Saat semua teman-temanmu ke kampus atau ngantor nggak lupa dengan riasan di wajah dan penampilan yang serba trendi. Kamu memilih setia dengan wajah natural yang hanya diolesi sunscreen atau lip balm di bibir. Sedangkan untuk gaya busana ya kasual-kasual saja, celana jeans kemeja flannel, pakai blouse, rok atau dress bisa kehitung saking jarangnya.
Kamu sih nyaman-nyaman aja sama pilihan penampilan. Tapi sayang kenyamanmu nggak berbanding lurus dengan kenyataan. Apalagi kalau kamu berada di antara teman-temanmu yang stylish dan pinter sama kamu yang biasa-biasa saja. Komentar atau nasehat tentang penampilanmu bisa mendadak buat kamu minder dan baper.
Selain itu, hal-hal ini pun bantu menjelaskan apa yang selama ini kamu rasakan.
1. Sesekali kamu berdiri di hadapan cermin, dan bertanya apa salah kalau kamu memilih tampil natural dan biasa saja.
Sambil mengamati diri di depan cermin, pertanyaan-pertanyaan ini terlintas di kepala, “Emangnya dandan itu wajib ya setiap hari? Biarpun penampilanku biasa, kan yang penting rapi dan enak dipandang, bukan? Terus, apa aku salah memilih tampil natural dan biasa aja?”
Padahal penampilan kamu nggak menyusahkan atau menganggu orang lain. Tapi kenapa urusan gaya yang biasa dan beda dari teman-teman sering dibahas-bahas. Kamu pun akhirnya gagal paham, mau mereka itu apa?
2. Paling malas itu saat disuruh ikut dandan atau mengubah gaya berpakaian, rasanya kayak diminta jadi pribadi yang nggak kamu banget.
Mau mereka kamu ikut dengan gaya dan kebiasaan mereka dandan. Makanya ada beberapa yang sering bilang gini ke kamu,
Teman A: Nis, kamu pakai dress ini deh, bagus banget pasti di badanmu. Pasti seksi gitu!
Teman B: Eh, kamu coba pakai eyeliner dong biar matanya tambah kelihatan tajam.
Teman C: Beli celana high waist samaan yuk, biar kamu nggak sering pakai jeans aja.
Pokoknya banyak dan udah sering banget omongan-omongan serupa keluar masuk telinga. Kamu rasanya ingin segera bilang, “maaf ya, itu bukan aku banget.” Buat kamu penampilan itu persoalan nyaman atau cocok atau nggak ditubuhmu. Daripada memaksakan diri mencoba suatu gaya tapi hasilnya norak, dan buat kamu risih. Mending kamu cari aman dengan tetap berpegang teguh pada penampilanmu yang biasa, dan dengan bangga bilang,
“Ini baru aku banget!”
3. Sering juga berharap orang berhenti membandingkan kamu dengan temanmu yang stylish. Kenapa sih nggak terima saja diri kamu yang apa adanya ini.
“Coba penampilan kamu lebih dipoles, dan ngikutin trend yang ada. Pasti nggak kalah kece sama Si Sari…. Kamu tuh udah cantik lho An, tapi sayang cuek urusan penampilan.”
Dibanding-bandingkan dengan orang lain itu salah satu hal yang paling menyesakkan. Kenapa pula harus ada orang-orang yang punya kebiasaan membandingkan? Kalau niatnya memberi saran, tata bahasa penyampainya bisa dibilang berkhianat dengan tujuannya sendiri.
Padahal keputusan kamu untuk tampil biasa, karena memang ingin orang tahu apa adanya dirimu. Bukan yang memaksakan diri bergemerlapan baju bermerk atau berlapiskan make up tebal. Kenapa sih nggak terima aja diri kamu yang apa adanya ini? 🙁
4. Temanmu lebih sering dilirik atau jadi perhatian karena penampilannya. Ya udah santai, kamu cuma ingin orang menilaimu bukan dari luarnya saja.
Cowok A: “Eh, tuh cewek arah jam 9 keren banget deh!”
Cowok B: “yang mana sih? Yang pakai kemeja kaos sama rok sepan? Orang jadul gitu gayanya!”
Cowok A: “Bukan yang itu mah biasa aja, yang itu teman di sampingnya?”
Bukan cuma komentar seperti itu. Tapi, dengan mata kepala sendiri kamu sering banget ngelihat, setiap orang yang kalian lewati pasti melirik ke arah teman kamu aja. Kamu? Palingan dianggap serpihan debu sama mereka.
Alih-alih pusing memikirkan hal semacam itu, ya udah lah dibawa santai aja. Toh kamu juga nggak berminat dinilai dari segi penampilan. Buatmu jauh lebih baik dinilai dari apa yang ada di dalam dirimu. Ya, meski nggak semua orang tahu dan bisa melakukan penilaian seperti itu.
5. Meski penampilanmu kasual-kasual saja, bukan berarti pengetahuanmu tentang fashion jauh dari teman-temanmu kok.
“Nis, kamu tahu nggak sih celana kulot yang lagi trend sekarang?”
Penampilan kamu emang biasa aja, tapi bukan berarti pengetahuan fashionmu dangkal. Kamu masih tahu mana celana kulot mana – celana high waist, mana blouse – mana kemeja, mana bahan satin – mana bahan katun, atau mana lipstik mate – mana lisptik nude.
Di sini, kadang kamu ngerasa sedih. Lagi-lagi tentang orang menilai dirimu. 🙁
6. Kamu dan temanmu bukan anak kembar yang penampilannya harus selalu terlihat sama. Makanya kamu memilih untuk tampil biasa saja.
“An, Dhan, kalian nggak mau sama-sama beli blouse itu? lucu loh modelnya.”
Bukan kamu nggak suka dengan model baju itu. Tapi, ya masa iya baju aja harus samaan. Kamu sama temanmu bukan anak kembar yang penampilannya harus terlihat sama. Anak kembar aja belum tentu punya gaya yang sama juga. Lagi pula belum tentu baju itu cocok buat kamu atau temanmu. Ya makanya, kamu memilih untuk tampil biasa aja, dan enggan ikut sana sini.
7. Kalaupun kamu ingin dandan dan tampil beda dari biasanya, itu murni karena keinginanmu. Bukan karena untuk menyeimbangkan diri dengan teman.
Kamu juga tahu diri kok untuk urusan penampilan atau dandanan. Untuk acara kondangan atau formal lainnya, kamu bisa saja dandan dan tampil beda. Dan keinginan itu murni dari dirimu sendiri, bukan karena ingin ikut teman atau menyeimbangkan diri dengan mereka.
Hati-hati aja, mereka bisa mendadak pangling saat melihat kamu berbeda dari biasanya. Cantikmu nggak bakal norak atau biasa, tapi bakal lebih ada gregetnya. Sebab, jarang-jarang orang lihat kamu dalam balutan riasan dan penampilan yang trendy.