Menjadi tua itu kepastian. Tanpa pernah kamu minta usiamu selalu bertambah dari waktu ke waktu, begitu pula dengan tampilanmu. Sementara, menjadi dewasa itu pilihan. Sementara di luar sana banyak yang kadang berkebalikan. Mereka yang usianya masih terbilang muda, tapi sudah bisa berpikir dewasa. Tapi ada yang sudah cukup berumur, tapi kelakuan dan pemikirannya masih remaja yang mencari jati diri.
Tapi patokan dewasa secara sikap dan pemikiran itu yang kadang masih agak rancu. Menganggap atau bilang ke orang kalau kamu sudah dewasa, padahal mengurus dirimu sendiri saja belum becus. Dewasa itu bukan sekadar ucapan, tapi memang harus dibuktikan. Nggak usah muluk-muluk seperti kemandirian dalam segala hal, tapi bisa juga lewat caramu menyikapi beberapa hal yang Hipwee Motivasi uraikan di artikel kali ini.
ADVERTISEMENTS
1. Sedih karena patah hati sah-sah saja, tapi kalau sampai putus asa ini sih namanya lebay tingkat dewa
Siapa sih yang nggak pernah merasakan patah hati? Rasanya hampir setiap orang pernah ada di posisi yang kamu alami. Bahkan ada yang merasakannya hingga berkali-kali. Tapi bukankah mencari jodoh itu memang ada prosesnya sendiri? Dalam proses ini juga pribadimu diam-diam ditempa, salah satunya soal kedewasaan.
Kamu boleh sedih menghadapi sakit hati. Toh sedih hal yang wajar alias manusiawi. Tapi kalau kamu merasa dewasa, kesedihanmu ini tak akan berujung dengan putus asa. Kamu perlahan akan keluar dari kesedihan dan mengambil semua hikmahnya. Karena putus asa pun tak akan menghasilkan apa-apa, selain kerugian untuk dirimu sendiri.
ADVERTISEMENTS
2. Ada broadcast provokatif atau ribut-ribut di sosial media, kamu langsung percaya bahkan memihak
Era digital memang memudahkan kamu mendapatkan segala macam informasi. Bahkan peristiwa terkini pun bisa dalam hitungan detik atau saat itu juga kamu ketahui. Tapi informasi yang datang silih berganti dengan sangat cepat dan banyak ini tetap perlu disikapi dengan baik.
Kamu tak bisa langsung percaya dengan broadcast yang disebar satu orang temanmu, lalu ikut menyebarkannya ke temanmu yang lainnya. Kamu perlu mencari tahu kebenarannya pada sumber yang memang terpercaya. Sama halnya saat ada ribut-ribut di sosial media. Jangan karena pihak itu temanmu lalu kamu ikut-ikutan saja tanpa menelusuri duduk perkara yang benar dan yang salah.
Dewasa itu saat kamu bisa menilai sesuatu dengan tidak mengikuti sentimen.
ADVERTISEMENTS
3. Saat tak suka dengan sesuatu bukannya berbicara langsung, tapi malah ngedumel di belakang
Mus, bisa nggak sih serius sedikit kalau lagi diskusi!
Menegur orang atau mengungkapkan uneg-uneg bukan berarti kamu seseorang yang galak. Justru berbicara ketidaksukaanmu di depan orangnya langsung itu membuktikan kamu dewasa dalam urusan bersosialisai. Toh selama penyampaian uneg-unegmu ini masih baik, rasanya tak perlu dianggap berlebihan. ‘Kan masih lebih baik blak-blakan daripada cuma bisa ngedumel atau ngomong di belakang. ‘Kan memendam sesuatu pun tak akan mengubah apapun.
ADVERTISEMENTS
4. Sudah jelas-jelas salah tapi berkelit, parahnya lagi mencari kambing hitam demi melepaskan diri dari posisi yang sulit
Dewasa itu saat kamu bisa mengakui keselahanmu tanpa ragu. Bukan malah berkelit, lalu balik mencari kesalahan orang lain. Mungkin sekali-dua kali orang tak akan menyadari kelakuanmu yang egois ini. Tapi kalau berkali-kali, orang pasti dengan sendirinya paham dan tak segan-segan mencapmu kekanak-kanakan.
Kamu yang selalu terlihat polos saat timmu membuat kesalahan. Lalu kamu menarik teman dalam satu timmu untuk mengakui salahmu. Bukankah lebih mudah kalau kamu mengakui saja, lalu berusaha untuk memperbaiki. Dibanding harus mencari-cari kambing hitam, yang justru membuang waktu dan tenaga.
ADVERTISEMENTS
5. Saat ada pendapat yang berbeda di forum diskusi kamu dengan gampangnya memotong dan memaki-maki
Menerima pendapat yang berbeda memang bukan hal yang mudah. Pasti akan ada rasa-rasa jika pendapatmu ini jauh lebih baik dari pandangan orang lain. Tapi alih-alih kamu langsung memotong pendapat orang karena merasa tak sepaham. Ada baiknya kamu mendengarkannya terlebih dahulu sampai selesai. Baru setelah itu mengomentari bagian mana yang kurang dari pendapat orang itu. Setidaknya sikap menghargaimu ini menunjukkan kadar kedewasaanmu dalam menyikapi perbedaan.
ADVERTISEMENTS
6. Saat ada banyak masalah kamu cuma bisa meratapi dengan kata, kenapa dan kenapa….
Kenapa sih aku disakitin terus?
Kenapa sih masalah datang silih berganti?
Kenapa?
Harusnya kamu bertanya ke diri sendiri juga, kenapa harus selalu mengeluhkan sesuatu yang tak menyenangkan? Sebab yang sulit itu bukan cuma kamu di hidup ini. Di luar sana masih banyak yang lebih sulit dari kamu, tapi mereka tak terus mengeluh sepertimu. Malah kadang kamu tak segan membagi keluhan itu ke orang-orang terdekatmu.
Beberapa orang mungkin menanggapi dengan rasa prihatin. Tapi mana pernah kamu tahu, kalau ada sebagian yang lagi yang justru menganggapmu kurang dewasa karena hanya bisa mengeluh dan mengeluh saja. Sementara kamu pun tak pernah tahu orang yang kamu bagi soal keluhanmu ini bisa jadi punya masalah yang lebih sulit darimu.
Dewasa memang pilihan. Tapi bukankah kamu punya kewajiban untuk memilihnya, supaya pribadimu lebih mengesankan. Jangan sampai lah dicap tua, tapi kelakuan kekanak-kanakan.