Beberapa waktu yang lalu penonton Youtube dibuat tercengang oleh sebuah video berdurasi kurang lebih 1,5 menit tentang seorang anak yang mengungkapkan kegelisahannya terhadap kondisi lingkungan. Dalam video itu, Henry Marr, seorang anak berusia 6 tahun dari Amerika menangis atas kondisi planet bumi. Video itu diambil dalam mobil oleh ibunya, kemudian diupload ke Facebook, yang kemudian menjadi viral.
Video yang diberi judul Henry The Emotional Enviromentalist itu memang hanya mengungkapkan kesedihan seorang anak setelah menonton film tentang burung yang makan sampah di sekolahnya. Tapi kegelisahan hati Henry seharusnya menjadi tamparan untuk kita semua, karena sedikit atau banyak, kita pasti menyumbang pada proses degradasi alam.
ADVERTISEMENTS
1. Henry bilang planet ini akan hancur, karena manusia terlalu kejam memperlakukannya
“The planet is just going to be wrecked. People are just being rude to it…”
(Planet ini akan segera hancur. Orang-orang bersikap kejam kepadanya…”)
Sudah berapa lama kita tinggal di bumi ini jelas tidak sebanding seberapa tua bumi itu sendiri. Henry menyoroti perbuatan manusia yang mengancam kondisi alam. Mulai dari penebangan hutan besar-besaran, pengubahan hutan menjadi jalanan dan bangunan-bangunan tinggi pencakar langit, termasuk membuang sampah tidak pada tempatnya. Bumi yang dulu hijau, kini tidak lagi. Bumi yang dulu ramah kehidupan, kini tidak lagi. Dan menurut Henry, manusia, pastinya punya andil untuk itu semua.
ADVERTISEMENTS
2. Tak hanya pada alam, menurut Henry perlakuan manusia terhadap hewan juga begitu semena-mena
Henry begitu tersentuh ketika melihat burung makan sampah, juga banyak hewan yang menderita akibat perbuatan manusia. Kita tentu belum lupa tentang isu tentang bayi lumba-lumba yang dikonsumsi secara besar-besaran di Jepang beberapa waktu yang lalu. Juga isu tentang proses penyembelihan sapi gelonggongan yang begitu kejam, mereka dipaksa minum banyak air agar masa dagingnya bertambah. Baru-baru ini juga muncul berita tentang 13 paus sperma yang mati dengan perut berisi sampah plastik.
Manusia dengan congkaknya menguasai bumi, dan kita lupa bahwa hewan serta tumbuhan punya hak yang sama pula untuk hidup dan bertahan. Sama seperti kita yang berhak untuk tinggal di rumah sendiri, hewan-hewan harusnya juga berhak untuk tinggal di hutannya. Sama seperti kita yang meminta hak hidup yang sama karena sesama makhluk Tuhan, hewan dan tumbuhan juga memiliki hak yang sama.
ADVERTISEMENTS
3. Seringnya kita hanya berpikir untuk saat ini dan melupakan risiko nanti. Karena itulah Henry bilang kita ini adalah orang-orang yang bodoh
“They need to think about what they are doing to the planet and what they are doing to animals.”
(Mereka perlu berpikir tentang apa yang mereka lakukan kepada planet ini dan apa yang mereka lakukan kepada hewan-hewan.)
Bila kita hanya memikirkan pada apa yang terjadi saat ini, kita tidak akan tahu bahwa menebang pohon sembarangan bisa menyebabkan bencana alam. Membuang sampah sembarangan bisa menyebabkan banjir dan lingkungan yang kotor dan buruk. Berlaku semena-mena pada hewan dan tumbuhan akan menggoyang keseimbangan ekosistem di bumi. Dan bila sudah begini, kita sendiri yang rugi. Tapi kita mana pernah peduli. Kalau banjir sudah menyerang, dan lingkungan yang buruk karena sampah di mana-mana, kita akan ramai-ramai menyalahkan pemerintah 🙁
ADVERTISEMENTS
4. Henry berharap segera menjadi dewasa supaya bisa berjuang melawan itu semua. Sungguh tekad yang mengharukan dari anak usia 6 tahun
“I just don’t want the animals to die… I wish I was an adult right now…”
(Aku hanya tidak ingin hewan-hewan mati… Aku berharap saat ini aku adalah orang dewasa…”)
Di tengah tangisan keputusasaannya, Henry berharap dirinya menjadi orang dewasa saat ini. Dengan begitu, dia bisa berjuang melawan mereka semua dan menyelamatkan planet bumi. Sangat mengharukan ketika melihat seorang anak berusia 6 tahun memiliki pikiran seperti itu. Pikiran untuk berhenti memikirkan kebutuhan manusia sendiri dan mulai memikirkan kondisi alam.
