Kita memang tidak bisa lepas dari interaksi sosial. Sayangnya, tak semua interaksi tersebut berjalan menyenangkan. Kadang kala, hubungan dengan orang lain membuat kita marah dan sakit hati. Tak jarang, akhirnya kita akan mengorbankan hubungan itu dengan membenci.
Memang wajar untuk membenci mereka yang pernah menyakiti hati kita. Namun, memaafkan mereka adalah pilihan yang selalu kita punya. Lebih lagi, kita juga tak bisa selalu menghindari mereka yang pernah menyakiti hati kita.
Hidup pun tak seharusnya habis hanya untuk memikirkan mereka yang membuat hidup kita susah. Jika kamu masih butuh diyakinkan, berikut adalah enam alasan mengapa kamu harus mulai berhenti membenci orang lain dari sekarang.
ADVERTISEMENTS
1. Hidup sendiri sudah melelahkan, jadi jangan buang energimu dengan membenci orang
Sadar atau tidak, membenci seseorang itu membutuhkan energi yang sama dengan mencintai. Untuk terus memikirkan orang yang kita benci tersebut hampir tiap waktu, dibutuhkan komitmen yang tak sedikit. Untuk berdoa agar Tuhan menimpakan sesuatu yang buruk padanya, dibutuhkan semangat negatif yang menyala-nyala. Setiap kali kamu bertemu dengannya, kamu perlu menahan diri untuk tidak uring-uringan atau menyumpah-nyumpah. Wajar jika membenci seseorang membuat kita merasa lelah.
Kalau kamu membenci teman sekelasmu, tentu kamu tak mau kan dikelas hanya sibuk mencela dan menggerutu tentang orang tersebut sampai kamu lupa memperhatikan dosen? Masih banyak hal penting yang perlu diselesaikan dibandingkan kamu menghabiskan energimu buat memikirkan hal yang tidak menguntungkan bagimu.
Hidup itu kadang sudah cukup melelahkan tanpa membenci orang. Apalagi jika kamu jalani dengan membenci.
ADVERTISEMENTS
2. Hidup ini singkat. Sekali memejamkan mata, bertambahlah umur kita. Pantaskah menghabiskannya untuk membenci orang lain?
Seberapa banyak waktu yang kamu gunakan untuk membicarakan orang yang kamu benci pada orang orang yang ada didekatmu? Menceritakan betapa jahatnya dia dan perlakuannya yang tidak menyenangkan hati. Setiap kali kamu dan teman temanmu makan bersama, kamu akan sering menceritakan tentang betapa menyebalkan saat kamu harus berpapasan dengan orang yang kamu benci.
Seringkali kebencian itu juga mengisi sela-sela lamunanmu. Terkadang kita sampai lupa untuk memperhatikan orang orang yang kita cintai karena terlalu sering menggerutu tentang orang yang kita benci. Perhatianmu juga akan terserap untuk mencari alasan bahwa dia memang pantas untuk dibenci. Tak jarang kamu mungkin juga sibuk stalking dia dan berharap dia terkena sial. Padahal, hidup itu terlalu singkat untuk membalas kebaikan orang-orang yang mencintai kita. Kenapa kita harus menghabiskan waktu untuk membenci orang lain?
ADVERTISEMENTS
3. Dunia yang luas bisa menjadi sempit, karena kamu ingin menghindari orang yang kamu benci
Secara nggak sadar, ketika kita membenci seseorang kita akan lebih memilih menghindarinya. Alasannya? Kita akan merasa tidak nyaman ketika dia ada di dekat kita. Ruang gerakmu pun menjadi terbatas karena ulahmu sendiri. Yang rugi di akhirnya? Kamu sendiri.
Misalnya, kamu jadi merasa enggan untuk gabung dengan tim diskusi di kampus hanya karena orang yang kamu benci bergabung di tim yang sama. Kamu menjadi tidak leluasa lagi, dan bisa bisa kamu kehilangan kesempatan untuk berkembang.
ADVERTISEMENTS
4. Membenci itu membuat dirimu mudah murung
Membenci seseorang sama seperti memikul sebongkah batu kali di dalam hati. Kebayang ‘kan? Berat dan bikin sesak. Rasa benci yang kamu pupuk, lama-lama bisa mendominasi hatimu. Kamu menjadi lebih mudah marah, lebih sensitif, dan tak jarang tanpa sadar kamu lebih suka menilai negatif orang lain. Ketika kamu melihat dia nongol di timeline medsos kamu jadi sebel, berpapasan dengannya di kantin kamu jadi manyun.
Kamu nggak mau kan kalau wajah menawanmu menjadi pudar hanya karena keseringan marah dan murung? Memang selayaknya, batu kebencian yang tak bermanfaat itu kamu letakkan di kali. Jangan di hatimu, nanti bikin penuh. Isilah hatimu dengan hal-hal yang positif saja.
ADVERTISEMENTS
5. Hidup ini tentang mengembangkan sebanyak mungkin hubungan, bukan berfokus pada satu-dua orang
Setelah sekian lama menjalin persahabatan, ternyata baru-baru ini sahabatmu dan pacarmu kepergok jalan bareng. Tanpa kamu ketahui ternyata mereka sudah menjalin hubungan sejak lama. Ibaratnya kamu ditusuk dari belakang. Akhirnya kamu memutuskan untuk meninggalkan pacarmu dan sahabatmu. Sakit hati, benci, marah, dendam, sesal, semua campur aduk jadi satu. Memang menyakitkan.
Secara nggak sadar, kamu juga kehilangan kesempatan untuk hidup damai. Kamu terus saja dibayang-bayangi kebencian itu. Lambat laun sesekali kamu merasakan trauma untuk menjalin hubungan, baik pacaran ataupun sahabat “kental”. Kamu takut kejadian masa lalu terulang lagi.
Padahal, siapa tahu ini adalah cara Tuhan untuk menyeleksi orang-orang yang baik untuk menemani di hidupmu. Percayalah, Tuhan pasti menyiapkan pengganti yang lebih baik. Kebahagiaanmu harus kamu bangun lagi, karena hidup adalah soal menjalani sebanyak mungkin hubungan — bukan hanya soal satu atau dua orang.
ADVERTISEMENTS
6. Masih banyak fase hidup di depan yang harus kamu lalui
Fase dalam hidup bukan hanya terdiri dari periode dimana kamu dan dia terlibat dalam hal yang kurang menyenangkan. Masih banyak fase yang harus kamu lalui di depanmu. Memaafkan adalah salah satu cara melepaskan diri dari fase yang kurang menyenangkan, karena jalan yang harus kamu lalui di depan masih panjang.
Setidaknya kalau kita bisa memaafkan, kenapa kita harus tetap membenci? Kalau kita bisa mentoleransi kesalahan orang lain, kenapa kita harus mendendam? Cobalah melupakan rasa sakitmu dengan menyibukkan diri pada hal-hal positif, dan berkumpul dengan orang yang yang mencintai kita. Kamu tidak perlu menghabiskan banyak tenaga untuk mengurusi orang yang menyakitimu.
Karena cara membalas dendam yang paling manis? Adalah dengan hidup bahagia.