Kita menghabiskan waktu paling tidak 3,5 tahun di perguruan tinggi. Ini bukanlah waktu yang sebentar: justru sebaliknya, ia cukup untuk mengubah arus hidup seseorang. Namun tak semua orang mampu menghabiskan masa kuliahnya untuk hal-hal yang bermanfaat. Ada yang justru menyia-nyiakannya sampai tahu-tahu, ia mengenakan toga wisuda. Ia tak mampu menjelaskan bagaimana masa kuliah telah membuatnya lebih baik sebagai manusia.
Tapi bagaimana kamu mengerti masa kuliahmu memang telah dimanfaatkan sebenar-benarnya?
Berikut ini adalah hal-hal yang akan kamu temui serta rasa, jika 4 tahun itu memang menjadikanmu manusia yang lebih bijak dan dewasa.
ADVERTISEMENTS
1. Masa kuliah tak hanya dihabiskan untuk hura-hura. Di sela kesibukanmu yang lainnya, kamu menyempatkan diri untuk mengasah renjana.
Masa-masa yang kamu habiskan di jenjang perguruan tinggi menghadirkan begitu banyak kesempatan untuk mengasah renjana. Di masa ini, uang belum menjadi hal utama yang kamu cari, sehingga kamu bebas memilih kegiatan berdasarkan ketertarikan pribadi. Mulai dari UKM di tingkat fakultas sampai kepanitiaan event-event lokal, kamu bisa menyalurkan renjanamu dan bertemu dengan orang-orang dengan renjana yang serupa. Kamu berhk memilih kegiatan apapun yang kamu suka, dari yang berbau musik hingga sastra.
Uniknya, renjana yang kamu bentuk di masa kuliah ini tak mesti harus berhubungan dengan jurusan yang kamu ambil. Bukan tak mungkin kamu yang kuliah di jurusan Manajemen, misalnya, menyibukkan diri menjadi bagian dari kepanitiaan festival musik. Tak ada larangan atau batasan untukmu meminati bidang tertentu.
Bukan tak mungkin pula renjana ini kamu temukan secara “tak sengaja”. Maksudnya, waktu SMA dulu kamu tak menyangka akan menggandrungi bidang itu selama masa kuliahmu. Mengklaimnya sebagai renjana atau passion yang membuatmu bahagia, kamu lebih tak menyangka lagi. Ah, masa kuliah memang masa-masa inkubasi. Begitu lulus darinya, kamu bukan lagi orang yang sama dengan dirimu yang polos dan baru lulus SMA.
ADVERTISEMENTS
2. Kenyamanan masa kuliah tak membuatmu lupa pada kerasnya dunia nyata. Dirimu rajin mengasah soft skill agar nantinya mudah mencari kerja
Entah itu menulis, berbahasa asing, atau entrepreneurship, di masa kuliah kamu telah mengembangkan dengan baik soft skill yang bisa berguna untukmu sebagai seorang pencari kerja. Kamu siap bersaing dengan puluhan ribu sarjana lainnya di Indonesia untuk bertahan di dunia nyata.
Selama mahasiswa, mungkin kamu tak begitu menganggap penting skill-mu yang sudah terasah dengan baik ini. Baru ketika menghadapi ujian masuk suatu perusahaan, kamu sadar betapa bergunanya skill yang selama ini kamu miliki. Berkat bahasa Inggrismu yang sempurna, misalnya, para interviewer menjadi terkesan dan tak ragu untuk menawarkanmu posisi di perusahaan mereka. Kamu pun bersyukur sudah melatih bahasa Inggrismu sendiri selama ini dengan membaca buku-buku kuliah yang berbahasa asing dan menonton serial TV. Empat tahun yang kamu punyai sebagai mahasiswa itu tak hanya kamu manfaatkan untuk “berhura-hura” mumpung tinggal terpisah dari orangtua, namun juga untuk mengembangkan diri.
ADVERTISEMENTS
3. Karena beratnya tugas dan skripsi sudah biasa dihadapi, saat ditantang di dunia profesional kamu sudah tak kaget lagi
Di masa kuliah kamu kerap dihadapkan pada tantangan akademik yang membuatmu frustrasi. Jika di semester-semester awal ada berbagai deadline, di semester akhir kamu harus bergelut dengan skripsi. Siapa sangka, segala kesulitan ini ternyata berguna untuk menyiapkanmu menghadapi kerasnya dunia yang sebenarnya.
Sesulit apapun tugas yang diberikan dosen, kamu akan berkomitmen menyelesaikannya. Kamu pun rela begadang agar bisa menepati deadline yang telah ditetapkan sebelumnya. Tanpa sadar, jenjang kuliah membentukmu menjadi pribadi yang tidak manja.
