Pernahkah kamu mendengar cerita tentang Mbah Jum, nenek penjual sayur di Malang yang beberapa waktu lalu tertangkap kamera netizen sedang memasukkan uang ke kotak sumbangan? Sehari-hari Mbah Jum mengumpulkan sayuran liar dan menjualnya di pasar. Pendapatannya mungkin tak lebih dari 30.000 perhari, tapi Mbah Jum selalu menyisihkan uangnya untuk mengisi kotak sumbangan di pojok pasar Pujon, Malang.
“Duh, bulan ini harus beli sepatu, tas, dan baju buat kerja. Belum lagi harus benerin laptop. Harus beli tiket mudik lebaran pula.”
Banyaknya kebutuhan yang harus kamu penuhi dan pendapatan yang serba pas-pasan memang alasan yang logis untuk ragu bersedekah. Kamu saja belum kecukupan, kenapa haru memikirkan yang lain? Tapi setelah kamu baca alasan-alasan di bawah ini, semoga kamu tahu bahwa pendapatan pas-pasan bukan alasan untuk bersedekah.
ADVERTISEMENTS
1. Dengan gaji yang pas-pasan harusnya kamu tahu bagaimana rasanya ‘kekurangan’. Tidakkah kamu ingin membantu mereka yang tak bisa makan?
Punya gaji pas-pasan memang serba salah. Kamu ingin ini dan itu seringnya tidak kesampaian karena tertutup oleh kebutuhan lainnya. Makan seadanya, jalan-jalan pun harus ditunda sampai nanti ada uang lebih. Dengan gaji pas-pasan itu, mungkin kamu tahu bagaimana rasanya hidup dalam kekurangan. Bukankah tidak enak kalau kita menginginkan sesuatu tapi tidak bisa meraihnya karena tidak ada uang? Sekarang, apakah kamu tidak ingin membantu mereka-mereka yang lebih tidak beruntung daripadamu, yang ingin makan tapi tidak bisa karena tidak ada yang dimakan?
ADVERTISEMENTS
2. Toh sedekah tidak harus berjuta-juta. Kalau menunggu kaya, kapan kamu akan melakukannya?
Kamu beralasan bahwa sedekahnya nanti saja, karena sekarang kamu sendiri masih serba kurang. Kalau kamu sudah berkecukupan dan tidak ada lagi kebutuhan yang menanti dipenuhi, barulah kamu akan bersedekah sebanyak-banyaknya. Tapi kamu lupa, masa depan kita tidak pernah terbaca. Sebagai manusia kita memang harus optimis dan berusaha untuk menjadi orang kaya. Tapi kalau menunggu saat itu tiba, kapan kira-kira kamu akan mulai melakukannya? Bisa setahun lagi, dua tahun, sepuluh tahun, atau bahkan tidak pernah. Kamu lupa bahwa sedekah tidak harus berjuta-juta. Tidak harus membangun sekolahan atau memberikan sumbangan sembako ratusan ton. Seribu atau dua ribumu saja sudah cukup bisa menolong.
ADVERTISEMENTS
3. Naluri alamiah manusia adalah tidak pernah puas. Bahkan meskipun nanti gajimu sudah puluhan juta, bisa saja kamu masih merasa kekurangan
Kamu mungkin juga lupa bahwa naluri kita sebagai manusia adalah tidak pernah puas. Saat ini dengan gajimu yang kecil kamu merasa pas-pasan. Seiring berjalannya waktu, saat gajimu sudah semakin tinggi, belum pasti juga kamu akan merasa berkecukupan. Seiring pendapatan yang meningkat kebutuhan dan keinginan kita juga akan meningkat. Semakin banyak uang yang kamu punya, semakin banyak yang kamu inginkan. Jadi bila menunggu sampai kamu tidak kekurangan lagi dan semua keinginanmu terpenuhi baru bersedekah, mungkin kamu memang tidak akan pernah melakukannya.
ADVERTISEMENTS
4. Kamu merasa sayang untuk sedekah ketika uangmu masih sedikit? Percayalah, semakin banyak uangmu nanti, semakin kamu sayang untuk mengeluarkannya
Baiklah, kamu merasa berat mengeluarkan uang untuk sedekah karena kamu merasa uang itu lebih baik ditabung atau memenuhi kebutuhan lainnya yang masih antre. Kamu berusaha pelit pada diri sendiri supaya untuk belajar hidup hemat dan demi masa depan yang lebih baik. Kamu juga berpikir bahwa nanti kalau uangmu sudah banyak, toh kamu tidak akan ragu-ragu lagi untuk mengeluarkan uang bersedekah. Belum tentu. Bisa jadi semakin banyak uang yang kamu punya, semakin sayang kamu mengeluarkannya untuk bersedekah, karena kamu lebih suka menyimpannya untuk dirimu sendiri.
ADVERTISEMENTS
5. Bersedekah meski gaji pas-pasan akan membuatmu belajar berbagi dalam kekurangan. Kamu juga akan jadi terampil mengelola keuangan
Kita hidup di dunia ini tidak sendirian. Kita juga tidak tahu apa yang terjadi di masa depan. Ketika membiasakan diri untuk bersedekah meski pendapatan masih pas-pasan, sebenarnya kamu sedang menempa hidupmu menjadi sosok yang lebih tegar. Dari sana kamu bisa belajar banyak hal, seperti berbagi dalam kekurangan. Kamu juga bisa belajar bagaimana cara mengatur keuanganmu, supaya dengan gajimu yang pas-pasan itu, kamu masih tetap bisa membantu mereka-mereka yang membutuhkan.
ADVERTISEMENTS
6. Jangan merasa sedekahmu tidak berarti apa-apa karena hanya sedikit nilainya. Kamu tak tahu seberapa seberapa besar seribu atau dua ribu bagi mereka yang membutuhkan
Apakah selama ini kamu enggan bersedekah karena merasa apa yang bisa kamu berikan tetap tidak bisa mengubah keadaan? Bisa untuk apa uang seribu atau dua ribu? Nasi putihpun tak cukup. Mereka tetap miskin dan kekurangan. Bukankah besok mereka juga belum tahu mau makan apa? Kalau ada yang harus membantu pastinya orang-orang kaya itu, yang bisa memberikan banyak uang. Jangan meremehkan seribu atau dua ribu yang kamu berikan. Karena mungkin uang yang tidak seberapa itu, menjadi penyelamat bagi mereka-mereka yang sekarat tidak bisa makan.
7. Seribu atau dua ribu untuk orang yang membutuhkan tidak akan membuatmu jatuh miskin, seribu atau dua ribu yang kamu simpan tidak akan membuatmu lebih kaya
Ironisnya, kamu merasa masih miskin saat dihadapkan pada kotak sumbangan, tapi kamu bisa menghabiskan uang berjuta-juta untuk membeli tas atau sepatu. Kamu menawar mati-matian harga barang di penjual kakilima, tapi kamu bisa saja membeli barang di mall yang harganya lima kali lipat. Memang benar bahwa saat ini gajimu masih pas-pasan, tapi mengeluarkan seribu sampai lima ribu uangmu untuk mereka yang membutuhkan, tidak akan membuatmu lebih miskin dari yang sebelum-sebelumnya bukan?
Bersedekah tidak harus berjuta-juta nilainya. Berapapun yang kamu mampu dan kamu punya, bisa sangat berarti bagi orang yang membutuhkan. Bila Mbah Jum yang penghasilannya tidak berjuta-juta perbulan saja bisa, kenapa kita tidak bisa?