Karena Kesuksesan Tidak Selalu Soal Uang dan Kemapanan, Jangan Pernah Takut Mengejar Pekerjaan Impian

Do what you love and love you do

Sepenggal kalimat di atas tentu tidak lagi terasa asing di telinga. Termasuk juga kamu yang minimal sesekali pernah juga mendengar atau membaca barisan kata tersebut. Mungkin dirimu melihatnya dari unggahan di linimasa, saat mengobrol bersama teman, atau bisa jadi terdengar muncul di acara motivasi yang tayang di televisi.

Tidak ada arti yang ‘berat’ di kalimat tersebut sebenarnya. Tapi kalau di tanya soal seberapa berani mempraktekannya, tentu setiap orang punya jawaban berbeda. Misalnya saja kalau kita bicara tentang masalah memiliki pekerjaan. Berapa banyak dari kamu yang bisa dengan tegas berkata:

Aku akan menekuni bidang yang kuyakini benar dan bertanggung jawab apapun resikonya ke depan

ADVERTISEMENTS

Sebagai anak muda kamu memiliki mimpi liar yang menanti untuk diwujudkan. Sayangnya hal ini tidak selalu sejalan dengan keinginan banyak orang

mimpimu tidak wajar

mimpimu tidak wajar via www.slate.com

Selepas masa kuliah kini tiba saatnya kamu memasuki fase baru yakni mencari pekerjaan dan menjadi penanggung jawab penuh dalam hidupmu. Kamu yang telah bersinggungan dengan banyak orang dan pengaruh di lingkungan kampus memiliki kemungkinan besar untuk tertarik pada bidang pekerjaan yang berseberangan dengan displin ilmu yang dipelajari selama ini.

Bisa jadi kamu adalah seorang Sarjana Hukum yang justru tertarik dengan segala hal yang berbau desain. Mulai dari desain poster, layout majalah, atau bahkan website. Tidak ada sedikit pun keinginanmu untuk menggeluti bidang hukum untuk profesi ke depannya. Atau bisa juga kamu adalah lulusan Teknik Pangan yang bermimpi menjadi seorang jurnalis yang spesifik meliput berita-berita perang.

Sebagai seorang yang berjiwa muda mewujudkan mimpi adalah panggilan jiwa yang rasanya sulit ditunda. Akan tetapi pilihan profesimu sayangnya tidak sejalan dengan pemikiran banyak orang. Menjadi seorang desainer atau jurnalis perang bukanlah pekerjaan mentereng yang dianggap menjanjikan. Tak aneh rasanya jika keluarga atau sahabat terdekat dengan lantang menentang keinginanmu tersebut. Menyuruhmu berganti haluan memiliki pekerjaan yang dianggap lebih “aman”

ADVERTISEMENTS

Perjuanganmu meyakinkan mereka ternyata bukanlah pekerjaan mudah: Berkali kamu meminta untuk diberikan celah membuktikan bahwa pilihanmu bisa juga memberikan masa depan cerah

Kamu mencoba meyakinkan mereja

Kamu mencoba meyakinkan mereja via gyropsychology.com

Akan tetapi terkadang pilihanmu bisa jadi menuai protes dari orang di sekitar. Dengan statusmu sebagai seorang lulusan Teknik Pangan yang lebih memilih menjadi seorang wartawan membuat orangtuamu menentang keinginan tersebut. Profesi tersebut dianggap tidak bisa memberi kemapanan secara finansial. Beragam pertanyaan seperi:

“Terus ngapain kamu kuliah teknik pangan kalau ujung-ujungnya mau jadi wartawan?”

“Ilmu yang di dapat saat kuliah percuma dong kalau kerjanya kayak gitu?”

Kamu pun harus beradu argumen membela pilihanmu menekuni bidang tulis menulis tidak bisa dipandang sebelah mata. Berusaha meyakinkan mereka bahwa pilihanmu layak diterima menjadi langkah berikutnya. Tapi ternyata keinginan dan mimpimu tersebut tidak lantas dengan mudah mendapat penerimaan. Meski berulangkali mengatakan kalimat ini dan itu, mereka tetap pada pendiriannya memintamu melakoni pekerjaan seperti kebanyakan orang.

