Kok kamu percaya sama orang urakan gitu sih?
Lho emangnya kenapa? Dia baik aslinya.
Masa sih, penampilannya aja seram gitu. Nggak meyakinkan!
Diam-diam kamu bertingkah seolah dirimu paling sempurna dan punya indra keenam. Sampai-sampai menilai seseorang semudah hanya melihat penampilannya saja. Berbincang atau kenalan face to face saja belum pernah. Tapi kamu sudah menganggap penampilan yang urakan, muka yang galak, atau sikap diamnya ini bentuk ketidakramahan.
Padahal mungkin saja garis wajahnya sudah dari lahir seperti itu, tegas, dan keras. Bisa jadi juga penampilannya ini justru melambangkan pemikirannya yang terbuka, atau sifatnya yang mudah beradaptasi. Dia pun diam bukan karena tak ramah, mungkin saja dia introvert atau ambivert yang pemalu.
Bukankah yang berpenampilan necis atau klimis pun tak memberi jaminan dia orang baik? Sebelum kamu jadi orang paling egois karena asal menilai dan meremehkan orang dari penampakan luar atau kabar-kabar burung yang tak jelas. Coba deh pikirkan dengan matang lagi hal-hal yang Hipwee Motivasi uraikan di artikel kali ini.
ADVERTISEMENTS
1. Penampilan bukan ukuran pasti orang itu baik atau tidak, kamu sudah yakin penampilanmu paling layak?
Di luar sana sudah cukup banyak orang yang tertipu dengan penampilan. Apa iya kamu mau jadi orang yang selanjutnya? Sebenarnya tak ada yang salah dengan berhati-hati mengenal seseorang. Tapi kamu tak bisa menyamaratakan baik atau buruknya seseorang dari penampilannya saja. Belum tentu yang urakan itu seorang preman atau penjahat. Belum tentu juga yang rapi, wangi, dan bersih penampilannya itu orang yang beradab dan bisa dipercaya.
Bagaimana juga dengan penampilanmu sendiri? Apakah sudah sangat layak dan lebih baik dari mereka? Buktinya saja kamu yang penampilannya baik, tapi cara pemikirannya masih kurang cakap. Jangan pikir sikapmu yang meremehkan ini tak berpengaruh dengan pribadimu sendiri di pandangan orang lain.
ADVERTISEMENTS
2. Kamu tak punya kekurangan? Sampai-sampai berani memandang orang lain sebelah mata
Mukannya dia ‘kan biasa aja, kok bisa-bisanya malah jadi kandidat Duta Budaya. Cantikan juga aku!
Terlalu congkak kalau kamu menganggap penampilan itu penentuan posisi dalam lingkungan sosial. Kamu menganggap dia yang kurang menarik harusnya tak layak menjadi orang yang lebih penting dari dirimu. Padahal tanpa pernah kamu tahu orang yang sedang kamu pandang sebelah mata itu, punya karakter dan keterampilan yang jauh lebih baik dari dirimu.
Parasmu boleh elok, tapi kalau cara pemikiranmu sesempit ini, bagaimana bisa inner beauty-mu terpancar? Kamu sendiri punya kekurangan yang tak dirimu sadari. Sebab orang memang lebih sering menyadari kelebihan dirinya saja. Atau bisa jadi kamu sadar dengan kekuranganmu, tapi dirimu berusaha menampiknya.
ADVERTISEMENTS
3. Coba pikir-pikir lagi, mungkin ada yang salah sama hatimu. Kalau selalu menilai orang dari luarnya
Jangan sampai kamu tak sadar dengan penyakit yang menyerang hatimu. Bukan penyakit dalam bentuk fisik. Tapi penyakit yang diam-diam menggerogoti jiwamu. Sebab kamu terlalu sering dan mudah menilai seseorang dari luarnya saja. Bahkan hanya melihat serta mengenalnya sekilas, kamu langsung tak suka dengan sosoknya. Sementara ketidaksukaanmu ke dia ini bukan berarti ada yang salah dari dirinya. Bisa jadi justru kamu yang ada apa-apanya.
Coba lihat lagi ke dalam dirimu, barangkali ada yang salah dengan hatimu?
ADVERTISEMENTS
4. Apa untungnya meremehkan orang untuk dirimu? Yang ada hanya buang-buang waktu dan pikiranmu
Kenapa harus repot menilai dan meremehkan orang lain yang kamu sendiri belum terlalu mengenalnya? Bukankah waktu dan pikiranmu terbuang tanpa alasan yang spesifik. Satu detikmu meremehkan dia bisa jadi akan lebih berarti jika kamu gunakan untuk memikirkan dirimu sendiri, entah urusan percintaanmu atau pekerjaanmu. Lebih bak lagi kalau menit-menit yang lainnya kamu pakai untuk berbuat baik ke orang. Karena memang meremehkan orang tak memberi untung apa-apa ke dirimu!
ADVERTISEMENTS
5. Nggak ada orang yang ingin diremehkan, termasuk dirimu sendiri tentunya
Kadang untuk berpikir secara bijak, kamu harus memposisikan keadaan yang ada untuk dirimu sendiri. Salah satunya saat kamu meremehkan orang lain. Coba pikirkan kalau orang yang diremehkan itu dirimu sendiri. Rasa-rasa sedih, kesal, dan tak terima pasti akan kamu rasakan. Sebab kamu sendiri selalu berharap orang bisa menilaimu secara bijak, apalagi sampai merendahkanmu. Dan semua orang pun sama sepertimu, tak ada yang pernah berharap diremehkan oleh orang.
ADVERTISEMENTS
6. Karena kamu sendiri tak pernah tahu dengan apa yang sedang diperjuangkan olehnya
Jangan jadi orang yang sok tahu. Merasa kamu tahu semua tentang dia dari melihat atau mendengar sekilas saja. Padahal kamu sendiri tak pernah tahu bagaimana orang itu berjuang untuk dirinya, keluarganya dan semua orang di sekelilingnya. Bisa jadi juga penilaianmu yang meremehkan menjelma beban yang lebih menyulitkan perjuangannya.
Sudahlah, tak perlu meremehkan. Dan kamu pun harusnya lebih berhati-hati menggunakan pikiranmu untuk menilai seseorang. Jangan sampai membuatmu jadi sosok yang egois dan congkak, karena sikapmu sendiri.