“Be yourself!” Itulah yang kerap dikatakan orang lain agar kamu bisa nyaman menjadi dirimu sendiri. Agar kamu nggak sibuk berpura-pura menjadi orang lain, atau menjalani hidup yang palsu. Be yourself adalah sebuah ajakan untuk menjadi diri yang otentik dan nggak sekadar ikut arus saja.
Be yourself dong! Jangan ikut-ikutan aja! Tunjukkan dirimu yang sesungguhnya.
Padahal, kadang kita memang harus menjadi orang lain untuk bisa menunjukkan diri yang sesungguhnya. Untuk bisa terus berkembang, pastinya kamu nggak hanya bisa menerima saja dirimu saat ini. Ada perbaikan diri besar-besaran yang harus kamu lakukan untuk menjadi sosok yang dewasa.
ADVERTISEMENTS
1. Bukan berarti kamu bisa menjadi sosok yang impulsif dan mengungkapkan segala yang kamu pikirkan. Terkadang, ada hal yang sebaiknya kamu simpan sendirian
Seringnya kamu menerjemahkan motto be yourself dengan polos, yaitu bahwa kamu bebas mengeluarkan apapun yang kamu pikirkan. Apapun. Kalau istilah anak media sosial:
“Timeline timeline gue, terserah gue dong mau ngepos apapun.”
Tapi di era digital ini, personal branding adalah hal yang mutlak perlu. Ketika berada di ruang publik, kamu harus tahu apa yang boleh kamu katakan, dan apa yang sebaiknya memang kamu simpan sendirian. Menjadi diri sendiri memang bagus, tapi bukan berarti kamu harus mengeluarkan apapun yang kamu pikirkan tanpa disaring dahulu.
ADVERTISEMENTS
2. Bila dirimu pemalas, takut mulai berusaha, selalu pesimis sebelum mencoba, dan takut pada kegagalan… Apakah harus dipertahankan?
“Ah udah deh, aku ndak mau ngoyo. Biar aja orang lain mati-matian mengejar mimpi. Aku gini aja, yang penting happy dan be myself gitu loh!”
Harus diakui bahwa dalam dirimu, dalam diri manusia, ada sifat-sifat buruk seperti malas berusaha, takut pada kegagalan, iri dan benci pada keberhasilan orang lain. Hayo, iya apa iya? Nah, bila dalam dirimu yang sejati ada sifat-sifat itu, apakah artinya kamu harus melestarikannya demi untuk menjaga agar kamu tetap menjadi dirimu sendiri? Bila kamu turuti, sifat-sifat buruk itu nggak akan membawamu ke mana-mana. Bukankah terkadang kita harus kejam pada diri sendiri supaya bisa lebih maju lagi?
ADVERTISEMENTS
3. Untuk menjaga perasaan orang lain, terkadang kita harus mengesampingkan pikiran pribadi agar tidak ada hati yang tersakiti
Ketika sedang nongkrong bersama, salah seorang temanmu melemparkan joke yang nggak lucu. Kira-kira apa yang akan kamu lakukan, menjadi dirimu sendiri dan mengatakan bahwa joke temanmu payah atau memaksa tertawa sekadar untuk menjaga suasana dan nggak mau membuat temanmu terluka? Kamu tahu joke itu memang payah, tapi kamu juga tahu bahwa temanmu hanya ingin meramaikan suasana. Bukankah kadang kita perlu menepis ego diri sendiri agar orang lain nggak terluka?
ADVERTISEMENTS
4. Kekurangan diri ada bukan untuk diratapi atau dibiarkan saja. Kamu harus mencari cara untuk mengatasinya
Sudah bukan hal baru bahwa nggak ada orang yang sempurna. Setiap orang pasti punya kekurangan dan kelebihan masing-masing. Akan tetapi, rumus tersebut jangan dijadikan excuse untuk berhenti mengembangkan diri dengan alasan kekuranganmu itu memang sudah dari sananya. Justru karena kamu memiliki kekurangan, kamu harus berusaha keras menutupinya dengan memaksimalkan kelebihan yang kamu punya.
ADVERTISEMENTS
5. Tak selamanya kamu bisa jadi seperti yang kamu mau. Ada momen di mana kamu harus menjaga sikap, paham situasi dan kondisi
Salah satu ciri diri yang sudah dewasa da cerdas adalah kemampuannya untuk mengerti kondisi. Tahu bagaimana besikap dalam sebah situasi mutlak perlu, karena setiap situasi memang menyaratkan satu penanganan khusus. Nggak selamanya kita bisa menerapkan sikap yang sama untuk segala situasi. Misalnya, bila sedang bersama teman-temanmu, menjadi sosok yang sarkas dan hobi melucu memang akan membuat teman-temanmu tertawa. Tapi bila kamu sedang interview kerja, menjawab pertanyaan dengan sarkas dan konyol hanya akan membunuh diri sendiri.
ADVERTISEMENTS
6. Kesuksesan hidup perlu satu niat untuk belajar dan memperbaiki diri. Bila memang ada dalam dirimu yang harus diperbaiki, kenapa harus berkeras diri?
Selamanya hidup adalah suatu proses belajar. Kemauan untuk terus belajar dan terus memperbaiki diri, itu mutlak untuk meraih kesuksesan. Mengikuti jejak seseorang yang menginspirasi tak jadi soal. Toh, selama itu bisa berakibat baik untuk dirimu, kamu sendiri yang akan diuntungkan. Mengakui bahwa dirimu punya kekurangan atau sifat-sifat buruk bisa mengganjal masa depan juga salah satu bentuk perjuangan. Hal-hal negatif dalam dirimu perlu dibuang, agar kamu menjadi pribadi yang matang dan selalu berkembang.
7. Jadi diri sendiri bukan tentang menjadi dirimu yang sebenarnya, tapi menjadi dirimu yang kamu inginkan
Menjadi diri sendiri tentu nggak biasa ditafsirkan mentah-mentan tentang menjadi dirimu yang sebenarnya. Yang artinya, kamu nggak perlu susah payah menyembunyikan pikiran, sifat buruk, dan mengendalikan apapun yang kamu katakan. Menjadi diri sendiri lebih pada suatu proses pembentukan karakter diri sesuai dengan apa yang kamu inginkan. Di sana ada perjuangan untuk membuang hal-hal negatif, mengubah kebiasaan buruk menjadi hal-hal produktif, serta evaluasi diri untuk menjadi lebih baik lagi.
Terkadang satu-satunya penghalang kesuksesan adalah dirimu sendiri. Rasa malas dan enggan mengambil risiko adalah hal yang bisa menyabotasi mimpimu sendiri. Sikap tak sabaran, senang berada dalam konflik dengan orang lain, bisa merugikan dirimu sendiri. Masing-masing dari kita memang punya potensi diri. Potensi yang bisa keluar dengan maksimal, bila kita memberinya kesempatan. Tak harus selalu menjadi diri sendiri. Bila dirimu yang sebenarnya memang nggak oke, kenapa harus dipertahankan?