10 Tahun lalu mungkin kita masih asing dengan gangguan bipolar. Tentang apa dan bagaimana gejala gangguan ini, masih banyak yang tahu. Bahkan tak sedikit orang yang keliru kemudian menganggap pengidap bipolar adalah gila. Namun, khalayak tiba-tiba begitu memusatkan perhatian pada gangguan bipolar, setelah pada medio 2014 Marshanda ramai diberitakan mengidap gangguan tersebut. Bipolar kembali ramai dibahas tahun ini manakala tersangka pembunuh Mirna, Jessica Wongso, ternyata mengidap bipolar. Karenanya kali ini Hipwee membahas tentang gangguan yang satu ini.
Bipolar adalah gangguan perasaan yang menyebabkan pengidapnya mengalami perubahan mood yang ekstrim
Selayaknya manusia pada umumnya, pengidap bipolar mengalami perasaan senang dan sedih. Namun, yang membedakan mereka dengan mereka yang tak mengidap gangguan ini adalah perubahan moodnya yang ekstrim. Hari ini bisa begitu senang dan optimis, esoknya tanpa sebab yang pasti, mereka bisa begitu depresif. Sedih yang mereka rasa tak jarang membuat mereka menjadi begitu marah pada keadaan dan lingkungan memandang dunia, bahkan sampai ada diantara mereka yang ingin mengakhiri hidup saja.
P.S: penyebab gangguan ini bermacam-macam, ada yang karena faktor keturunan, adanya masalah di otak, ataupun psikososial.
Mood pengidap bipolar terkadang bergeser dari fase manik ke fase depresi. Tak jarang pula ke fase yang nyaris normal, yakni hipomanik
Perubahan mood dalam bipolar biasanya terbagi dalam beberapa fase. Yakni fase manik, hipomanik, dan depresi. Fase manik biasanya ditandai dengan bahagia dan bersemangat berlebihan, pikiran yang dipenuhi dengan banyak ide, mendengar suara yang nggak didengar oleh orang lain, berbicara dengan cepat, sulit mengendalikan diri, dan sulit tidur. Sementara itu pengidap bipolar yang tengah mengalami fase hipomanik biasanya seolah normal. Oleh karena mereka tak lagi mendengar suara-suara aneh dan merasa gembira serta bersemangat. Lebih sering bergaul dan kreatifitas muncul dengan sendirinya.
Adapun pengidap bipolar yang tengah mengalami fase depresi biasanya merasakan sedih yang berkepanjangan, merasa tak lagi punya harapan, kerap menangis tanpa alasan, bahkan berpotensi untuk melakukan tindakan yang mengancam keselamatan jiwanya.
Mereka yang mengidap bipolar kerap merasakan bahagia yang berlebihan. Pun sekalinya sedih, berkepanjangan
Itulah salah satu tanda-tanda awal bipolar. Tanda-tanda lainnya diantaranya adalah pikiran yang melompat-lompat atau dengan kata lain sulit untuk berkonsentrasi pada satu hal. Mudah tersinggung dan marah, berbicara dengan cepat hingga membuat orang lain sukar untuk memahami tutur katanya. Selain itu meski tidur hanya sebentar, ia tidak mengalami keletihan pada keesokan harinya. Prilakunya pun cenderung sembrono.
Bipolar menjadi ramai diperbincangkan di tanah air semenjak artis ternama Marshanda diberitakan mengidap gangguan tersebut
Pada sekitar medio 2014, publik begitu ramai membincangkan bipolar. Yakni ketika bintang sinetron sekaligus penyanyi kenamaan tanah air, diberitakan mengidap gangguan yang satu ini. Pemberitaan seputar gangguan yang dialami Caca ini mengemuka manakala sang bunda sempat menyekapnya (Marshanda red-). Caca yang awalnya sempat tak menerima kenyataan bahwa dirinya pengidap bipolar. Namun kemudian dirinya berusaha berdamai dengan gangguan yang dideritanya. Ia pun menjalani terapi dan ikut workshop pengembangan diri.
Jessica Wongso, tersangka kasus pembunuhan Mirna sempat diberitakan mengidap gangguan bipolar. Benarkah demikian?
Sumber Polda Mentro Jaya itu berdasarkan keterangan Kepolisian Federal Australia (AFP). AFP mengumpulkan data-data soal Jessica, si tersangka pembunuh Wayan Mirna Salihin dengan menggunakan kopi bercampur sianida. Yang mencengangkan yakni, ternyata perempuan berambut panjang itu mengidap bipolar.
via Bintang.com
Sidang kasus pembunuhan Mirna kembali diadakan kemarin. Sidang ke-21 tersebut berlangsung panas. Sekadar kembali menyegarkan ingatan tentang kasus pembunuhan kontroversial tersebut, Jessica sebagai tersangka ternyata mengidap bipolar. Sebelumnya Jessica bahkan sempat diduga menderita kepribadian ganda, bahkan ia juga diduga psikopat.
Tak sedikit orang yang menganggap bahwa bipolar itu gila, karenanya masih banyak pengidap yang merasa tersisihkan keberadaannya
Sayangnya masih banyak masyarakat yang masih awam dengan gangguan satu ini. Bukan cerita yang aneh kalau pengidap bipolar disebut sebagai orang gila. Padahal keduanya berbeda. Sungguh miris memang, karenanya sosialisasi tentang gangguan perasaan tersebut harus lebih digencarkan lagi. Yakni bisa dilakukan dengan kampanye melalui youtube atau sosial media.
Tahukah kamu bahwa banyak selebriti kenamaan dunia yang diketahui mengidap bipolar. Sebut saja Demi Lovato hingga mendiang Robin Williams..
“Saya ingin semua orang mengerti kalau ada gangguan mental yang bernama bipolar. Saya juga ingin agar para penderitanya dapat meminta bantuan untuk sembuh, bukan hanya diam dalam kegelapan,” ujar Demi.
Demi Lovato sudah mengungkapkan pada publik bahwa dia mengidap bipolar. Ia sempat menjalani rehabilitasi pada tahun 2012. Beruntungnya pada tahun 2014, gangguan bipolar Demi yang kembali kambuh berhasil ia kendalikan meski tanpa rehabilitasi. Selain Demi, tercatat selebriti lain yang juga mengidap bipolar adalah Catherina Zeta-Jones, Mel Gibson, mendiang Amy Winehouse, hingga mendiang Robin Williams yang meninggal bunuh diri dua tahun silam.
Obat untuk pengidap bipolar adalah yang tergolong mood stabilizer. Namun, di atas segalanya dukungan moril dan pendampingan menjadi obat mujarab bagi pengidap bipolar
Jika kamu merasa memiliki tanda-tanda yang mengarah pada bipolar, baiknya segera berkonsultasi pada dokter jiwa. Supaya tidak terlambat untuk ditangani. Tak hanya itu, penanganan dini dari gangguan ini mencegah pengidapnya dari salah mengonsumsi obat. Obat memang membantu mengendalikan pengidapnya dari emosi yang meledak-ledak. Namun, pendampingan dan dukungan moril bisa dikatakan sebagai penyembuh paling mujarab bagi pengidap bipolar.
Jangan menyudutkan mereka para penderita bipolar, sesungguhnya mereka butuh dukungan moril dan pendampingan. Supaya mereka percaya bahwa mereka mampu mengendalikan emosi mereka.