ADVERTISEMENTS
5. Kita mencerca tentang penebangan liar, tapi kita sering enggan untuk menyimpan dahulu sampah di kantong sampai menemukan tempatnya
Setelah Henry memarahi kita semua, ada baiknya kita memang bertanya-tanya apa yang sudah kita lakukan pada bumi ini. Apa yang sudah kita berikan kepada bumi yang memberi kita kehidupan setiap hari. Terkadang kita melihat semut di seberang lautan tapi gajah di pelupuk mata pun tak tampak. Beramai-ramai kita menghujat pelaku penebangan liar di hutan, rutin membuat kultwit di media sosial, dan ramai-ramai membuat petisi, tapi apakah kita sudah bisa menyimpan dulu sampah di kantong sampai menemukan tempat sampah? Apa kita sudah bisa menahan diri untuk tidak buang sampah sembarangan dari dalam mobil? Nah.
ADVERTISEMENTS
6. Meski solusinya terkesan begitu naif dan polos, setidaknya Henry berniat untuk berjuang. Ia mulai berpatroli menjaga lingkungan sekitarnya
Dalam video itu, Henry mengungkapkan niatnya untuk mencegah orang-orang berbuat buruk kepada alam dengan berteriak kepada mereka. Berteriak tepat di telinganya. Sekarang, Henry mulai berpatroli di lingkungan tempat tinggalnya, memunguti sampah, dan meniupkan peluit kepada orang-orang yang buang sampah sembarangan.
“I’m going to try to get the whole United States to clean the planet”
(Aku akan mencoba membuat seluruh warga Amerika membersihkan planet ini)
Sekilas solusi itu terkesan naif karena kita tahu bahwa di dunia nyata kasusnya tidak sesederhana itu. Tapi apalah yang bisa dipikirkan oleh anak 6 tahun? Bukankah lebih baik Henry daripada kita yang sering pura-pura semuanya baik-baik saja dan tidak ada masalah di dunia?
7. Beruntunglah Henry, yang telah menjadi “manusia” sejak usia masih belia. Kita yang dewasa, perlu banyak belajar darinya
Manusia memang dibekali akal dan pikiran sehingga memiliki kapasitas lebih untuk memanfaatkan alam raya. Tapi manusia juga dibekali dengan hati nurani, yang seharusnya bisa membuat bijak terhadap alam dan hewan. Tapi dengan kondisi dunia, terserap oleh berbagai kebutuhan, manusia semakin meninggalkan sisi manusianya. Mungkin Henry dengan hatinya yang lembut dan mudah tersentuh justru lebih beruntung dari kita.
Selain menggugah banyak orang dengan videonya, Henry konon juga sudah mulai membentuk komunitas dan mulai patroli di daerah Little Mountain untuk mencegah orang-orang berbuat kejam kepada alam, seperti apa yang dia katakan dalam video. Selain itu, menurut Ibunya, Henry juga mulai mengambil sampah apapun yang dia temukan di jalan untuk dibuang ke tempat yang seharusnya. Keberadaan Henry selayaknya menjadi angin segar sekaligus tamparan untuk kita semua. Beruntung, karena kita masih memiliki sosok Henry yang begitu memikirkan lingkungan. Tertampar, karena Henry yang baru 6 tahun sudah punya tekad sedemikian besar.
Perubahan memang tidak bisa langsung besar-besaran. Tapi kalau tidak dimulai dari hal-hal kecil dan diri sendiri, kapan perubahan bisa terjadi? Walau bumi kita yang tua memang bisa menyembuhkan dirinya sendiri, sudah saatnya kita berhenti memikirkan diri sendiri. Henry yang masih kecil saja sudah bisa memulai, kita yang sudah dewasa pun bisa mendukung dan mengikuti jejaknya. Sepakat? 🙂