Dosen dengan beragam karakter bisa kita temui di bangku perkuliahan, mulai dari yang baik hati dan gemar memberikan nilai tinggi hingga mereka yang pelit nilai atau berwatak keras. Tak jarang, dosen-dosen judes atau yang biasa dijuluki “dosen killer” pun membuat kita malas-malasan untuk mengikuti perkuliahan atau mengerjakan tugas darinya.
Apakah kamu pernah atau tengah merasakan hal yang sama? Tidakkah karakter keras dosen membuatmu malas mempelajari mata kuliah yang diajarkannya, atau bahkan sekadar bertemu dengannya? Jika hal itu yang kamu rasakan, poin-poin di artikel Hipwee kali ini mungkin bisa jadi suntikan semangat bagimu!
ADVERTISEMENTS
Berhadapan dengan dosen berwatak keras bukan berarti akhir dunia. Tiap kali rasa malas saat mengikuti kelas atau bimbingan dengannya tiba, ingatkan dirimu agar tak menyerah begitu saja
Kamu bisa mendengungkan di telinga bahwa mengikuti kelas dengan dosen judes sebagai pengajarnya merupakan hal yang sifatnya sementara. Ya, kamu hanya akan bertemu dengan beliau selama beberapa semester dan bukan seumur hidupmu. Dan bukankah berarti ini hanya merupakan fase kecil di hidupmu yang nantinya pasti akan terlewati?
Kamu bisa meyakinkan dirimu bahwa kegigihanmu semata-mata demi kepentingan masa depanmu juga. Supaya bisa semakin bersemangat, ingatlah segala perjuangan yang sudah kamu lewati dan betapa selangkah lagi kamu bisa meraih cita-citamu. Alih-alih merapal keluhan, lebih baik jika kamu bersyukur karena masih bisa merasakan bangku kuliah. Anggap saja mereka adalah tantangan sederhana yang harus kamu taklukkan demi tergapainya mimpimu di masa depan.
ADVERTISEMENTS
Kritik atau komentar pedas darinya bisa jadi membuatmu sakit hati. Tapi, kuatkan dirimu sendiri dan jadikan kata-katanya sebagai motivasi
Memang, dosen yang berwatak keras terkadang gemar melontarkan kata-kata yang terkadang pedas didengar. Untuk meminimalisir hal itu, kamu bisa meyakinkan dirimu sendiri untuk tidak memasukkan setiap perkataan beliau ke dalam hati. Bahkan, kamu juga bisa mengubah setiap perkataan pedas beliau sebagai pelecutmu untuk terus melaju ke depan.
Kamu juga bisa meyakinkan diri bahwa kritik atau komentar pedas beliau hanyalah bentuk rasa peduli kepadamu. Jika dosenmu tidak peduli dan masa bodoh, beliau tentunya tidak akan membuang tenaganya untuk memberi wejangan padamu. Ya, anggap saja itu semua demi kebaikanmu sendiri di masa depan nanti.
ADVERTISEMENTS
Sekalipun harus terseok-seok mengalahkan rasa malas dalam diri sendiri, kelak kamu pun akan menyadari – suasana kelas yang suntuk dan tugas-tugas yang menumpuk justru menjadikan mentalmu kian terbentuk
Kamu pasti memiliki segudang alasan yang bisa dipakai jika ingin membolos kelas beliau. Dari mulai suasana kelas yang menjemukan hingga tugas yang sulit nan selalu datang tanpa henti. Namun, tahukah kamu, justru di sini mentalmu akan terbentuk dengan sendirinya. Kamu ditempa menjadi manusia yang lebih tangguh dari sebelumnya. Bahkan, kedisiplinan yang beliau terapkan pasti akan berguna untukmu di suatu saat nanti.
Kamu patut berterimakasih karena mentalmu bisa jadi terbentuk semakin kuat secara cuma-cuma. Dan, bukankah hal ini merupakan hal yang patut disyukuri daripada diratapi?
ADVERTISEMENTS
Sadarilah kamu tidak sedang “menderita” sendirian. Kamu punya teman-teman seperjuangan yang bisa diajak berbagi keluh kesah dan beban
Kamu tidak perlu cemas lagi setiap mengikuti kelas beliau. Di kelas masih ada kawan-kawanmu yang juga mengalami hal yang sama. Mereka juga bisa diajak berbagi beban. Kamu juga bisa melepas penat dengan sesekali menghabiskan waktu dengan mereka. Percayalah, kamu bisa melihat segala sesuatunya dari segala sudut pandang.
Kamu selalu punya pilihan untuk melihat berbagai hal dari kacamata yang positif. Karena cara inilah yang membuat hari-harimu terasa lebih ringan dan kamu pun tetap bisa semangat walaupun harus menjalani perkuliahan dengan dosen berwatak keras.
ADVERTISEMENTS
Sebagai mahasiswa, kita sepatutnya bisa menerima karakter dan watak kerasnya. Bagaimana pun, beliaulah yang kelak akan membantumu meraih gelar sarjana
Bagaimana pun, dosen layaknya manusia biasa yang tidak sempurna dan tak luput dari cela. Ya, mereka juga sama seperti kita yang memiliki beban hidup dan permasalah sendiri. Kamu tidak tahu perjalanan hidup apa saja yang telah mereka lalui hingga mereka menjadi seperti sekarang ini. Tidak sepatutnya kita mencela atau sibuk mengkritik karakter mereka.
Bukankah sebagai seorang pengajar, mereka pun pantas kita sebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa? Mereka pulalah yang berjasa lantaran berbagi ilmu dan memperluas wawasanmu. Disadari atau tidak beliau jugalah yang akan membantumu meraih gelar sarjana nantinya.
Setelah ini, bukankah waktumu tidak lagi perlu dihabiskan untuk meratapi keadaan? Sekalipun harus menghadapi dosen yang berwatak keras, sepatutnya kamu bisa tetap semangat menjalani perkuliahan. Yakinlah bahwa apa yang beliau lakukan semata-mata demi menjadikanmu manusia yang berhasil di masa depan.