ADVERTISEMENTS

Kini kamu berada di persimpangan yang membingungkan. Memilih meneruskan perjuangan atau berhenti dan memenuhi harapan orang-orang tersayang

kamu merasa sangat bingung

kamu merasa sangat bingung via www.huffingtonpost.co.uk

Sebagai orangtua tentu mereka tidak memiliki maksud apapun selain memikirkan keberhasilanmu kelak. Mengantarkan anaknya ke masa depan yang cerlang adalah harapan dari seluruh orangtua di dunia ini. Setelah membekali anaknya dengan ilmu, langkah selanjutnya yang biasa dilakukan adalah memastikan anaknya bekerja di profesi yang menurut mereka cukup menjanjikan.

Kamu tentu mengerti keinginan dan harapan mereka. Tapi di sisi lain tetap saja ada kemauanmu untuk terus mewujudkan mimpi yang kian menggebu. Ini adalah sisi dilematis yang mungkin kini melanda dirimu. Kamu bingung harus memilih memenangkan keinginan diri sendiri dan menekuni profesi impian atau mengalah dan bekerja di bidang yang sesuai dengan keinginan banyak orang?

ADVERTISEMENTS

Tapi kamu adalah pemegang sesungguhnya otoritas kehidupan. Menjalani dan mengejar mimpi adalah hak setiap orang

tapi kamu berhak menentukan tujuan

tapiKarena Kesuksesan Tidak Selalu Soal Uang dan Kemapanan, Jangan Pernah Takut Mengejar Pekerjaan Impian kamu berhak menentukan tujuan via pertaminafoundation.org

Pada akhirnya kamu adalah nahkoda dari hidupmu sendiri. Seorang nahkoda boleh saja menerima usulan dari orang lain dan merubah arah kapal jika memang hal itu memang dibutuhkan. Tapi bukan berarti karena ‘petunjuk’ orang lain kamu harus merubah arahnya. Tetaplah yakin pada arah navigasimu dan buktikan bahwa arah tersebut tidak mengecewakan.

Hal yang sama bisa kamu praktekan dalam membuktikan pilihan karir pada orangtua. Yakinkan mereka bahwa di luar sana juga banyak orang bisa sukses dari pekerjaan serupa. Proses ini membutuhkan waktu, sembari kamu mencoba memenangkan hati mereka cobalah membuktikan diri bahwa kamu adalah pribadi yang bisa mempertanggung jawabkan pilihan. Buat mereka percaya bahwa pilihanmu layak pula dicoba.

ADVERTISEMENTS

Karena sesungguhnya kesuksesan tidak selalu dinilai seberapa prestige atau besaran pendapatan tapi juga kepuasan dari diri sendiri yang tidak bisa ditukar dengan apapun

kebahagiaan di dapat dari hal sederhana

kebahagiaan di dapat dari halKarena Kesuksesan Tidak Selalu Soal Uang dan Kemapanan, Jangan Pernah Takut Mengejar Pekerjaan Impian sederhana via pertaminafoundation.org

Ketakutan orangtua akan kegagalanmu karena pilihan karir tak biasa adalah hal yang normal. Sekali lagi, mereka adalah manusia yang mengharapkanmu meraih keberhasilan sebaik-baiknya. Besaran pendapatan dan kebanggaan anaknya bisa mengecap pekerjaan mapan adalah alasan mereka menentang pilihanmu saat ini.

Kamu tidak harus bertengkar dengan mereka. Namun meyakinkan dengan kesabaran bahwa kamu akan bertanggung jawab terhadap pilihamu harus kamu lakukan. Katakan pada mereka kalau keberhasilan tidak melulu soal besaran rupiah yang setiap bulannya mampir di tabungan. Tidak juga bergantung pada prestige yang didapat karena berstatus pekerja di perusahaan ternama.

Beritahu orang-orang sekitar bahwa ada kepuasaan yang tidak bisa terganti dengan apapun. Bukan jabatan, bukan status pekerjaan, bukan juga pendapatan besar. Kamu layak berjuang untuk mimpimu ini. Karena ke depannya pilihan pekerjaan akan sangat mempengaruhi prestasimu dalam berkarir. Semakin senang kamu dengan pilihan profesi maka semakin besar pula kesempatan mengukir prestasi cemerlang.

Pada akhirnya setiap profesi yang kelak akan kamu tekuni pasti mendatangkan konsekuensi tersendiri. Namun yang pasti, kamu harus memperjuangkan semua mimpi yang memang kamu yakini.

Featured Image : greatives.eu

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Travel addict...