Bagi kebanyakan orang, lahir di keluarga dengan keterbatasan finansial seringkali menghalangi semangat untuk meraih pendidikan terbaik. Apalagi bila tumbuh sebagai sandwich generation yang seringkali harus berjuang lebih keras dalam meraih pendidikan. Seperti yang dialami Irawati Puteri, seorang gadis asal Indonesia yang baru diterima di Stanford University.
Baru-baru ini kisah Irawati Puteri viral di media sosial lantaran perjuangannya untuk meraih pendidikan terbaik. Hingga akhirnya ia berhasil mengambil gelar master di program Analisis Kebijakan Pendidikan Internasional, Stanford University. Melalui akun Twitter pribadinya @irawatiputeri, ia menceritakan perjuangan yang harus dilewatinya sebelum akhirnya diterima di Stanford University. Seperti apa kisah inspirasif Irawati Puteri?
ADVERTISEMENTS
Bekerja sambil kuliah, bahkan jadi SPG Chicken Nugget pun dijalani Irawati Putri hingga ia dapat beasiswa di Standford
I GOT ACCEPTED TO STANFORD!😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭 MANTAN SPG CHICKEN NUGGET PRJ BISA KETERIMA STANFORD!😭😭😭🤣🤣🤣🤣🤣🤣 pic.twitter.com/UVw0DAPlXO
— Irawati Puteri (@irawatiputeri) February 25, 2023
Cerita perjuangan gadis yang akrab disapa Ira ini menjadi sorotan warganet di Twitter, ketika ia membuat cuitan kisahnya meraih pendidikan. Di awal cuitan itu, Ira mengungkap bahwa dulu ia pernah bekerja sebagai SPG nugget untuk membiayai sekolah sekaligus membantu ekonomi keluarga.
“Saya diterima di Standford. Mantan SPG Chicken Nugget PRJ (Pekan Raya Jakarta) keterima Standford”, cuit Ira melalui akun Twitternya pada Sabtu (25/2).
Dalam cuitan itu, Ira turut mengunggah foto pemberitahuan saat ia menjadi bagian dari penerima beasiswa di Standford dan foro ketika ia berjualan chicken nugget, lengkap dengan kaus berlogo merek makanan itu. Cuitan Ira pun dibanjiri ucapan selamat oleh warganet.
Lebih lanjut, Ira juga menceritakan bahwa ia berasal dari keluarga tidak mampu. Bahkan, Ira juga harus membantu perekonomian keluarga sekaligus membiayai kuliahnya sendiri. Alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia itu menjalani masa perkuliahan sembari bekerja, mulai dari mengajar hingga jadi SPG nugget.
Berjualan nugget dilakukan Ira untuk membayar kontrakan. Hal itu ia lakukan karena tak ada pilihan pekerjaan lain diluar ia harus mengajar les. Ira berpikir bahwa SPG nugget adalah pekerjaan yang tidak perlu ribet dengan banyak kriteria seperti SPG produk-produk lain.
“Kenapa sampai kerja jadi SPG? untuk bayar kontrakan. Dulu sebelum banyak opsi side hustle yang bisa dilakukan (di luar ngajar les) menjadi SPG chicken nugget juga nggak harus tinggi badannya, sehingga cocok deh untuk aku HAHAHAH,” ungkapnya.
ADVERTISEMENTS
Bagi Irawati Puteri, pendidikan adalah cara keluar dari kemiskinan
Lahir di keluarga yang memiliki keterbatasan ekonomi memang tidak membuat Ira menyerah begitu saja untuk urusan pendidikan. Apalagi ayah Ira adalah yatim piatu yang sejak kecil sehingga harus berhenti sekolah dan berjuang sendiri untuk kehidupannya. Demikian juga dengan ibunya yang harus berhenti sekolah di usia 16 tahun demi membiayai pendidikan adik-adiknya.
