Menginjak usia kepala dua ini kita sebagai manusia sedang sibuk-sibuknya memetakan rute ke masa depan. Kesuksesan merupakan tujuan utama supaya hidup kita sebagai manusia ada maknanya. Namun, terkadang di tengah perjalanan kita sering terhantam badai permasalahan pun satu dua halangan yang kemudian mengempiskan asa.
Percayalah, rentetan kegagalan yang kamu alami ini sebenarnya membawa hal baik yang bisa memicumu untuk mencecap kesuksesan. Kini, tak ada waktu untuk mencerapi kegagalan yang pernah melanda. Sekaranglah waktumu untuk berdiri di atas kaki sendiri dan siap mendatangi masa depan.
ADVERTISEMENTS
Kandasnya hubungan cinta yang pernah terjalin rapi akan menempamu menjadi manusia tangguh serta lebih dewasa sebagai seorang pribadi
Sepanjang kamu menghela udara di dunia pasti pernah merasakan indahnya jatuh cinta, kepayangnya dimabuk asmara saat sedang kasmaran, hingga rasa nelangsa yang menyelinap ketika hati sedang patah-patahnya. Namun, tahukah kamu bahwa berulang kali jatuh bangun dalam menjalin hubungan bisa membuatmu menjadi lebih kuat sebagai seorang pribadi? Kamu tak boleh kehabisan asa hingga merasa enggan kembali merajut cinta dengan manusia lainnya hanya karena pernah patah hati.
Rasa perih yang kamu hela membuatmu menjadi pribadi yang lebih tegar karena kamu belajar menyembuhkan diri sendiri. Begitu juga pahitnya rasa kecewa yang tertelan bulat-bulat, kamu belajar mengecap rasa manis yang tersembunyi di baliknya. Sebenarnya kegagalan yang kamu alami dalam urusan percintaan ini juga membuatmu menjadi lebih kaya sebagai manusia. Di usia yang hampir menginjak dewasa ini kamu memiliki tabungan pengalaman dalam hal cinta yang bisa menjadi panduan saat sedang menjalin cerita dengan orang yang tepat.
Percayalah, pernah gagal menjalin hubungan asmara merupakan penggodokan sebelum kamu dipertemukan dengan dia yang memang diciptakan untukmu.
ADVERTISEMENTS
Putus hubungan dengan kawan dan merasa ditinggalkan membuatmu menyadari bahwa jalinan pertemanan memang harus dijaga
Tak hanya jatuh bangun dalam dunia percintaan, kadang kala sahabat datang dan pergi, apalagi saat kita masih berusia muda. Kesibukan yang sering menghajar membawa imbas tak adanya lagi waktu yang selonggar dahulu. Kamu dan kawan-kawan jarang bersama untuk sekedar tertawa dan berbagi cerita.
Kalian hanya mengandalkan sambungan telepon dan berkirim pesan untuk saling bercerita. Jika pun masih berada dalam satu kota, kalian tak bisa sering meluangkan waktu untuk bertatap muka. Tanpa disadari, keadaan ini membuat hubungan kalian berjeda. Sama-sama sibuk membuat kalian tak selekat dahulu, bahkan kamu dan kawan lamamu telah memiliki sahabat baru.
Rasa kecewa turut hadir ketika kamu menyadari bahwa persahabatan yang dulu pernah ada sekarang hanya tinggal cerita. Kamu menyadari bahwa jalinan persahabatanmu telah gagal dipertahankan. Namun, dari sanalah kamu baru memahami bahwa persahabatan haruslah dijaga. Dan ini merupakan pelajaran yang sungguh berharga bagi bekal di masa yang akan datang.
ADVERTISEMENTS
Ketidakberhasilan dalam menapaki karir sendiri membuatmu paham bahwa kata nurani harus lebih sering didengarkan
Kegagalan dalam hubungan asmara dan persahabatan bukan satu-satunya yang akan kamu rasakan, terkadang kamu juga akan berulang kali dihantam ketidak berhasilan dalam menapaki karir sendiri. Jalanan yang berliku tajam, berlubang, hingga naik turun sering kamu temukan. Pun kamu sering juga merasa lelah dan memilih menyerah saja. Kamu berpindah dari ladang pekerjaan yang satu ke satunya demi mencari kesuksesan yang sebenarnya.
