akan makin rumit karena ini. Membandingkan pencapaian hidup yang dialami tak akan ada akhirnya. Apa yang kamu raih akan selalu kurang jika terus-terusan dibandingkan dengan orang lain. Agar quarter life crisis-mu bisa terlewati tanpa memusingkan banyak hal, lakukan tahap ini dengan baik, maka ketenangan akan kamu dapatkan.
ADVERTISEMENTS
4. Temukan dukungan dan mentor dari orang yang lebih berpengalaman. Agar kegalauanmu tak salah arah
Selain curhat ke teman dekat, kamu juga perlu dukungan dari orang yang lebih berpengalaman. Kamu perlu teman yang lebih dulu melewati masa ini dan lebih tahu kemana sebaiknya melangkah. Dengan begitu, krisis yang kamu alami di usia seperempat abad ini tak akan salah arah. Orang ini akan membantu meyakinkanmu bahwa hidup tak boleh diisi dengan banyak keluhan. Dengarkan saran mereka dan ambil beberapa yang sesuai. Biarkan mereka membantumu menetapkan beberapa tujuan kecil untuk dicapai.
Mau nggak mau, fase ini memang harus dihadapi. Toh sebenarnya, dengan melewatinya, kamu akan belajar banyak hal, bahwa hidup memang sebuah perjuangan. Tak ada waktu untuk berhenti, karena semua harus selalu bergerak. Jika hanya menggerutu tentang apa yang dihadapi saat ini, barangkali keadaan tak akan berubah jadi lebih baik. Kamu perlu mental kuat dengan rasa syukur yang besar untuk bisa lulus dari quarter life crisis.