Kondisi keluarga itu membuat Ira justru berpikir bahwa pendidikanlah yang akan membawanya keluar dari kemiskinan. Pendidikan bisa menaikkan derajat seseorang dan memperbaiki kehidupan. Pemikiran itulah yang membuat Ira bertekad untuk memperjuangkan pendidikan terbaik.
“Sejak usia dini aku menyadari bahwa pendidikan adalah satu-satunya caraku untuk keluar dari lingkar kemiskinan dan menusun kembali masa depan keluargagu,” tulis Ira.
Awalnya mengajar Ira mengaku bahwa kemampuan bahasa Inggrisnya masih seadanya, bahkan banyak belajar dari murid-muridnya. Ia belajar bahasa Inggris secara otodidak karena dulu ia belum ada uang untuk les. Meski orang tuanya memiliki keterbatasan untuk mengenyam pendidikan, Ira justru merasa saat ini adalah saat terbaik untuknya bisa membuktikan bahwa ia tidak menyerah dengan keadaan.
Perjuangan Ira menempuh pendidikan dan membantu ekonomi keluarga bahkan ia lakukan sejak sekolah menengah. Saat itu juga ia mulai berpartisipasi dalam berbagai debat dan kompetisi akademis untuk mendapatkan hadiah uang tunai, dan mulai mengikuti bimbingan belajar karena putus asa sebelum kemudian jatuh cinta pada dunia pendidikan.
“Karena saya menjadi tulang punggung keluarga saat SMA, saya mulai berpartisipasi dalam berbagai kompetisi akademis untuk mendapatkan hadiah uang tunai dan mulai mengikuti bimbingan belajar karena putus asa sebelum akhirnya saya jatuh cinta pada dunia pendidikan,” bebernya.
Ira juga menjadi SPG Chicken Nugget di PRJ untuk membiayai tes masuk kuliahnya hingga akhirnya ia pun diterima di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Atas perjuangan dan impiannya melanjutkan masternya di dunia pendidikan akhirnya Ira diterima di Stanford University.
Namun ternyata ia juga diterima di Cornell University Law School, University of Pennsylvania Carey Law School, dan University of Michigan Law School. Ira akhirnya memutuskan memilih Stanford karena kecintaannya pada dunia pendidikan.
ADVERTISEMENTS
Pesan dari Irawati Puteri untuk kita yang terlahir sebagai sandwich generation dan tulang punggung keluarga
Irawati Puteri juga memberikan motivasi pada kita yang terlahir sebagai sandwich generation dan harus jadi tulang punggung keluarga untuk menjalani pelan-pelan dengan ikhlas, karena suatu saat nanti akan ada berkahnya tersendiri.
“All that too say, kalau kamu terlahir jadi sandwich generation harus jadi tulang punggung keluarga karena miskin TOS! ayo kita pelan-pelan jalani dengan ikhlas, 1-1 ada rezekinya! Fight our silent battles! Jalan paling masuk akal untuk ubah nasib adalah pendidikan dan itu bisa ditapaki,” ungkapnya.
Ira menceritakan bahwa dirinya mulai bekerja di kantor dari tahun 2018 pertengahan dari masa kuliah. Jadi ia memang membutuhkan waktu sekitar 5 tahun untuk akhirnya bisa spare waktu, tenaga, dan keuangan untuk proses apply S2-nya.
“Kalau belum bisa jadi fokus saat ini nggak apa-apa, it takes time, but certainly Possible!”
Ira bekerja keras untuk berprestasi dalam studinya mempertahankan beasiswa prestasi akademik yang mendukungnya di sekolah karena ia terlahir dari keluarga yang tidak mampu. Bahkan ia sampai tidak ingat lagi berapa kali ia diberitahu untuk hanya puas dengan kondisi ekonomi keluarganya. Namun, ia bisa berkembang pesat dan membuktikan ke semua orang, dengan keterbatasan ekonominya ia bisa diterima di Stanford University. Selamat Irawati!