ADVERTISEMENTS
4. Masa kuliah membuatmu sadar, kamu bukanlah orang yang paling pintar.
Semasa kuliah kamu pernah bertemu dengan orang-orang yang lebih pintar darimu. Ini membuatmu sadar bahwa kecerdasanmu belumlah apa-apa, masih sebesar zarrah dibandingkan mereka.
Kesadaran ini juga kamu pertahankan selepas kamu diwisuda. Kamu lebih memilih mencari cara agar bisa menyerap ilmu sebanyak-banyaknya daripada memamerkan pengetahuanmu yang sedikit itu pada atasan dan teman-teman kantormu. Tanpa perlu sesumbar, kamu lebih memilih membuktikan kemampuanmu secara nyata dengan menyelesaikan tugas-tugas yang ada. Bagimu, ini jauh lebih terhormat daripada mencari pujian membabi buta.
ADVERTISEMENTS
5. Dipertemukan dengan beragam orang, kamu belajar menerima perbedaan cara pandang dan berhenti menganggap diri paling benar
Salah satu hal yang tersulit dalam hidup ini adalah menghormati dan menghargai pendapat yang 100 persen tak kamu setujui. Namun kuliah mengajarkanmu untuk berpikiran terbuka dan bisa menerima perbedaan yang ada. Dipertemukan anak-anak muda dari seluruh Nusantara, kamu sadar tak semua orang menjalani hidup dengan caramu dan kamu tak boleh memaksa pendapat hanya karena mengira dirimu paling benar. Karena itulah sekarang kamu bisa menjadi pribadi yang lebih fair dalam diskusi. Semua orang senang berbicara denganmu karena mereka dapat bertukar pendapat dan ilmu.
ADVERTISEMENTS
6. Inilah kali pertama kamu merasakan hidup di tanah orang. Segala pengalaman yang kamu rasa membuatmu mendewasa
Saat kuliah kamu dipaksa tinggal terpisah dari orangtua. Lepas dari kenyamanan ala rumah, tempat tinggalmu berganti jadi kamar kost yang luasnya tak seberapa. Segala hal harus kamu lakukan sendiri: mulai dari memasak dan mencari makan, membeli kebutuhan hidup sehari-hari, sampai menyemangati diri untuk belajar. Inilah yang akhirnya membuatmu dewasa.
Tapi meski sudah mandiri, kamu tak melupakan orang-orang rumah. Justru selama tinggal terpisah, kamu menjadi sadar betapa sulitnya hidup tanpa mereka. Hal-hal kecil yang mereka lakukan untukmu setiap hari mendadak terasa maknanya. Semua ini tak akan kamu sadari, andai dirimu tak pernah tinggal terpisah dari mereka.
7. Kamu menemukan teman-teman terbaik yang bisa kamu punya. Hingga kini, kamu dan mereka masih berbagi rasa
Saat semua orang mengenang masa SMA, kamu tahu bahwa teman-teman yang kamu temui saat kuliah juga begitu berjasa. Merekalah yang berperan sebagai keluarga ketika kamu harus hidup jauh dari orangtua. Kalian saling mendengarkan dan bercerita. Kalian mendewasa bersama.
Persahabatan ini tak berakhir begitu kalian kembali pulang ke kota masing-masing. Meski tinggal terpisah kalian masih saling berkirim ucapan selamat ulang tahun dan bertegur sapa. Sebisa mungkin, kalian akan menabung untuk menghadiri pernikahan satu sama lain. Ketika kalian masih bisa saling berbagi rasa bahagia, kamu tahu dirimu telah menemukan teman-teman yang sebenarnya. Dan jika kamu masih bisa menyingkap duka pada mereka meski telah tinggal berbeda kota, dirimu telah menemukan sahabat untuk selamanya.
Kamu tak akan bertemu mereka andai tak pergi kuliah bersama.
8. Wisuda bukanlah titik akhir. Meski telah menerima gelar, semangat belajarmu takkan menyentuh titik nadir
Masa pendidikan formalmu memang sudah selesai. Namun tidak begitu dengan semangat belajarmu.
Tanda utama bahwa masa kuliahmu tak sia-sia adalah dirimu selalu menemukan alasan untuk belajar setiap harinya.
Yang kamu pelajari di masa kini tak harus berhubungan langsung dengan kuliahmu. Yang terpenting, keahlian tersebut bisa membuatmu jadi anak muda yang lebih baik lagi. Tak hanya memikirkan kebaikan diri sendiri, kamu juga mulai memikirkan cara untuk lebih banyak berkontribusi. Kebahagiaan bukan hanya monopoli diri sendiri, namun juga orang-orang yang kamu cintai dan manusia asing yang dirimu temui sehari-hari.