Di era yang serba digital seperti sekarang ini, informasi bergerak begitu cepat. Apa saja yang baru terjadi, bisa diketahui orang-orang dari berbagai tempat. Semakin cepatnya pergerakan informasi juga membuat batas antara mana yang benar dan yang salah jadi begitu tipis. Hingga celah informasi yang kurang baik menyebar di masyarat pun semakin luas. Selain itu, sikap dalam menyikapi hal-hal yang ada di dunia maya juga bisa memperkeruh suasana.
Apalagi ketika dihadapkan pada sebuah perbedaan. Orang-orang seperti kebakaran jenggot lalu dengan mudahnya menyakiti hati orang lain. Hidup di era yang serba cepat dan digital ini sebenarnya tak perlu sikap-sikap seperti ini. Selain hanya akan merusak citra ini, sepertinya sudah saatnya sikap nirfaedah ini dikurangi dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENTS
1. Asal judulnya menarik dan bikin penasaran, kamu nggak ragu untuk menyebarkan. Padahal belum baca sama sekali apa isi beritanya
Mencari informasi sekarang ini semudah mengetik di ponsel, lalu klik dan tinggal pilih mana yang ingin kamu baca. Menarik jelas, tapi sayangnya era digital yang serba mudah ini kadang tak diimbangi dengan sikap yang bijak. Terbiasa cepat, kamu sampai tak punya waktu untuk membaca keseluruhan berita.
Begitu judulnya menarik dan bikin penasaran, dengan mudahnya kamu klik tombol berbagi. Judul memang merepresentasikan isi berita. Tapi alangkah baiknya jika kamu membaca keseluruhan isinya, selain cegah kesalahpahaman, kamu pun bisa belajar menganalisis dengan benar apa yang sudah kamu baca.
ADVERTISEMENTS
2. Saat ada sesuatu yang tak sepaham di media sosial, tanpa pikir panjang kamu ikut berkomentar menyudutkan. Padahal itu termasuk aksi pem-bully-an
Perbedaan mungkin merupakan hal yang biasa. Namun itu dulu, tak berlaku lagi saat ini. Lihat aja betapa kamu ikut terbakar emosi saat menemukan sesuatu yang ‘menurutmu’ nggak sesuai seleramu untuk diunggah di media sosial. Alih-alih menegur, kamu justru memberikan komentar yang menyudutkan. Mungkin niatmu hanya ingin memberikan pendapat di unggahan mereka, tetapi kalau terus dilakukan, hal itu termasuk kegiatan pem-bully-an. Apalagi jika komentar yang kamu berikan udah menyangkut fisik orang.
ADVERTISEMENTS
3. Atau ketika kamu tak suka dengan sesuatu, semua hal yang berhubungan dengan hal itu turut tak kamu sukai
Berbeda itu sejatinya menjadi hal yang wajar. Namun sekarang perbedaan bisa menimbulkan konflik besar. Sebagai contohnya adalah beda pandangan politik. Tiap membahas salah satu calon yang nggak disuka, kamu selalu badmood dan mengubah bahan pembicaraan. Bahkan sampai memblok semua hal yang berhubungan dengan sesuatu yang nggak kamu sukai itu.
Kalaupun ada yang berpendapat bahwa pilihanmu salah, kamu dengan terbakarnya marah-marah dan paling merasa benar. Padahal segala sesuatu itu ada benar dan salahnya. Tergantung masing-masing cara pandang.
ADVERTISEMENTS
4. Saat menanggapi sesuatu, kadang kamu menggebu di awal tapi melempem di akhir. Buatmu jadi kehilangan konsistensi
Kamu pasti secara nggak sadar pernah melakukan hal ini. Saat kamu nggak suka dengan sesuatu, awalnya kamu menggebu-gebu mengatakan bahwa hal itu salah dan nggak pantas berada di dunia maya. Jika ada orang yang nggak setuju, lantas kamu merasa perlu mendebatnya. Nggak lama, kamu melempem juga akibat tak selalu bisa mempertahankan pendapatmu. Perubahan ini lah yang buatmu dicap sebagai pribadi yang nggak konsisten. Dan sebagai anak muda yang hidup di era digital ini, hal itu perlu dikurangi.
ADVERTISEMENTS
5. Membuat meme tentang kesalahan orang buat lucu-lucuan. Kalau terus dilakukan, hal kecil itu bisa berdampak pada kehidupan seseorang
Meme atau parodi dari suatu hal memang kelihatan lucu. Apalagi ketika kamu membuat meme tentang kesalahan orang lain. Rasanya puas sekali tertawa akan hal itu. Namun menertawakan kesalahan orang lain dan menyebarkannya adalah salah satu tindakan bully. Hal kecil yang menurutmu lucu itu, siapa tahu bisa berdampak buruk pada kehidupan seseorang.
ADVERTISEMENTS
6. Terlalu cepat menyimpulkan pendapat seseorang, yang pro dikira mencari muka, sementara yang kontra dikira musuh dalam selimut
Sikap terlalu cepat menyimpulkan pendapat seseorang juga perlu dikurangi mulai dari sekarang. Apalagi jika kamu hanya setengah-setengah dalam mendengar pendapat seseorang itu. Udah terlalu cepat menyimpulkan, kamu dengan mudahnya melabeli mereka hanya karena sepenggal kalimat yang kamu dengar. Setiap pendapatnya ada yang pro, kamu cap mereka lagi mencari muka. Begitu ada yang kontra kamu langsung judge musuh di dalam selimut. Apalagi kalau pendapatnya netral, bisa jadi kamu akan bilang mereka cari aman.
Sebenarnya pendapat orang itu nggak ada yang salah atau benar. Sebab, mengeluarkan buah pikiran itu merupakan hak dari setiap orang. Yang menjadi salah adalah ketika orang-orang di luar terlalu cepat menyimpulkan.
7. Kadang kamu menanggapi kesuksesan orang lain dari sisi buruknya dulu. Bukti bahwa masih ada bibit iri di dirimu
Dih, dia kaya banget nih dari sekarang. Instagramnya jalan-jalan mulu. Pasti korupsi!
Ketika melihat kesuksesan orang lain, entah melalui media sosialnya atau hanya sekilas, pasti kamu pernah merasakan iri. Secara nggak sadar, kamu seringnya menduga bahwa mereka yang sukses itu pasti sukses dengan cara yang tidak halal. Lalu keluarlah kata-kata yang berisikan rasa iri dan nggak suka. Sikap yang seperti itulah yang harusnya kamu kurangi dari sekarang. Rasa iri itulah yang justru buatmu nggak berkembang.
Menjalani hidup di era digital seperti sekarang ini memang perlu pintar-pintarnya beradaptasi. Apabila ada sesuatu yang tak disukai, jangan langsung main bully. Apalagi sampai menutup dari dari lingkungan sendiri. Sebagai generasi yang katanya millennial, kamu, dan kita semua perlu memandang sesuatu dari berbagai sisi. Biar nantinya dirimu nggak merugi serta orang lain nggak sakit hati.