Jika kamu membuka mata, ini adalah bukti nyata bahwa jika mendengarkan kata nurani merupakan sikap bijak yang bisa kamu lakukan. Suara dari hati kecilmu merupakan suara yang layak didengungkan dan ditanamkan di rongga kepala. Dia merupakan panduan untuk mencari renjana. Ya, kesuksesan yang kamu dapatkan di dalam dunia pekerjaan bukan semata dilihat dari nominal gaji, namun juga rasa nyaman dan kenikmatan saat kamu sedang bekerja.
Dan tidak ada yang lebih nyaman selain berkecimpung di dalam bidang yang memang kamu gemari dengan sepenuh hati, renjana.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Tanpa disadari, kegagalan meraih prestasi membuatmu menjadi sosok yang lebih tangguh untuk mengejar mimpi
Ketidakberhasilan yang seringkali singgah juga hadir dalam wujud kegagalan meraih prestasi. Selama ini, dari kecil hingga dewasa, kita sering mendapat tuntutan untuk bisa mengukir prestasi setinggi-tingginya. Di sekolah, kita akan mendapat banjir pujian dan bangga luar biasa ketika berhasil masuk dalam jajaran peringkat sepuluh besar. Begitu pula ketika kita sudah mulai menimba ilmu di universitas, angka IPK yang dituntut untuk tertulis di ijazah harus lebih dari angka 3 supaya gelar berprestasi tersemat di dada.
Namun, tentu saja tak semua dari kita selalu berhasil meraih prestasi yang selama ini menjadi tuntutan. Kita pasti pernah satu dua kali bahkan mungkin sering kali gagal. Kegagalan semacam itu sebenarnya merupakan wadah untuk belajar. Dari situ kamu makin tahu dimana kekuranganmu pun bisa benar-benar memahami apa yang harus kamu perbaiki demi meningkatkan peformamu agar bisa meraih prestasi di masa depan.
ADVERTISEMENTS
Ketidakmampuan memprediksi apa yang akan datang justru membuatmu menjadi pribadi yang waspada dan siap sedia menerima segala konsekuensinya
Aku, kamu, kita merupakan sebenar-benarnya manusia biasa. Kita hidup menumpang di bumi ini hanya sementara dan selama itu pula kita mengalami ragam hal yang membuat pengalaman kita sebagai manusia jadi lebih beraneka. Begitu pula macam pengalaman yang kita dapatkan di usia muda.
Menginjak usia muda kita masih seringkali gagal mendeteksi hal apa yang akan singgah di kehidupan kita. Keputusan yang tak tepat pernah kita buat. Begitu pula kekecewaan yang pernah tercipta karenanya. Namun, sebenarnya hal ini lah yang mengantarkan kita menjadi pribadi yang lebih matang. Tak mengetahui apa yang akan datang, membuat kita menjadi lebih waspada dan mawas diri.
Orangtua merupakan manusia yang telah membawamu ke dunia. Kegagalan untuk membuat mereka bangga sering tercipta, namun dari sini kamu jadi berusaha sekuat daya untuk mengukir senyum di wajah mereka.
Manusia merupakan malaikat tak bersayap yang ditugaskan untuk menjagamu di bumi. Lewat mereka kamu hadir di dunia. Sedari kecil kamu bercita-cita untuk membuat mereka bahagia dan bangga atas keberadaanmu. Namun, apa yang kamu lakukan justru seringnya menoreh gurat kecewa di hati mereka. Silang kata dengan nada marah karena berbeda pendapat pun sering kamu lakoni. Pun ketika kamu begitu keras kepala untuk menutup telinga dari nasihat mereka.
Kegagalan dalam membuat bangga orangtua yang pernah kamu lakukan bisa dijadikan acuan agar kamu tak melakukan jenis kegagalan yang serupa. Kesalahan yang kamu buat bisa dijadikan alarm penanda supaya ke depannya kamu berhasil mengukir senyum bangga di paras mereka.
Jika sekarang kamu pernah atau bahkan sedang mengalami kegagalan dalam hidup, jangan menyerah, inilah ladangmu berjuang untuk menghampiri kesuksesan!